RIAU DALAM KALEIDOSKOP 2015

Dumai tanpa Gejolak, Kuansing Tertinggi

Advertorial | Rabu, 30 Desember 2015 - 09:50 WIB

Dumai tanpa Gejolak, Kuansing Tertinggi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Untuk pertama kalinya Indonesia menggelar pilkada serentak. Di Provinsi Riau ada sembilan daerah yang menggelar hajatan itu. Tercatat 26 pasang calon (paslon) bertarung untuk menjadi pemimpin di sembilan kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning pada 9 Desember lalu. Perhelatan pesta demokrasi ini berjalan aman tanpa kegaduhan.

Namun di ujung, saat penghitungan suara oleh KPU kabupaten/kota dalam sidang pleno, delapan paslon dari delapan kabupaten menolak hasil pilkada. Mereka adalah Herman Sani-Taem Prataman (Rokan Hilir), Tengku Mustofa-Amyurlis (Meranti), Suhartono-Syahrul (Siak), Tengku Mukhtaruddin-Aminah (Indragiri Hulu), Zukri Misran-Abdul Anas Badrun (Pelalawan), Indra Putra-Komperensi (Kuantan Singingi), Sulaiman Zakaria-Noor Charis Putra (Bengkalis), dan Hafith Syukri-Nasrul Hadi (Rokan Hulu). Mereka pun ramai-ramai mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Menariknya, Dumai satu-satunya kota di Riau yang menggelar pilkada dengan jumlah paslon terbanyak (lima paslon) praktis tak ada gejolak. Pasangan calon nomor urut 2 Zulkifli AS-Eko Suharjo mulus jadi pemenang dengan total suara 32.618. Mereka unggul atas pasangan calon Abdul Kasim-Nuraini yang mengumpulkan 30.315 suara. Semua pesaing Zulkifli AS-Eko Suharjo menerima hasil pilkada. Zulkifli AS-Eko Suharjo pun sah memimpin Dumai 2016-2021.

Sementara delapan pemenang lain Yopi Arianto-Khairizal (Inhu), Mursini-Halim (Kuansing), HM Harris-Zardewan (Pelalawan), Suparman-Sukiman (Rohul), Irwan- Said Hasyim, Syamsuar-Alfedri (Siak), Amril Mukminin-Muhammad (Bengkalis), dan Suyatno- Jamiludin (Rohil) masih menunggu keputusan MK.

Meski hanya Dumai yang tidak melakukan gugatan, KPU Riau memandang pelaksanaaan pilkada serentak berjalan aman dan lancar. Berdasarkan laporan dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) dan kepolisian tidak ada sama sekali kericuhan dalam pelaksanaan pemungutan hingga penghitungan suara di tingkat kecamatan. Bahkan pada pilkada kali ini peserta menyadari cara menggunakan jalur hukum.

‘’Ini menunjukkan bahwa pasangan calon dan timses masing-masing sudah mempunyai kesadaran politik yang cukup tinggi. Mereka bisa menahan diri untuk tidak melakukaan hal yang di luar jalur hukum,’’ ujar Ketua KPU Riau Nurhamin kepada Riau Pos, Selasa (29/12).

Pelaksanaan pilkada di Riau, ujar Nurhamin, bisa dikatakan tidak ada konflik yang melibatkan masyarakat melakukan tindak pidana atau perbuatan rusuh.

‘’Ini yang perlu kita apresiasi pada pilkada serentak kali ini, ada kesadaran politik dari peserta pilkada,’’ katanya.

Mengenai partisipasi pemilih di Riau, Nurhamin memang mengakui jika partisipasi pemilih tidak mencapai target. Baik nasional, apalagi yang ditargetkan KPU Riau sendiri. Secara keselurahan partisipaasi pemilih di Riau sekitar 65 persen.

‘’Namun hasil analisis kami partisipasi pemilih di Riau tidak ditentukan terhadap sosialisasi yang dilakukan penyelenggara. Namun yang paling berpengaruh terhadap pemilih yakni daya tarik pasangan calon dan kekuatan timses menyakinkan pemilih agar memilih,’’ sebutnya.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook