DUMAI (RIAUPOS.CO) - Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis menjadi primadona bagi masyarakat dan pengusaha untuk menanam sawit yang hasilnya dibawa ke Dumai untuk diolah menjadi minyak goreng. Hanya saja dalam pengangkutan buah sawit dari Rupat ke Dumai, kerap melebihi tonase.
Hal ini pun menjadi perhatian Pemko Dumai. Karena berbagai dampak yang sangat mungkin muncul akibat kelebihan muatan kendaraan-kendaraan berat ini. "Ini sudah berlangsung lama dan tak boleh dianggap sepele, karena resikonya bisa merusak jembatan yang memiliki beban 9,3 ton,” kata Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Dumai Eko Wardoyo, Senin (5/7).
Seharusnya, lanjut Eko, Pemerintah Provinsi Riau membangun jembatan timbang di Pelabuhan Roro Tanjung Kapal, Bengkalis sehingga kapasitas truk pengangkut buah sawit bisa diatur. "Sekarang lalu lalang angkutan pengangkut buat sawit dari Rupat ada mencapai 14 ton bahkan lebih. Itu diketahui ketika dilakukan penimbangan di terminal Roro Dumai. Kami juga kesulitan, kalau mau dibongkar tempat penumpukan buah sawit tak ada. Makanya kami mengimbau kepada para supir agar membawa sawit tak melebihi kapasitas,” beber Eko.
Kata Eko melanjutkan, tak hanya berdampak pada kekuatan jembatan, tetapi angkutan sawit melebihi kapasitas bisa mengganggu kegiatan penyeberangan kapal dari Rupat ke Dumai atau sebaliknya. "Kami khawatir kapal bisa oleng seperti yang banyak terjadi di beberapa daerah pelabuhan penyeberangan. Sebelum hal buruk terjadi perlu dilakukan langkah antisipasi,” sambungnya. (rpg/egp)