JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 akan berada di bawah empat persen dari produk domestik bruto (PDB), yakni 3,92 persen. Dengan begitu, realisasi defisit tahun ini diperkirakan sebesar Rp732,2 triliun atau menurun dari tahun lalu yang sebesar Rp 775 triliun.
“Besaran defisit anggaran akan turun lebih dalam lagi dari yang tadinya telah kami sampaikan sebesar 4,85 persen PDB di APBN dan turun ke 4,5 persen PDB dalam Perpres,” ungkap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat RI di Jakarta, Jumat (1/7).
Ia menilai defisit yang sangat turun tersebut menggambarkan APBN menjadi relatif lebih sehat dan kuat. Hal ini sesuai dengan strategi menghadapi kondisi yang sedang volatile, terutama di sektor keuangan karena adanya inflasi global dan kenaikan suku bunga.
Perkiraan defisit anggaran tersebut terjadi karena adanya proyeksi belanja negara sebesar Rp 3.169,1 triliun, masih lebih besar dibandingkan dengan pendapatan negara yang diproyeksikan Rp 2.436,9 triliun.
Kendati demikian, Sri Mulyani menyebutkan perkiraan belanja negara tersebut cukup baik lantaran berhasil tumbuh 13,7 persen dibandingkan dengan tahun lalu (year-on-year/yoy). Belanja ini terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp 2.370 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 799,1 triliun.
“Belanja negara ini adalah untuk memberikan selimut atau bantalan guna melindungi masyarakat kita dari guncangan,” tambahnya. Tak hanya belanja negara, ia mengungkapkan pendapatan negara juga berhasil tumbuh signifikan yakni 21,2 persen (yoy).
Pendapatan negara meliputi penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.924,9 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp510,9 triliun. Sementara itu, keseimbangan primer diperkirakan mencapai negatif Rp328,4 triliun pada akhir tahun ini.(jpg)