RENGAT (RIAUPOS.CO) - Sejumlah titik daerah kumuh masih terdapat di Ibu kota Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rengat. Salah satu penyebabnya yakni tidak berfungsinya parit.
Sehingga air yang tergenang, menjadi sarang nyamuk. Parahnya lagi, air yang tergenang menimbulkan bau busuk. Bahkan tidak tertutup kemungkinan sebagai sumber penyakit.
Kondisi itu menjadi salah satu perhatian khusus anggota DPRD Inhu, Mulya Eka Maputra S Sos. Karena politkus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini berasal daerah pemilihan (dapil) I yang meliputi Kecamatan Rengat, Kecamatan Rengat Barat, dan Kecamatan Kuala Cenaku.
Mulya Eka Maputra S Sos berbaur bersama warga Desa Pulau Gelang Kecamatan Kuala Cenaku usai kegiatan reses, baru-baru ini.
"Ketika kegiatan reses di Jalan HOS Cokroaminoto Rengat Kelurahan Sekip Hulu Kecamatan Rengat, warga mengusulkan perlu pembersihan parit. Karena parit yang ada sudah lama tidak berfungsi, hingga menjadi daerah kumuh," ujar Mulya Eka Maputra, Sabtu (17/9/2022).
Menurut Mulya Eka Maputra yang juga anggota Komisi III, usulan yang disampaikan warga tentang pembersihan parit dinilai sangat tepat. Karena banyak hal atas dampak yang akan ditimbulkan, ketika parit tidak berfungsi.
Ternyata sebutnya, kondisi yang ada di Jalan HOS Cokroaminoto juga terjadi beberapa titik lainnya. Sehingga hal itu, juga menjadi usulan warga untuk dilakukan pembenahan.
Parit yang diminta warga untuk dibersihkan itu di antaranya di Jalan Datuk Sarimin Kelurahan Sekip Hulu dan Gang Ampera.
"Ketika dicek ke lapangan, memang lokasi tersebut layak dan harus dilakukan pembersihan parit. Jika ini terus dibiarkan tentunya akan berdampak lebih buruk lagi," ungkap Mulya Eka Maputra yang juga anggota Badan Kehormatan DPRD Inhu ini.
Setelah permintaan pembersihan parit, warga dalam Kota Rengat juga perlu jalan semenisasi. Seperti permintaan warga di Kelurahan Kampung Besar Kota (Kambesko).
. Mulya Eka Maputra S Sos saat melakukan reses dengan warga Kelurahan Kambesko Kecamatan Rengat, baru-baru ini.
Di mana kondisi jalan warga di daerah itu mengalami rusak berat. Bahkan ketika hujan datang, akan berlumpur dan berdebu ketika musim kemarau.
"Untuk permintaan jalan semenisasi ini, saya akan coba pastikan dulu status jalan tersebut. Sehingga dalam penanganannya dan penganggaran tidak terjadi kesalahan," ucapnya.
Selain sektor infrastruktur jalan dan parit, Mulya Eka Maputra juga menerima aspirasi pada bidang pertanian. Seperti yang diusulkan warga di Desa Pulau Gelang Kecamatan Kuala Cenaku.
Warga di daerah itu memohon alat pertanian dan bantuan bibit tanaman. Selain bibit jagung, warga juga minta bibit cabai. Di mana untuk bibit cabai, warga lebih berharap mengingat harga jual komoditi cabai masih cukup mahal.
"Anggaran yang bersumber dari pokok pikiran saya, tidak hanya untuk program bibit tanaman tetapi alat pertanian sebagai penunjang jenis hand tractor sudah dapat disalurkan. Semoga apa yang sudah disalurkan ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harapnya.
Tidak hanya itu, Mulya Eka Maputra yang tergabung dalam Fraksi Amanat Persatuan Indonesia (API) juga mengelontorkan anggaran melalui pokok pikirannya untuk bidang pendidikan. Anggaran melalui pokok pikirannya itu yakni untuk pembangunan paving blok.
Di mana Mulya Eka Maputra prihatin dengan kondisi halaman SDN 003 Kuala Cenaku Kecamatan Kuala Cenaku. Sebab kondisi halaman sekolah tersebut becek hingga tidak bisa melaksanakan upacara.
"Saya prihatin aja, karena pihak sekolah mengeluh dengan kondisi halaman sekolah," sebutnya.
Dirinya juga masih akan memperjuangkan insfratruktur jalan menuju SMPN 1 Kuala Cenaku. Karena jalan menuju SMPN 1 Kuala Cenaku sangat memprihatikan dan parkir kendaraan guru dan pelajar terpaksa dipinggir jalan lintas.
"Mudah-mudahan di APBD 2023 mendatang dapat direalisasikan melalui pokok pikiran. Sehingga apa yang dikeluhkan guru dan pelajar SMPN 1 Kuala Cenaku dapat teratasi," harapnya.(adv/kas)