PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar dan Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar sangat menyadari bahwa masyarakat Riau yang mayoritas Melayu dan beragama Islam haruslah melaksanakan secara kaffah ajaran/tuntunan agama Islam.
Itu sebabnya, dengan kewenangan yang ada, Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar sebagai pemimpin sangat ingin merealisasikan hal tersebut.
Berbagai langkah dan upaya pun dilakukan. Antara lain:
1. Menjadikan Riau sebagai Zona Ekonomi Syariah.
Hal ini dibuktikan dengan telah terlaksananya konversi Bank Riau Kepri Konvensional menjadi Bank Riau Kepri Syari'ah, yang secara resmi telah ditetapkan oleh Wapres KH Ma'ruf Amin pada Kamis (25/08/2022), di Menara Dang Merdu BRK, Pekanbaru, Riau.
Kini, BRK Syariah menjadi Bank Syariah terbesar ke-3 di Indonesia setelah Bank Muamalat dan Bank Syariah Indonesia.
Saat ini di Riau juga sudah terbentuk KDEKS ( Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah) yang dipimpin langsung oleh Gubernur Riau sebagai Ketua dan Wagubri sebagai Wakil Ketua.
Lembaga ini perpanjangan KNEKS( Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) yang dipimpin langsung Presiden dan Ketua Harian Wakil Presiden.
2. Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Halal.
Untuk hal ini, Pemprov Riau juga sudah mengembangkan aplikasi Mata UMKM, dimana melalui aplikasi itu, Pemprov Riau bisa mendata dan memberikan bantuan kepada UMKM yang ada.
Saat ini tercatat UMKM berkembang pesat di Provinsi Riau.
Terutama UMKM dengan standarisasi halal sesuai ajaran agama Islam.
Pemerintah Provinsi Riau sedang berupaya mengembangkan produk UMKM halal dan mempersiapkan kawasan industri halal serta Pusat Riset Halal Indonesia.
3. Pengembangan Destinasi Wisata Halal.
Untuk hal ini, Riau juga telah melakukan studi banding ke Malaysia, karena negeri Jiran itu sudah lebih dulu berkembang wisata halalnya.
4. Pengelolaan zakat dan waqaf secara lebih baik. Bahkan sejak Syamsuar menjadi Gubri, penerimaan zakat di Baznas Provinsi Riau naik berlipat-lipat.
Kini setiap bulan, dari pegawai Pemprov Riau saja tidak kurang dari Rp4,5 miliar sebulan masuk ke Baznas.
Begitu juga Waqaf yang terus naik, sehingga bisa ikut membantu meningkatkan ekonomi masyarakat Riau.
5. Menyiapkan anak-anak yang hafiz dan hafizah di semua desa melalui Ponpes dan Rumah Tahfiz di Provinsi Riau.
Dukungan untuk ini antara lain dilakukan melalui Bantuan Keuangan Khusus (BKK) desa yang dianggarkan setiap tahun melalui APBD Provinsi Riau.
6. Pembangunan Qur'an Center atau disingkat Maqari (Majelis Al-Qur'an Riau).
Gedung Qur'an Center sudah hampir selesai, diperkirakan tahun 2023 ini sudah bisa dipakai.
Lembaga Quran Center yang diwujudkan melalui Maqari ( Majelis Al-Quran Riau) di bawah pimpinan DR Mustafa Umar LC, MA bekerjasama dengan Rabithoh Islamy di Jeddah dan Majelis Quraniyyah (Maqari) di Madinah.
Dua lembaga ini merupakan pusat kajian Alquran internasional yang memadukan dengan ilmu sains dan teknologi, ekonomi, bisnis, dan lain-lain.
Pemprov Riau juga sudah mulai menerima dan mendidik para hafiz dan hafizah. Bahkan gelombang pertama sebanyak 20 orang telah diwisuda (pemberian syahadah).
Kerja sama dengan ulama Timur Tengah juga dimaksudkan agar para hafiz dan hafizah mempunyai sanad sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Para hafiz dan hafizah ini ke depan akan diberikan beasiswa penuh untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah sesuai dengan jurusannya. Tidak hanya jurusan agama, tapi juga umum.
Mereka akan melanjutkan pendidikan ke berbagai perguruan tinggi nasional dan juga mancanegara.
Menyiapkan generasi muda Qur'ani dan berkualitas yang siap bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Sehingga nanti ada dokter yang hafiz, insinyur yang hafiz, TNI/Polri yang hafiz dan sebagainya.
7. Saat ini Pemprov Riau melalui Biro Kesra juga memberikan beasiswa kepada lebih kurang 183 orang mahasiswa asal Riau yang berkuliah di Institut Tazkia Bogor di bawah asuhan Syafi'i Antonio, pakar ekonomi syari'ah Indonesia.
Diharapkan setelah lulus, mereka nanti tidak saja pintar dalam urusan bisnis, tapi juga hafiz/hafizah Qur'an atau dikenal dengan istilah Hafizpreuner.
8. Selain itu, melalui Biro Kesra, saat ini juga ada beberapa orang (7 orang) anak Riau yang sedang mendapatkan pendidikan kader ulama yang lebih mumpuni bekerjasama dengan Yayasan Istiqlal Jakarta.
Hal ini dilakukan setelah pertemuan Imam Besar Istiqlal Prof Nazaruddin Umar dengan Gubri Syamsuar beberapa waktu lalu.
Tujuh kader ulama itu akan mendapat pendidikan selama 2 tahun atau setingkat S2. Usai pendidikan, mereka akan mendapat ijazah S2 dari PTIQ Jakarta (bekerjasama dengan PTIQ Jakarta).
Banyak lagi upaya lain yang dilakukan Gubri Syamsuar dan Wagubri Edy Natar agar Negeri Riau menjadi lebih berkah. Selalu dipelihara oleh Allah SWT. Terhindar dari malapelataka dan segala bencana. Selamat dunia dan akhirat.(adv)
Laporan: Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor: E Sulaiman