TERKENDALI, DIDUKUNG MUSIM PANEN

Inflasi Idulfitri Lebih Landai

Ekonomi-Bisnis | Rabu, 03 Mei 2023 - 11:09 WIB

Inflasi Idulfitri Lebih Landai
Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi didampingi Penanggungjawab Kegiatan Fungsi Statistik Distribusi Provinsi Riau, Fitri Hariyanti saat menyampaikan rilis inflasi Riau di Aula Kantor BPS Riau, Selasa (2/5/2023). (SITI AZURA/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU DAN JAKARTA (RIAUPOS.CO) - IDULFITRI 1444 Hijriah atau 2023 yang jatuh pada April mengerek inflasi pada bulan tersebut. Namun, inflasi pada periode Idulfitri itu lebih rendah jika dibandingkan dengan Idulfitri tahun lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi April 2023 mencapai 0,33 persen month-to-month (mtm). Naik jika dibandingkan dengan Maret 2023 yang mencapai 0,18 persen. "Jika dilihat berdasar kelompok pengeluaran, seluruhnya mengalami inflasi pada April. Kecuali pada kelompok pengeluaran informasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Terjadi deflasi 0,02 persen. Ini kecil andilnya pada inflasi," papar Kepala BPS Margo Yuwono di Jakarta, Selasa (2/5).


Dia melanjutkan, berdasar kelompok pengeluaran, penyumbang terbesar adalah kelompok transportasi dengan inflasi 0,84 persen. Andilnya sebesar 0,11 persen terhadap inflasi April.

Berdasar komoditas, salah satu penyebab inflasi April mencapai 0,33 persen adalah angkutan udara dengan andil 0,06 persen. Diikuti angkutan antarkota 0,03 persen dan emas perhiasan 0,02 persen. "Kemudian, daging ayam ras, beras, dan rokok keretek filter juga memberikan andil," kata Margo.

Margo menjelaskan, momen Idulfitri jatuh pada April 2023. Secara historis, momen hari raya keagamaan memberikan pengaruh pada peningkatan permintaan barang dan jasa serta perubahan harga di tingkat konsumen.

BPS memberikan tinjauan khusus perkembangan inflasi pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Margo mengungkapkan, inflasi pada Ramadan dan Idulfitri 2023 relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan momen Idulfitri 2022. Tingkat inflasi periode Ramadan dan Idulfitri tahun lalu yang jatuh pada Mei mencapai 0,40 persen akibat beberapa faktor. Di antaranya, pasokan komoditas hortikultura yang relatif terjaga serta ditopang aktivitas panen sepanjang Maret–April. "Deflasi cabai merah dan cabai rawit meredam tingkat inflasi umum," terang Margo.

Kemudian, andil inflasi beberapa komoditas pangan yang relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan momen Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.

Dilihat berdasar wilayah, dari 90 kota IHK (indeks harga konsumen), 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi. ”Di antara 77 kota itu, ada 32 kota IHK yang inflasinya lebih tinggi daripada inflasi nasional. Inflasi di 45 kota lainnya masih lebih rendah ketimbang nasional,” ungkapnya.Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,44 persen. Sementara itu, deflasi terdalam di Meulaboh sebesar 0,70 persen.

Angkutan Udara Andil Terbesar Inflasi Riau
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat adanya terjadinya inflasi di bulan ke bulan (April 203 terhadap Maret 2023) sebesar -0,02 persen. Hal itu diungkap oleh Kepala BPS Provinsi Riau Asep Riyadi saat rilis di Kantor BPS Riau, Selasa (2/5).

Ia menjelaskan ada beberapa komoditas yang memiliki andil dalam terjadinya inflasi bulan ke bulan ini. Adapun komoditas dengan andil terbesar menyumbang inflasi ialah angkutan udara, yakni sebesar 0,11 persen. Disusul dengan angkutan darat, telur ayam ras, emas perhiasan, rokok kretek filter dan perbaikan ringan kendaraan.

Menurutnya, fenomena ini terjadi karena bulan April bertepatan dengan periode Ramadan dan mudik lebaran. "Ini dipengaruhi karena periode Ramadan dan libur Idulfitri. Terjadi kenaikan harga pada beberapa komoditas tersebut yang menyebabkan terjadinya inflasi," terang Asep Riyadi didampingi Penanggungjawab Kegiatan Fungsi Statistik Distribusi Provinsi Riau Fitri Hariyanti.

Sementara itu, cabai merah, menyumbang deflasi bulan ke bulan terbesar di tiga kota di Provinsi Riau. Tercatat, cabai merah memiliki andil  -0,36 persen. Di susul dengan cabai rawit, ikan tongkol dan lainnya.

Fenomena tersebut terjadi karena adanya penurunan harga yang signifikan pada komoditas cabai merah di pasaran. Seperti pantauan Riau Pos beberapa waktu lalu, cabai merah kini diharga sekitar Rp15 ribuan per kilogramnya. Sebelumnya cabai merah dipasarkan Rp40 ribuan per kilogramnya.(dee/c14/fal/han/esi)

Laporan SITI AZURA-JPG, Pekanbaru dan Jakarta









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook