DUMAI (RIAUPOS.CO) - Gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas subsidi diperuntukan bagi masyarakat miskin. Namun penyalurannya masih banyak tidak tepat sasaran. Sehingga membuat gas subsidi saat ini menjadi langka.
Kelangkaan elpiji 3 kg ini mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Dumai dan Forkopimda Dumai. Sekretaris Kota (Sekko) Dumai Indra Gunawan mengaku, banyak menerima laporan dari masyarakat terkait kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg.
Diakuinya, secara umum, permasalahan terkait kelangkaan gas ini karena meningkatnya penggunaan gas akibat kenaikan harga gas nonsubsidi. Sehingga banyak masyarakat beralih dari gas 12 kg atau 5 kg ke gas 3 kg.
''Belum lagi pertumbuhan umkm pascapandemi, pertambahan penduduk. Dan yang sangat disayangkan dikarenakan adanya golongan masyarakat mampu dan memiliki usaha besar, juga menggunakan gas elpiji 3 kg,'' ungkap Sekko.
Bahkan, Indra meminta kepada aparatur sipil negara (ASN) untuk tidak ikut-ikutan membeli gas bersubsidi. Karena jika ASN ikut beralih ke gas 3 kg akan menambah kelangkaan.
''Malulah kita kalau ada ASN ikut membeli elpiji 3 kg. Apalagi Wali Kota Dumai H Paisal sudah menegaskan bahwa ASN dilarang membeli gas elpiji bersubsidi,'' tegasnya.
Indra mengaku, Pemko bersama stakeholder akan melakukan kontrol khusus untuk gas bersubsidi. ''Solusi yang akan dilakukan sesegera mungkin, pertama perlu dibuat pengendalian dalam distribusi dengan surat edaran dan kartu kendali. Sehingga distribusi elpiji 3 kg tepat sasaran. Kedua perlu dilaksanakan operasi pasar dalam waktu dekat,'' jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk daerah tertentu seperti Batu Teritip, Geniot, dan lewat Pelintung perlu penambahan pangkalan. ''Kami juga mengintruksikan para camat agar melibatkan lurah dan RT untuk menyeleksi masyarakat yang bisa membeli gas elpiji 3 kg. Prioritas adalah dari masyarakat golongan kurang mampu,'' tegasnya.
Sementara, Kadis Perdagangan Dumai Hermanto mengaku, terkait kelangkaan gas subisidi 3 kg, pihaknya sudah meminta tambahan kuota kepada Pertamina. ''Saat ini kuota untuk Dumai itu sehari ada 9 ribu tabung, yang tersebar di 300-an pangkalan. Kami berharap tambahan kuota bisa segera terealisasi,'' pungkasnya.
Sementara itu, seorang pemilik pangkalan elpiji 3 kg, Ade mengaku, memang terjadi kekurangan pasokan gas di pangkalan miliknya.
''Kalau kuota masih seperti biasa. Namun karena jumlah penduduk yang meningkat sementara pasokan tidak bertambah makanya gas 3 kg jadi langka,''ujarnya.
Keberadaan gas ini tidak sampai bermalam. Baru datang gas langsung habis dibeli masyarakat. ''Kita sangat menyayangkan saat ini masih banyak restoran yang menggunakan gas 3 kg. Dan mereka membutuhkan banyak kuota sehingga kuota untuk masyarakat terpotong,''tambahnya.
''Saat ini kita menerapkan masyarakat yang akan membeli LPG harus membawa kartu Keluarga dan satu Kartu keluarga hanya dapat 1 tabung gas 3 KG, pungkasnya ".(mx12/zed)
Laporan RPG, Dumai