JAKARTA (RIAUPOS.CO)------ Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon berharap proses penghitungan surat suara pemilihan legislatif (pileg) didahului sebelum pemilihan presiden (pilpres) pada 17 April 2019. Sebab, penghitungan pileg diyakini tidak sepanas pilpres.
"Terus terang, kami ke Kemenkumham agar pileg diutamakan penghitungannya," kata Effendi ketika menjadi pembicara pada dialog politik bertema ’Menuju Pemilu Berkualitas’ di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (22/2).
Dia menduga, proses penghitungan surat suara pilpres bakal berlangsung alot. Apalagi, kedua kubu melayangkan opini bahwa pilpres seperti perang.
"Karena di sana disebut perang total, di sini begini, walaupun itu istilah. Tetapi istilah itu membuat jiwa raga terbangun juga, ’wah ini kita perang’. Ada yang mengatakan ini jihad. Waduh ini 17 (April) ini jadi apa negeri ini," sambungnya.
Effendi menuturkan, skala prioritas penghitungan surat suara berkaitan erat dengan kualitas demokrasi. Dalam sehari, penyelenggara pemilu setidaknya harus menyelesaikan tugas penghitungan suara.
"Nah, ini kalau terjadi katakanlah perhitungan (surat suara capres) sudah di jam 17.00 WIB belum berakhir. Lalu break magrib juga belum berakhir. Apakah terpikirkan kalau misalnya berapa TPS yang katakanlah stagnan dan tidak menghitung Pileg," ungkap dia.
Sebagai informasi, Pileg dan Pilpres 2019 digelar secara serentak. Proses pencoblosan dumomen dilaksanakan dalam satu waktu yakni 17 April 2019. (mg10/jpnnjpg)