Fasilitas Banyak Rusak, Bandar Bakau Ditutup

Dumai | Rabu, 14 Oktober 2020 - 13:00 WIB

Fasilitas Banyak Rusak, Bandar Bakau Ditutup
Pengelola Bandar Bakau menunjukkan fasilitas yang rusak, Selasa (13/10/2020). Hal itu membuat obyek wisata Bandar Bakau ditutup untuk umum. (HASANALBULKIAH/RIAUPOS.CO)

DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Bandar Bakau selama ini menjadi salah satu objek wisata alam di tengah Kota Dumai. Pohon-pohon bakau atau mangrove berbagai jenis berada di obyek wisata tersebut. Namun, sayangnya tempat wisata yang  ramai dikunjungi masyarakat ini, fasilitasnya banyak yang rusak.

Pengelola Bandar Bakau, Darwis Muhammad Saleh mengatakan, Bandar Bakau sudah ditutup untuk umum sejak Februari lalu. "Penutupan ini karena sudah ada insiden pada awal tahun 2020, di Bandar Bakau," sebutnya m


Ia  menjelaskan, insiden yang terjadi yakni pengunjung Bandar Bakau yang terjatuh di kawasan tersebut. Hal itu diakibatkan kondisi jalan yang terbuat dari kayu telah lapuk. Sehingga, satu keluarga terjatuh. "Untung mereka semua selamat," sebutnya.

Dengan ada insiden tersebut, ditambah kondisi jalan kayu di kawasan Bandar sudah banyak yang lapuk dan berlubang, akhirnya pada Februari 2020 Bandar Bakau ditutup untuk umum, hingga saat ini. Ia mengatakan, ada sekitar 680 meter jalan di dalam Bandar Bakau yang kondisinya sudah memprihatinkan dan sangat berbahaya bagi pengunjung.  

"Kami  minta kepada pemerintah dan perusahaan yang ada di Dumai, untuk ikut memperbaiki. Karena memang selama ini kami mengelola secara mandiri," sebutnya.

Disambungnya lagi, jika kondisi ini terus berlarut, bisa jadi, pada hari -hari besar dan libur panjang, masyarakat tidak bisa menikmati indahnya Bandar Bakau. "Apalagi, saat ini Tol Pekanbaru-Dumai sudah beroperasi. Tentu Bandar Bakau bakal jadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat dari luar Kota Dumai," sebutnya.

Sementara, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Diskopar) Dumai, Syamsuddin, mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. "Kami minta pengelola Bandar Bakau, bisa mengusulkan dalam musrembang tingkat kelurahaan, kecamatan sehingga bisa masuk dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Dumai," tutupnya. (azr)

Laporan: HASANAL BULKIAH (Dumai)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook