PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Penggunaan uang elektronik atau penerapan sistem pembayaran nontunai untuk parkir di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memasuki hari kedua, Ahad (2/2). PT Bank BRI Persero Tbk Kanwil Riau telah berhasil menjual sebanyak 1.200 unit kartu e-Money BRIZZI selama dua hari sejak diberlakukannya sistem elektronifikasi ini.
Kepala Bagian Retail Payment and Card BRI Kanwil Pekanbaru Wida Widiatirahayu mengatakan BRIZZI merupakan sebuah produk uang elektronik atau e-Money berbentuk kartu diterbitkan oleh BRI untuk melayani dan memproses transaksi digital. Sebagai sebuah produk e-Money, pengguna bisa menggunakan BRIZZI sebagai pengganti uang tunai untuk melayani transaksi pembayaran sehari-hari.
Seperti layaknya produk kartu e-Money lainnya, kartu BRIZZI dilengkapi teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang memungkinkan pengguna atau pemilik kartu untuk melakukan transaksi pembayaran dengan menempelkan kartu ke mesin pembaca dan transaksi bisa langsung diproses.
Selain itu, cara penggunaan kartu BRIZZI juga sangat mudah dengan jaminan transaksi aman karena tidak menggunakan uang tunai dan menggunakan enkripsi digital Radio Frequency Identification serta dapat dimiliki oleh siapapun tanpa harus memiliki rekening BRI.
Bahkan, BRIZZI digunakan untuk berbagai jenis pembayaran dan transaksi di tempat-tempat berlogo BRIZZI seperti pembayaran tol, pembayaran parkir di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru dan pembayaran SPBU, serta pembelanjaan toko retail dan wahana hiburan serta restoran.
"Cara mendapatkan kartu BRIZZI ini cukup mudah, salah satunya dapat dimiliki dari kantor cabang BRI terdekat. Khusus untuk di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, kami memiliki kantor kas di lantai 1 terminal kedatangan," ujarnya.
"Dapat juga dimiliki melalui minimarket seperti Indomaret atau Alfamart, atau sales representative BRIZZI di beberapa gerbang parkir di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru yang dijual seharga Rp30 ribu dengan saldo yang telah terisi sebesar Rp10 ribu. Selama dua hari ini, kami telah berhasil menjual sebanyak 1.200 unit BRIZZI dari target penjualan selama dua pekan yaitu sebanyak 10.000 unit BRIZZI," terangnya.
Masih Macet
Sementara itu, gerbang masuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru terpantau masih macet, Ahad (2/2). Ratusan kendaraan yang didominasi roda empat antre hingga ke tempat parkir mobil.
Manajer FHR Angkasa Pura 2 Pekanbaru Muhammad Alif Widodo mengatakan kondisi di hari kedua sejak pagi hingga siang terpantau masih macet meski tidak separah hari sebelumnya. Kemacetan parah terjadi ketika lewat pukul 12.00 WIB. "Kalau kami lihat hari ini (kemarin, red), pagi masih normal, mulai jam 12 ke atas mulai macet, tapi tak separah hari pertama," katanya.
Belajar dari hari pertama, Alif menuturkan pihaknya menambah jumlah petugas yang menjual kartu elektronik di pintu keluar. Jika pada hari pertama hanya BCA dan BRK yang berjualan di pintu keluar, di hari kedua BNI dan BRI turut berjualan di pintu keluar.
Selain itu setiap 30 menit sekali pihak bandara memberikan pengumuman kepada pengujung bandara yang berada di terminal agar menyiapkan uang elektronik sebelum keluar. "Sudah ada empat bank yang berjualan di pintu keluar, tinggal kita tunggu dari Mandiri. Selain di pintu keluar juga ada yang berjualan di dalam," jelasnya.
Alif menampik jika pihaknya terkesan terlalu terburu-buru dalam menerapkan sistem elektronifikasi ini. Ia mengatakan menurut kebijakan dari Bank Indonesia (BI), elektronifikasi harus serentak dilakukan agar konsisten. "Kalau setengah-setengah nanti tidak konsisten. Kemacetan di hari-hari pertama ini juga merupakan dari proses. Semoga kedepannya semakin lancar dan cepat," ungkapnya.
Untuk harga kartu uang elektronik. Setiap bank memiliki kebijakan tersendiri. Mulai dari Rp30 ribu sampai dengan Rp50 ribu. BRI, BNI dan BRK misalnya, menjual seharga Rp30 ribu dengan saldo Rp10 ribu. Sedangan BCA menjual kartu seharga Rp50 ribu dengan saldo Rp25 ribu.(das)
Laporan: PRAPTI DWI LESTARI dan MUJAWAROH ANNAFI