DUMAI (RIAUPOS.CO) - Lonjakan kasus Covid-19 di Kota Dumai berimbas pada tingkat ketersediaan alat bantu pernafasan tabung gas oksigen. Di beberapa pusat alat kesehatan dan apotek di Kota Dumai dikabarkan kehabisan stok. Kalaupun ada, harga yang ditawarkan cukup tinggi antara Rp5 hingga Rp6 juta.
Saking melonjaknya permintaan, harga pun ikut terkerek naik. Hal ini terungkap saat rapat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Gedung Hasan Ibrahim, Rabu (28/7) yang dipimpin Wali Kota Dumai.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai H Syaiful ketika dikonfrimasi tak menampik tentang kondisi yang terjadi tersebut. Untuk ketersediaan oksigen di RSUD terbilang aman, namun di pasaran masih belum tersedia karena tingginya permintaan masyarakat. Harga tabung oksigen berkapasitas 1 m³ dibanderol Rp1 juta sekarang telah dibandrol Rp5 juta.
"Bendanya (tabung oksigen, red) sekarang tak ada, makanya harga mengalami peningkatan signifikan," kata Syaiful.
"Ada kemungkinan naik, per-sekarang saja sudah naik hampir 2 kali lipat. Kalau stok oksigen banyak, namun tabung nya yang langka sehingga sulit melakukan pengisian ulang. Makanya kami berusaha agar persoalan ini segera bisa teratasi," katanya lagi.
Dia berharap, masyarakat tidak panik dan tidak perlu menyediakan oksigen di rumah nya masing-masing, terkecuali bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit yang memerlukan alat bantuan pernafasan seperti asma dan jantung.
Untuk mengatasi lonjakan penumpang pasien Covid-19 di Kota Dumai, pemerintah memaksimalkan seluruh Puskesmas se Kota Dumai. Tak hanya itu pelayanan rumah sakit Pertamina juga akan ditingkatkan untuk memberikan pelayanan pasien Covid-19.
Tidak hanya itu, pemerintah juga akan melakukan pinjam pakai kompleks karyawan chevron yang saat ini kosong untuk tempat isolasi pasien Covid.(egp)
Laporan RPG, Dumai