DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Dumai, melalui Bidang Penataan Ruang melaksanakan seminar dan talk show tata ruang, Kamis (19/11) di Hotel Grand Zuri Kota Dumai. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati hari tata ruang nasional tersebut mengangkat tema Pemanfaatan potensi dan ancaman bencana di Kawasan Pesisir.
Kegiatan ini dibuka oleh Asisten III Sekretariat daerah (Setda) Kota Dumai, Khairil Adli dan menghadirkan Direktur Bina Perencanaan Tata Ruang Daerah Wilayah II, Eko Budi Kurniawan secara virtual melalui aplikasi Zoom.
Ketua Panitia Pelaksana Seminar yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) Tata Ruang Dinas PUPR Kota Dumai, mengatakan, isu terkait dua hal tersebut potensi dan ancaman bencana di kawasan pesisir sangat seksi untuk dibahas. Apalagi memang saat ini pihaknya sedang menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Dumai. "Untuk itu, perlu dibahas serius dan mendapatkan perhatian. Karena memang Dumai menjadi salah satu kawasan pesisir di Provinsi Riau," sebutnya.
Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini, bisa mendapatkan manfaat dan mengetahui apa saja potensi dan ancaman bencana yang terjadi di kawasan pesisir. "Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik. Karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir merupakan tempat bertemunya daratan dan lautan. Lebih jauh lagi, wilayah pesisir merupakan wilayah yang penting ditinjau dari berbagai sudut pandang perencanaan dan pengelolaan," sebutnya.
Sementara itu, Khairil Adli mengatakan, kawasan pesisir merupakan kawasan yang strategis. Karena memiliki trografi yang relatif mudah dikembangkan dan memiliki akses yang sangat baik. "Kawasan pesisir merupakan kawasan yang kaya sumber daya alam. Baik yang terdapat di ruang daratan maupun ruang lautan. Bahkan, wilayah pesisir beserta sumber daya alamnya memiliki makna strategis bagi pengembangan ekonomi Indonesia. Karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional," terangnya.
Namun, dari potensi yang ada tersebut di kawasan pesisir khusus Kota Dumai, juga terdapat ancaman bencana yang terjadi seperti abrasi, banjir air pasang laut, cuaca ekstrim dan kebakaran hutan. "Ini yang perlu disikapi dan dicari cara penanggulangannya," terangnya.
Ia mengatakan, kondisi abrasi di Kota Dumai menjadi salah satu ancaman yang nyata di Kota Dumai. Bahkan, diperkirakan sekitar satu meter setiap tahunnya daratan Dumai terkisis abrasi. "Ada beberapa wilayah, seperti di Medang Kampai, dan Sungai Sembilan, mulai terkena abrasi. Ini harus menjadi perhatian," terangnya lagi.
Selain pemerintah, menurutnya pihak perusahaan juga harus berperan aktif menjaga pantai agar tidak abrasi. Caranya dengan membudiyakan dan menanam mangrove di pinggir daratan Dumai. "Mangrove memang menjadi salah satu pohon yang mampu mencegah abrasi," tuturnya.
Ia menilai, menjaga lingkungan yang hijau akan banyak berdampak. Tidak hanya menjaga daratan dari ancaman abrasi melainkan juga bermanfaaat bagi generasi mendatang. "Namun, yang paling penting yakni peran dari masyarakat Kota Dumai untuk menjaga secara bersama lingkungan Dumai agar menjadi kota yang makmur dan madani," tutupnya. (hsb)