PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Pasien R, warga Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis, yang sempat menyandang status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dirawat RS swasta di Pekanbaru telah keluar hasil swab-nya. Setelah dua kali dilakukan pengambilan sampel, hasilnya pun negatif.
Pihak keluarga mengaku bersyukur dan bahagia mendapatkan kabar gembira itu. Namun permasalahan baru muncul. Keluarga R yang berada di kawasan desa di Kabupaten Bengkalis itu justru di kucilkan.
Hal ini lantaran data pribadi dan status perawatannya tersebut menyebar kemana-mana, termasuk ke grup-grup WhatsApp masyarakat setempat.
"Tentunya hal itu merugikan bagi kami," ungkap anggota keluarga yang enggan disebut identitasnya, kepada RIAUPOS.CO
Pihaknya menyangka bahwa tenaga medis puskesmas pembantu setempat yang menyebar informasi itu. Dan selama itu pula, di lingkungan masyarakat seluruh anggota keluarga R dijauhi warga karena isu tidak benar yang beredar.
"Kami ingin bisa dibantu tindakan mengenai ini, karena selama ini pandangan warga jadi berbeda," jelasnya.
Sedangkan, Kepala Puskesmas Muara Basung, Kabupaten Bengkalis, dr. Rima menjelaskan bahwa, pasien R tersebut memang berada di sektor kerjanya. Dalam hal ini pihaknya sudah menyampaikan kepada pihak Pemerintah Desa setempat bahwa Ibu R hasil swab-nya telah negatif.
"Status Ibu R PDP, kami dapatkan infonya dari Dinas kesehatan, dan staf Puskesmas diharuskan melakukan PE (penyelidikan epidemiologi)," katanya, Rabu (3/6/2020).
Pihak tenaga medis ya yang disangkakan menyebar informasi data pasien tersebutpun membantah. "Dan kami ataupun staf kami tidak pernah menyebarkan informasi mengenai pasien yang dimaksud," ujarnya.
Jika diperlukan mengumpulkan perwakilan masyarakat untuk meluruskan kembali info yang beredar itu, pihak Puskesmas Muara Basung siap bekerjasama.
"Mari bersama-sama kita berjuang untuk mencegah penyebaran Covid-19," ungkapnya.
Laporan:*1/egp(Pekanbaru)
Editor: Eka G Putra