PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pewaris semangat perjuangan kemerdekaan RI, Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Riau merasa sedih melihat kondisi Monumen Perang Dunia Kedua (World War II Victims) yang berada di Duri, Kabupaten Bengkalis dalam keadaan tak terawat.
Mereka ingin, situs sejarah tersebut dirawat dan dipelihara dengan baik, karena mengandung nilai historis yang sangat tinggi.
"Jujur saja, kami selaku putra-putri Veteran RI merasa sedih dan sangat prihatin melihat kondisi itu. Monumen bersejarah yang dibiarkan terbengkalai, bahkan sekarang lebih tinggi semaknya dibanding monumen itu," kata Ketua PPM Provinsi Riau, Ramsul Lawi SH kepada Riau Pos, Selasa (16/6/2020) di Pekanbaru.
Dia menilai, kepedulian pemerintah terhadap situs bersejarah dilokasi ini sangatlah minim, sehingga dari tahun ke tahun monumen tersebut seakan dibiarkan.
"Mungkin kalau para veteran melihat ini juga akan sedih," tuturnya.
Ramsul menyebut, dalam kurun waktu tiga tahun belakang, PPM bersama Veteran telah beberapa kali menggelar prosesi upacara penghormatan di monumen yang berada dalam kawasan Camp PT Chevron Pacific Indonesia itu.
Bahkan yang terbaru, dalam HUT PPM ke 39 pada 22 Februari 2020 kemarin, kegiatan PPM Riau tersebut dipusatkan di lokasi kuburan massal pahlawan tanpa nama di Duri.
"Saat itu kami menggelar upacara penghormatan dan tabur bunga. Monumen itu harus dipugarkan, agar tak lekang oleh waktu. Disitulah sejarah panjang masa penjajahan dulu terukir," ujarnya.
Dia mengatakan, kemarin pihaknya bersama jajaran mengelar konsolidasi bersama Danrem 031/Wirabima, Brigjen TNI M Syech Ismed yang merupakan anak jati Riau, di Pekanbaru.
"Danrem berpesan kepada kita semua, sebagai penerus bangsa kita mesti menghormati jasa pejuang terdahulu. Tak ada Republik ini kalau tak ada pejuang. Keras Pak Danrem mengatakan itu agar kita sadar betul dengan perjuangan pendahulu kita," ujar Ramsul, menyinggung soal Menumen PD-II di Duri tersebut.
Ramsul berharap, Pemerintah, khususnya Pemkab Bengkalis dapat mengangkat situs sejarah yang terbengkalai ini.
"Harusnya wajib hukumnya bagi Pemkab Bengkalis merawat situs sejarah itu, Chevron juga tidak ada kata tak mendukung. Ini mesti jadi perhatian bersama. Bahkan ini harusnya jadi monumen sejarah nasional kalau diperjuangkan," katanya.
Kepada Pemrov Riau, PPM juga berharap agar dapat memfasilitasi ke agenda nasional, dijadikan monumen nasional dan diperjuangkan ke kementrian terkait.
"Mestinya semua pihak mendukung. Alangkah naifnya pemerintah kalau tak mendorong ini, sebab kalau tak sekarang, monumen itu akan hilang seiring berjalan waktu," ungkapnya.
Pengamat sejarah, Drs Albohari menyebut, Monumen Perang Dunia Kedua di Camp PT CPI tersebut merupakan kuburan massal para Romusha, pekerja paksa yang didatangkan ke wilayah tersebut untuk mencari sumber daya alam berupa minyak bumi pada zaman penjajahan Jepang dahulu.
"Dilokasi itu merupakan kuburan massal, tak ada angka pasti, bisa jadi berkisar 10 ribu sampai 20 ribu pekerja yang mati dan tulang belulangnya dikumpulkan di kuburan massal monumen ini," kata tenaga pendidik SMA Cendana ini.
Bahkan ada juga sumber sejarah yang menyebut bahwa para pekerja paksa tersebut juga ditugaskan mencari emas. Sehingga ada bekas rel kereta api di daerah Balai Raja yang ditemukan kala itu.
Laporan: *1/egp (Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra