Kota Pekanbaru Pilot Project 10 Program Strategis Nasional

Advertorial | Senin, 28 Oktober 2019 - 13:55 WIB

Kota Pekanbaru Pilot Project 10 Program Strategis Nasional
Walikota pekanbaru Dr H Firdaus, ST., MT melakukan konsultasi dengan Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito mengenai Kawasan Industri Tenayan (KIT) di gedung Kementerian Perindustrian lantai 13, jln. Jend. Gatot Subroto, Kecamatan Setia budi, Jakarta Selatan, Kamis (3/10). Ft-Humas Pemko Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Selama hampir 10 tahun terakhir, Kota Pekanbaru terus berkembang pesat dan menjelma menjadi kota dengan pertumbuhan luar biasa di Indonesia. Perkembangannya yang diperhitungkan ini membuat Pekanbaru menjadi tempat dilaksanakannya pilot project sepuluh program strategis nasional.

Dengan posisi yang sangat strategis tengah propinsi Riau dan di jantung pulau Sumatera, Pekanbaru memiliki potensi yang unik. Pekanbaru dikelilingi daerah kaya dengan sumber daya alam, berada pada jalur lintas timur Sumatera dan sekaligus berfungsi sebagai pintu gerbang Indonesia bagian barat menuju kawasan Asia, Amerika dan Eropa. Pekanbaru menjelma menjadi kota harapan baru di Indonesia.

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT akhir pekan lalu menguraikan, Pekanbaru saat ini sudah  tumbuh menjadi salah satu pusat kegiatan nasional dan memberi pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional khususnya wilayah sumatera.''Perkembangan Pekanbaru sebagai sebuah kota bisnis menempatkan kota ini sebagai kota dengan peredaran uang terbesar di Indonesia di luar pulau jawa, yang didominasi oleh kegiatan jasa, perdagangan dan industri (MICE dan manufaktur),'' paparnya.

Pilot Project

Wali Kota Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT  menghadiri dan menerima penyerahan Surat Keputusan Penetapan Pemenang Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Lintas Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar dengan Kapasitas 1000 Liter Per Detik di Lt.5 Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri Senin (2/9)

Diperhitungkannya Pekanbaru ini bahkan diungkapkan langsung oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. Kota Pekanbaru disebutnya adalah kota masa depan yang berperan sebagai the Capital City Of Sumatera atau Ibu Kota dari Pulau Sumatera.

Prospek perkembangan Pekanbaru sudah diprediksi oleh Mc Kinsey dan Boston Consulting Group dalam sebuah studi (2012) yang menyatakan bahwa Pekanbaru memiliki prospek sebagai daerah tujuan investasi terbaik di Indonesia (2030).

Keberhasilan dan kemajuan yang berhasil dicapai selama ini tentu tidak terlepas dari kepemimpinan Wako Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT dan dukungan masyarakat, khususnya dalam mewujudkan visi pembangunan Pekanbaru. Kolaborasi inilah yang menjadi kunci sukses pembangunan, apalagi Pekanbaru tidak memiliki sumber daya alam sebagai modal.''Yang menjadi modal pembangunan adalah masyarakat (SDM), yaitu masyarakat berkualitas (masyarakat unggul) atau yang disebut masyarakat madani,'' jelas Firdaus.

Pada periode pertama Kota Pekanbaru dipimpin Walikota dan Wakil Walikota Firdaus-Ayat pada 2012-2017 visi yang diusung adalah Terwujudnya Pekanbaru Sebagai Kota Metropolitan Madani, metropolitan untuk fisik kotanya dan madani untuk masyarakatnya. Sedangkan untuk periode kedua pada 2017-2022 pasangan yang kembali mengemban kepercayaan masyarakat Pekanbaru ini mengusung visi Terwujudnya Pekanbaru Smart City Madani.''Smart City adalah lanjutan dari konsep pembangunan kota metropolitan pada periode pertama, sedangkan madani adalah konsep masyarakat unggul, sama seperti periode sebelumnya dan tetap menjadi visi pada periode kedua yang berkelanjutan,'' papar dia.

Keberhasilan pembangunan di Kota Pekanbaru saat ini dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang berada di angka 80,66. Angka ini menunjukkan tingkat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu daerah. Nilai Pekanbaru adalah yang tertinggi di Riau yang memiliki angka 72,44dan diatas rata-rata nasional di angka 71,39 bahkan diatas DKI Jakarta yang memiliki angka 80,47.

Perkembangan dan dinamika Pekanbaru tidak terlepas dari perhatian pemerintah pusat, yang menilai bahwa Pekanbaru sangat cocok dan siap untuk implementasi berbagai pilot project (proyek percontohan). Proyek percontohan perlu dalam mengatasi berbagai permasalahan perkotaan, pengembangan kebijakan dan kegiatan strategis nasional khususnya di bidang infrastruktur perkotaan, pelayanan publik dan kebijakan lainnya.

''Pilot project disamping sebagai bentuk penghargaan terhadap komitmen Pemko Pekanbaru dalam mengatasi berbagai masalah perkotaan juga merupakan bantuan yang diharapkan berdampak langsung terhadap percepatan pembangunan di Pekanbaru sehingga keberhasilan ini nantinya dapat ditularkan ke daerah-daerah lain,'' ucap Firdaus.

Jika dirincikan, setidaknya ada sepuluh pilot project yang saat ini berjalan pengerjaannya di Pekanbaru. Pertama adalah pilot project Inovasi Daerah, dari Kementerian Dalam Negeri, bersama 31 daerah lainnya dari 516 daerah otonom di Indonesia. Kedua, pilot project Pengolahan Air Limbah Domestik Skala Kota dengan sistem perpipaan. Pekanbaru menjadi salah satu dari empat kota di Indonesia yang ditunjuk Kementerian PUPR dalam Pengelolaan Instalasi Air Limbah (IPAL).

Ketiga, pilot project Program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).  Kementerian Keuangan menjadikan Pekanbaru dan tiga Kota lainnya sebagai Pilot Project program KPBU, Pekanbaru untuk air bersih, Sidoarjo untuk rumah sakit, dan Surakarta untuk Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Keempat, pilot project Perencanaan Angkutan Umum Massal. Kementerian Perhubungan Menetapkan Pekanbaru sebagai salah satu Kota dan empat kota lainnya yaitu, Bandung, Semarang, Batam dan kota Makasar sebagai implementasi pilot proyek ini.

Kelima, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata (Agrowisata) di Kecamatan Rumbai dan Rumbai Pesisir. Keenam, destinasi Wisata Halal dimana Kementerian Pariwisata menjadikan Pekanbaru dan Propinsi Riau menjadi destinasi wisata halal dari 16 daerah lainnya di Indonesia.

Ketujuh, pembangunan Kawasan Industri Tenayan Eco Industrial Park (TEIP) menjadi pilot project pembangunan kawasan Industri di Indonesia. Kedelapan, pilot Project Program BPNT ( pengganti Raskin), dari Kementerian Sosial, Pekanbaru bersama 44 Kabupaten/Kota lainnya. Kesembilan, pilot Project Program SLRT ( Sistem Layanan Rujukan Terpadu dalam Penanganan Penanggulangan Kemiskinan dan PMKS), dari Kementerian Sosial.

Kesepuluh, program Gerakan 100 Smart City. Disini Kementerian Kominfo bersama Bappenas, Kemendagri, Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR menjadikan Kota Pekanbaru bersama 99 kota/kabupaten lainnya sebagai pilot project pengembangan smart city di Indonesia. Melalui program ini Kementerian Kominfo memfasilitasi daerah-daerah untuk memiliki masterplan dan konsep pengembangan smart city dengan melibatkan para pakar smart city. Namun konsep smart city yang dikembangkan oleh Pekanbaru sedikit berbeda dengan konsep yang ditawarkan karena sebelum masuk program ini Pekanbaru sudah memiliki konsep sendiri yang sudah diimplementasikan dan terintegrasi ke dalam RPJMD Kota Pekanbaru.''Saat ini konsep Pekanbaru smart city menjadi mazhab tersendiri yang meletakan smart government dan smart mobility sebagai dimensi atau pilar utama bersama 4 pilar lainnya (smart people, smart economy, smart environtment dan smart living) dalam membangun kota cerdas. Konsep ini diakui dan ikut memperkaya khasanah keilmuan di bidang smart city disamping mazhab yang sudah ada seperti konsep yang dikembangkan oleh Kominfo, UI, ITB dan Bappenas,'' tutup Wako Pekanbaru.(ADV).









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook