PERISTIWA

Gelar Aksi di DPRD, Driver Gojek Tuntut Program Berkat Dihapus

Advertorial | Selasa, 28 Juli 2020 - 08:44 WIB

Gelar Aksi di DPRD, Driver Gojek Tuntut Program Berkat Dihapus
Ratusan driver Gojek mendatangi Gedung DPRD Kota Pekanbaru dan menggelar aksi unjuk rasa, Senin (27/7/2020). Mereka meminta DPRD Kota dapat melakukan mediasi antara pihak driver dan perusahaan. (EVAN GUNANZAR/RIAUPOS.CO)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Ratusan driver ojek daring atau online Gojek di Pekanbaru menggelar aksi orasi di halaman gedung DPRD Kota Pekanbaru, Senin (27/7) pagi. Mereka minta wakil rakyat turun tangan menjembatani masalah antara mereka dengan manajemen tempat mereka bekerja.

Massa yang menamakan aksi mereka Gerakan Gejolak Driver (Geger) Pekanbaru ini menyampaikan dua tuntutan. Pertama, meminta manajemen Gojek menghapus program Berkat. Kedua, manajemen mengembalikan insentif atau bonus lama untuk para driver.

"Jadi kami sejak ada program Berkat merasa tersiksa. Kami sekarang seperti ojek pangkalan. Kerja kami dari pagi sampai malam. Jadi tolong Gojek kembalikan bonus 20 persen dan hapus program Berkat itu," kata Koordinator aksi, Media Ibsi.

Menurutnya lagi, sejak ada program Berkat, para driver jadi kewalahan. Dia juga mempertanyakan penghapusan uang insentif 20 persen oleh pihak manajemen. Karena menurutnya itu adalah hak driver yang akan berikan pada keluarga.

"Kami manusia, bukan kaleng-kaleng. Program itu (Berkat, red) merugikan kami. Gaji para karyawan Go-jek itu juga dari kami di lapangan. Jaket kami beli, handphone kami beli. Yang gratis cuma aplikasi saja," tuturnya.

Media Ibsi mengaku para driver sudah pernah menanyakan masalah penghapusan insentif atau bonus 20 persen tersebut ke manajemen. Namun, alasan manajemen hal itu adalah kebijakan manajemen pusat.

Sedangkan koordinator lapangan (korlap) Gerakan Gejolak Driver (Geger) Kota Pekanbaru, Yendri Rusli mengaku diancam putus mitra (PM) oleh manajemen PT Gojek Indonesia (GI) perwakilan Pekanbaru.

"Kami mengkhawatirkan keamanan kami, Pak. Mereka (manajemen, red) mengancam putus mitra. Kalau itu terjadi, kami minta cabut aplikasi Go-jek dan suruh keluar dari Pekanbaru," pinta Yendri.

Pengaduan lain datang dari driver Go-jek lainnya, Ratna Juwita. Di depan tiga wakil rakyat yang menerimanya itu, dia meminta agar DPRD membantu sebagai fasilitator untuk masalah kesejahteraan yang terjadi pada semua driver Go-jek yang terjadi saat ini.

Adanya kebijakan program Berkat dari PT Gojek Indonesia yang tidak menguntungkan driver karena adanya batasan waktu serta akses jangkauan yang terbatas membuat pendapatan berkurang.

"Kami tidak bisa mencapai program Berkat ini karena hanya menjangkau Kota Pekanbaru saja. Kalau di Jakarta justru pendapatan lebih besar daripada bonus," ungkap Ratna.

Terkait aksi demo dan orasi di Kantor DPRD Kota Pekanbaru, para driver Go-jek ini meminta DPRD Pekanbaru menjembatani aspirasi mereka. "Kami minta kepada Pak Dewan menjembatani masalah ini.Apabila tidak dilaksanakan, maka kami akan melakukan tuntutan dengan massa yang lebih besar lagi," ungkap para driver Go-jek.

DPRD Akan Panggil Manajemen Go-jek
Sementara itu, setelah mendengar seluruh aspirasi yang disampaikan secara terbuka oleh para driver Go-jek, DPRD Pekanbaru menjadwalkan hearing dengan manajemen Go-jek pada Rabu (29/7) besok.

Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri didampingi anggota DPRD Pekanbaru Roni Pasla dan Mulyadi, Senin (27/07) pagi, yang menerima perwakilan supir Gojek yang menggelar aksi demonstrasi ini.
"Kami coba menjembatani dan kami jadwalkan pemanggilan dengan pihak PT GI dan instansi pemko, Rabu (29/7) lusa," ucap Azwendi.

Ditimpali politisi Demokrat ini, keluhan dari perwakilan driver Gojek ini sudah ditampung. Secara garis besar, driver mengaku kesejahteraan berkurang dan kesejahteraan diambil. Dan ini nanti akan menjadi bahan pertanyaan kepada pihak Gojek.

"Sebelum membuat program, PT GI harusnya melakukan sosialisasi kepada mitranya supaya tidak ada gejolak seperti ini. Sesuaikan dengan kondisi geografis dan sosial ekonomi yang ada," begitu saran Azwendi.

Mengenai ancaman yang disebutkan salah satu driver Go-jek Pekanbaru yang bakal melakukan pemutusan mitra, Azwendi meminta agar manajemen PT GI tidak sembarangan mengambil keputusan.

"Jangan intimidasi, jangan ancam mengancam. Karena kita disini sinergi, tanpa mitra PT GI juga tak bisa jalan. Tanpa Pemerintah PT GI juga tidak bisa berjalan. Nanti kami akan tanyakan juga hal-hal lain, apa kontribusi mereka terhadap daerah," tegasnya.

Manajemen Berikan Penjelasan
Menanggapi aksi dari para driver Go-jek di Pekanbaru, Senin (27/7) pagi, pihak manajemen Go-jek PT Aplikasi Karya Anak Bangsa memberikan penjelasan. Head of Regional Corporate Affairs Gojek wilayah Sumbagut, Dian L Toruan mengatakan, bahwa Go-jek terbuka untuk mendengarkan aspirasi dari berbagai komunitas yang konstruktif dan membangun demi kebaikan bersama.

"Kami telah mengundang perwakilan komunitas ini minggu lalu untuk membahas dan memberikan respon atas permintaan yang disampaikan, namun tidak ditanggapi," sebut Dian, melalui keterangan yang diterima Riau Pos, Senin.

Dalam hal ini, Go-jek juga sudah menyediakan forum diskusi bagi mitra driver yakni melalui program Kopdar yang rutin dilaksanakan. Melalui kopdar, mitra dapat menyampaikan aspirasi, berbagi pengalaman dan memberi masukan sekaligus berinteraksi dengan sesama mitra dan manajemen.

"Di masa pandemi, kopdar tetap dilaksanakan secara berkala secara virtual. Jadi demo itu tidak perlu, melalui kopdar, mitra dapat langsung berdiskusi dua arah bersama manajemen Gojek," katanya.

Adapun terkait permintaan yang disampaikan, Dian menjelaskan, perlu bahwa insentif tersebut bersifat apresiasi dari Go-jek kepada mitra atas kinerja mereka. Aanya insentif adalah bonus tambahan yang diberikan Go-jek demi menjaga kualitas layanan.

"Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Go-jek," jelasnya.

Mengenai permintaan untuk menghapus program Berkat, dijelaskannya bahwa program ini diterapkan mengingat pandemi Covid-19 telah berdampak pada semua lini kehidupan.

Bagi Go-jek, mobilitas masyarakat yang menurun drastis berdampak pada sepinya order yang dijalankan oleh jutaan mitra driver di seluruh Indonesia. Hal ini secara otomatis membuat mitra driver kesulitan mengumpulkan pendapatan harian.

Namun Go-jek tetap berusaha untuk membantu meringankan kesulitan yang dihadapi mitra driver dan ekosistem Go-jek secara keseluruhan.

"Sejak awal pandemi Covid-19, kami telah meluncurkan program-program kesejahteraan mitra driver dengan tiga pilar utama. Yaitu penyediaan layanan kesehatan, ringankan beban biaya harian, bantuan pendapatan," ungkapnya.

Beberapa di antara program tersebut telah menjangkau mitra secara signifikan, seperti pembagian voucher sembako yang menjangkau 450 ribu mitra driver, pembagian voucher makanan gratis bagi mitra driver dan keluarga, mendatangkan 5 juta masker, dan membagikan APD secara meluas di wilayah operasional Go-jek, hingga mengupayakan restrukturisasi cicilan kendaraan bermotor bagi mitra driver lewat kerja sama dengan sejumlah perusahaan pembiayaan.

Program Berkat ini merupakan salah satu program kesejahteraan Go-jek selama pandemi Covid-19 yang merupakan alternatif terbaik dalam menjaga pendapatan harian Mitra.

Pengaplikasian sistem ini terbukti telah membantu banyak mitra Go-jek dari menurunnya jumlah orderan.

Seluruh inisiatif tersebut dilakukan meski Go-jek sendiri juga ikut merasakan dampak yang signifikan akibat pandemi Covid-19, sebagaimana yang dirasakan oleh para pelaku industri lainnya.(p/gus/yls)

Laporan: PANJI dan AGUSTIAR (Pekanbaru)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook