JAKARTA (RIAUPOS.CO)------ - Pengurus Pusat Forum Hononer K2 Indonesia (FHK2I) Nur Baitih memprediksikan tes PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) yang menggunakan sistem CAT (computer assisted test) akan menimbulkan masalah.
Pasalnya, banyak honorer K2 tua yang tidak akrab dengan sistem IT (informasi teknologi) sehingga bisa dipastikan mengalami kendala saat mengerjakan soal.
’Kalau dilihat dari sistem tesnya ini bakal timbul permasalahan ke depannya. Memang benar harus transparan jika melalui sistem CAT. Namun, perlu juga diingat yang mendaftar ini kan honorer K2 yang usianya di atas 35 tahun. Pastinya teknologi IT mereka terbatas," tutur Nur Baitih kepada JPNN, Jumat (15/2).
Kalau saat mendaftar lanjutnya, mungkin bisa dibantu teman. Namun, bagaimana saat mereka ujian. Kan tidak mungkin minta bantuan orang lain untuk mengoperasikan komputer.
"Kalau niat menuntaskan ya tuntaskan dengan tes yang tidak menyulitkan honorernya. Kami semua sudah tua, sudah pastilah guru yang lama. Kami sudah ahli di dalam kelas. Jangan lagi harus ditentukan nasib lewat CAT," serunya.
Dia tidak menampik di UU Aparatur Sipil Negara (ASN) harus ada seleksi, tapi ya dibuat mudah. Jangan dibuat susah dengan mengikuti CAT.
"Enggak kebayang wawancara berbasis komputer itu kayak apa. Kalau wawancara kan biasanya langsung berhadapan. Nah ini di PermenPAN-RB ada wawancara berbasis komputer," tandasnya.(esy/jpnnjpg)