DUMAI (RIAUPOS.CO) - Pelaksanaan doa istighosah yang dilaksanakan di Taman Bukit Gelanggang Dumai minim dihadiri pejabat teras di Kota Dumai. Bahkan Wali Kota Dumai Zulkifli As, Wakil Wali Kota Dumai Eko Suharjo dan Pj Sekda Dumai, Hamdan Kamal tidak tampak saat doa istighosah dilaksanakan, padahal kegiatan itu di laksanakan oleh Pemko Dumai, Ahad (15/9/2019) .
Kegiatan itu di dominasi dihadiri oleh personel TNI dan Polri serta beberapa pejabat di lingkungan Pemko Dumai dan para ASN di lingkungan Pemerintah Kota Dumai.
Kegiatan yang awalnya direncanakan Salat Istisqa itu berubah menjadi doa istighosah dan salat Dhuha secara bersama-sama. Karena tidak memenuhi syarat pelaksanaan Salat Istisqa.
Asisten II Setda Kota Dumai, Syahrinaldi mengatakan terkait tidak hadirnya pejabat teras di Kota Dumai pada pelaksanaan doa istighosah karena ada kepentingan lainnya.
"Wali Kota Dumai memang ingin hadir pada kegiatan ini, namun Pak Wali Kota Dumai sejak kemarin (Sabtu, red) mengikuti rapat karhutla di Pekanbaru dan besok (Senin, red) ada agenda lainnya, sementara Pak Wakil juga ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan, kadis-kadis lain juga ada yang dinas luar Kota dan memiliki agenda lainnya," ujarnya.
Ia mengatakan tidak hadirnya pejabat teras di Kota Dumai bukan disebabkan mereka tidak peduli, namun ada agenda lainnya juga. "Memang awalnya direncanakan Salat Istisqa, namun Dumai baru hujan makanya diganti dengan istighosah," ujarnya.
Doa istighosah dipimpin oleh Iman Besar Masjid Al-Manan Mas Rohan dan ada juga cemarah agama oleh Ustadz Nurul Hadi.
Ustad Nurul Hadi menerangkan terkait digantinya kegiatan dari Salat Istisqa ke doa istighosah. Ia mengatakan pelaksanaan Salat Istisqa ada beberapa persyaratan awal yang mesti dipenuhi sehingga kemudian bisa dilaksanakan. "Syarat utama kenapa Salat Istisqa itu dilaksanakan, kalau sudah lama musim kemarau atau tidak ada air, sehingga dengan tidak ada air itu kemudian manusia kesulitan untuk memperoleh air dan tentunya sudah lama tidak hujan, sementara persyaratan tersebut di Kota Dumai belum terpenuhi, makanya dilaksanakan istighosah," ujarnya.
Ia mengatakan pada dasarnya kegiatan ini dilakukan agar tidak ada lagi kabut asap, untuk itu tidak mesti lewat Istisqa karena pemilik asap itu sendiri sebetulnya Allah subhanahu wa ta'ala. "Jadi bagaimana kita berdoa kepada Allah supaya tidak ada asap lagi, bagaimanapun caranya Allah menghilangkan asap ini, nah itulah di antaranya kemudian kenapa kita melaksanakan istigosah atau meminta doa dan pertolongan kepada Allah supaya tidak ada asap dan sebetulnya doa istighosah ini tidak hanya seperti ini bisa saja di masjid di tempat mana pun kita dianjurkan kita dianjurkan untuk berdoa," tuturnya.
Ia mengatakan bencana kabut asap dan karhutla ini tidak terlepas dari maksiat dan dosa di sekeliling manusia. "Sebenarnya kebakaran itu merupakan bagian dari maksiat itu sendiri, kenapa begitu, karena secara umum kan orang memahami kan kondisi ini , karena sengaja dibakar, ada semacam kepentingan orang-orang tertentu membakar lahan dan hutan, sehingga dengan dibakarnya lahan dan hutan menimbulkan asap dan menyebabkan orang lain mengalami penyakit dan sejenisnya. Perbuatan apa saja yang membuat orang lain tersakiti hukum nya adalah haram," tutupnya.(hsb)
Laporan: Hasanal Bolkiah (Dumai)
Editor: Rindra Yasin