PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Untuk mengutamakan keselamatan jamaah haji di tengah pandemi Covid-19, pemerintah membatalkan keberangkatan jamaah haji pada penyelenggaraan ibadah haji 1441 H/2020 M. Hal ini mendapat dukungan dari berbagai agen travel penyelenggara haji dan umrah.
Nursa Tour & Travel misalnya. Sebagai salah satu penyelenggara haji dan umrah, agen travel tersebut menyetujui kebijakan pembatalan ibadah haji tahun 2020 oleh Kementerian Agama Republik Indonesia.
"Saya setuju tahun ini haji ditunda mengingat persiapan Indonesia untuk menyelenggarakan haji di tengah pandemi Covid-19 terbatas," kata CEO PT Nursa Tour & Travel Ikbal Sayuti, Rabu (3/6).
Ditambahkannya, persiapan yang dimaksud adalah terkait protokol kesehatan dalam penyelenggaraan ibadah haji yang sulit untuk dilaksanakan.
"Dengan berkumpulnya manusia yang sangat besar dalam waktu dan tempat yang sama, mustahil bisa menerapkan social distancing, apalagi physical distancing," katanya.
Sebagaimana diketahui, ibadah haji tahun 2019 diikuti oleh hampir 2,5 juta jamaah haji. Jumlah jamaah sebesar ini dalam waktu dan tempat yang bersamaan akan sangat sulit untuk menerapkan protokol kesehatan standar Covid-19.
Sementara itu, Direktur Utama PT Cahaya Hati Wisata Religi Oktri juga mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan, keputusan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) adalah pilihan yang tepat.
"Wabah ini sangat luar biasa dampaknya, hal ini juga pernah terjadi pada masa Umar bin Khattab," tuturnya.
Oktri mengungkapkan, andaikan keberangkatan haji tidak dibatalkan, selain kesehatan yang terancam, jamaah haji juga akan menanggung biaya yang lebih besar daripada seharusnya. “Tujuan pemerintah ini bagus agar masyarakat tidak waswas. Kalau tetap berangkat, biaya akan semakin bertambah, seperti untuk test swab atau rapid. Kalau sebelumnya kan hanya meningitis,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Oktri juga menyebutkan, jika jamaah haji tetap berangkat, maka hanya akan menghabiskan waktu untuk karantina, dan tidak bisa melaksanakan ibadah haji sesuai dengan waktunya.
"Belum lagi sampai Madinah harus karantina dulu 14 hari, berangkat ke Makkah, waktunya nggak pas. Nanti pulang karantina lagi. Lebih banyak waktu habis karantina," tegasnya.
Menurut Oktri, biaya penerbangan juga akan bertambah karena di tengah pandemi ini, maskapai membatasi jumlah penumpang, sehingga isi pesawat hanya separuh dari biasanya. Hal ini bisa membuat harga tiket menjadi mahal.
"Saya mendukung langkah pembatalan haji tahun ini. Jadi jamaah haji tahun 2020 bisa diberangkatkan tahun depan. Untuk Cahaya Hati sendiri ada 15 jamaah haji furoda yang seharusnya berangkat tahun ini. Setiap kejadian pasti ada hikmahnya, mungkin ini yang terbaik," ujarnya.(a)