DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Dumai memang menjadi ancaman setiap tahunnya. Untuk itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan karhutla berbasis partisipasi Masyarakat Peduli Api (MPA) di wilayah kelurahan rawan karhutla.
Kegiatan ini dipusatkan di Hotel Grand Zuri Dumai Jalan Sudirman, Kamis (21/11). Sosialisasi ini juga dihadiri Wali Kota Dumai Zulkifli As, didampingi Dandim 0320/Dumai Letkol Inf Irdhan, Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan dan masyarakat peduli api.
"Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk melakukan pencegahan dini," ujar Kepala BPBD Kota Dumai Afri Lagan, Kamis (21/11).
Ia mengatakan kegiatan ini juga dalam rangka membentukan masyarakat yang secara sukarela peduli api. "Mereka nantinya dapat membantu mencegah dan menanggulangi terjadinya karhutla di Dumai," tuturnya.
Ia menyebutkan 60 orang Masyarakat Peduli Api yang dibentuk pada tahap pertama, dan ini akan ada tahap selanjutnya. "Masyarakat Peduli Api yang telah terbentuk akan diberikan sosialisasi terkait dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla di wilayah masing-masing," jelasnya.
Dikatakannya, Masyarakat Peduli Api ini merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi risiko terjadinya karhutla, sehingga karhutla di Dumai bisa dicegah. " BPBD Dumai me-launching aplikasi "Mikolapor" yang bisa digunakan oleh masyarakat untuk memberikan informasi karlahut atau kebakaran diaplikasi yang bisa didapat di Playstore," terangnya.
Aplikasi tersebut diharapkan bisa mencegah dan menanggulangi dengan cepat, pasalnya informasi yang lebih tahu itu adalah masyarakat. "Masyarakat bisa melapor dengan cepat," terangnya.
Wali Kota Dumai Zulkifli As mengatakan dirinya sangat mendukung kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan karhutla, berbasis partisipasi masyarakat peduli api di wilayah kelurahan rawan karhutla ini.
"Ada 17 kelurahan di Kota Dumai yang rawan karhutla, dan sudah terbentuk 60 orang Masyarakat Peduli Api untuk tahap pertama di 8 kelurahan dari 17 kelurahan," tuturnya.
Pada 2020 akan dibentuk seluruh setiap kelurahan yang rawan karhutla. "Kami berharap masyarakat peduli api ini, bisa membantu pemerintah dan instansi terkait dalam mencegah terjadinya karhutla di Kota Dumai," jelasnya.
Ia mengatakan permasalahan karhutla merupakan tugas seluruh elemen masyarakat, dan informasi merupakan hal yang paling penting dalam mencegah dan menanggulangi karhutla. "Keterlambatan informasi, tentunya karhutla akan semakin sulit untuk dipadamkan, untuk itulah dirinya sangat mengapresiasi peluncuran aplikasi "Mikolapor" yang dibuat oleh BPBD Dumai," tutupnya.(ade)
Laporan HASANAL BULKIAH, Dumai