BENGKALIS (RIAUPOS.CO) - Suasana masyarakat di Jalan Gajah Mada, Sebanga, Duri kembali memanas dengan kedatangan sejumlah anggota DPRD Bengkalis, Selasa (25/1). Pasalnya, kedatangan sejumlah wakil rakyat itu dinilai warga sebagai pelepas tanya semata.
Masyarakat yang kontra terhadap portal yang dibangun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis setingga 3 meter itu tampak sempat beradu argumen dengan Ketua Komisi II, Ruby Handoko, terkait pendapat yang dikeluarkannya usai melihat langsung keberadaan portal dan kendaraan yang lalu lalang di bawahnya.
"Ini jalan umum bukan pribadi, jadi tak pantas diberi portal segala. Berapa banyak imbas dari portal ini jika terus terpasang. Kami inikan masyarakat Bengkalis juga dan taat pajak juga, tolong secepatnya dipertimbangkan. Jika perlu, bongkar saja keberadaannya," teriak seorang emak-emak di tengah kerumunan massa sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Bongkar Portal".
Dari pantauan di lapangan, di tengah kedatangan anggota DPRD Bengkalis itu, satu unit mobil fuso bermuatan sawit yang melebihi kapasitas mencoba melintasi portal. Ketinggian truk yang melewati portal menyebabkan truk terjebak di portal depan. Anehnya, truk malah sebaliknya berusaha untuk membongkar muatannya di depan portal hingga memacetkan arus lalu lintas.
Cukup lama truk sawit itu menjadi portal raja di depan. Berdalih bongkar muatan ke truk yang sudah melewati portal, keberadaan truk jenis Fuso itu cukup mengganggu pengendara lain. Akhirnya, pihak Satpol PP, Kepolisian dan TNI yang berjaga-jaga agar para pengemudi tak parkir di depan portal hingga arus kembali lancar.
"Kami sengaja turun ke sini karena kami peduli. Kami harap DPRD Bengkalis jangan dengar satu pihak saja. Dengar juga kami masyarakat sini, yang lama menderita karena jalan yang rusak. Jangan karena kepentingan pengusaha sawit di sana kami masyarakat di sepanjang jalan ini yang menderita," ujar Irawanto salah seorang warga setempat.
Sedangkan kedatangan anggota DPRD Bengkalis ini, terkait pengaduan masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Korban Portal terkait portal Jalan Gajah Mada, Sebanga Duri ke DPRD Bengkalis pada Rabu (19/1).
Anggota dewan ini tidak hanya ditunggu oleh Aliansi Masyarakat Korban Portal yang menolak pemasangan portal, tapi juga puluhan masyarakat yang mendukung portal. Sempat terjadi bantah-bantahan antara masyarakat yang pro dan kontra terkait portal di depan anggota DPRD Bengkalis yang turun.
"Ya, ekonomi masyarakat mana yang macet, ekonomi masyarakat mana yang mati. Toh bisa dilihat mobil sawit masih bersiliweran. Mobil CPO masih bisa lewat," ujar Irwanto saat perwakilan Aliansi Korban Portal mengeluh lesunya perekonomian mereka ke anggota DPRD yang turun.
Irwanto juga mengaku bisa membuat aliansi tandingan, tapi tidak mau ribut. Karena dirinya sudah puluhan tahun merasakan jalan ini hancur. "Ketika sudah bagus, wajar di portal. Ini jalan milik Pemkab dan manfaatnya dirasakan masyarakat," ujarnya.
Bantah-bantahan antara masyarakat yang pro dan kontra di tengahi anggota DPRD Bengkalis yang hadir di antaranya, Ruby Handoko, Hendri, Rianto, Jasmi, Simon dan Andi Pahlevi yang turun ke portal. Rudi Handoko menjelaskan bahwa mereka turun untuk melihat kondisi di lapangan.
"Kami turun untuk melihat kondisi di lapangan. Aspirasi yang disampaikan masyarakat pro maupun kontra akan kami rapatkan lagi dengan Pemkab Bengkalis," terang Akok panggilan akrab Rudi Handoko.
Lebih lanjut terkait turunnya tim lintas Komisi DPRD Kabupaten Bengkalis ini, Rudi Handoko yang ditanya di sela-sela kunkernya menjelaskan, bahwa pengamatan di lapangan truk-truk sawit masih bisa melintasi portal setinggi 3 meter itu.
"Jadi hasil kita turun ke lapangan akan kami rapatkan lagi dengan instansi terkait. Tapi dari apa yang dilihat sekarang, mobil-mobil masih bisa lewat. Sudah termasuk mobil angkutan. Tapi ini nanti akan kita bicarakan lagi," ungkapnya.
Untuk memastikan ketinggian portal, anggota DPRD lainnya pun mengukur ketinggiannya. Membawa meteran sendiri, pengukuran pun dilakukan DPRD Kabupaten Bengkalis disaksikan masyarakat. Suasana tegang terlihat, karena massa yang pro dan kontra bertemu di satu titik.
Sedangkan, Akok saat berbincang dengan sejumlah pihak mengatakan, jika keberadaan portal tak seperti yang dibayangkannya, dengan tinggi 3 meter operasional mobil tampak seperti biasa. Bahkan mobil pengangkut sawit pun tak masalah melewatinya.
"Kalau di bawah tiga meter, tentunya tidak bisa lewat. Ini juga demi kenyamanan bersama, namun demikian ini akan kita bahas di forum rapat nantinya," ujarnya.
Di sisi lain, di tengah hiruk pikuk warga yang berkeurumun, anggota DPRD Bengkalis yang lainnya, Hendri Hasibuan tampak sibuk mengukur ketinggian dua unit mobil bertonase lebih, saat dipraktekkan melintas di depan portal. Namun belum usai mengukur menggunakan meteran, emosi warga tampak meledak dikarenakan sejumlah provokasi warga lainnya.
"Apa ini anggota dewan, kalau hanya datang untuk melepas tanya masyarakat dan tanpa solusi, lebih bagus diam dan jangan datang. Kami tak butuh seremonial seperti ini," teriak masyarakat.(lim)
Laporan ABU KASIM, Pinggir