(RIAUPOS.CO) - PIHAK SMPN 21 Pekanbaru, Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai akhirnya menerima sebanyak 60 anak tempatan untuk bersekolah di sana. Hanya saja, mengingat keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, orang tua diminta untuk membeli kursi dan meja sendiri untuk anak-anak mereka belajar di kelas.
Keputusan ini merupakan hasil musyawarah bersama antara tokoh masyarakat setempat dan pihak sekolah, Kamis (12/7). “Alhamdulilah, hari ini (kemarin, red) semuanya sudah terselesaikan dan semua sepakat/setuju dengan hasil musyawarah kami bersama Lurah Marpoyan Damai, RT dan RW,’’ sebut Kepala SMPN 21 Pekanbaru H Asmar SPd kepada Riau Pos.
Diungkapkannya, musyawarah tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa sebanyak 60 anak tempatan akan diterima masuk di SMPN 21. Sebelumnya, nama-nama anak tersebut telah diajukan para tokoh masyarakat ke Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru.
Dalam proses belajar nantinya, para pelajar ini akan menempati ruang unit kesehatan sekolah (UKS) yang diubah menjadi ruang kelas. Di mana ruangan tersebut belum memiliki meja dan kursi sebagai sarana kelas.
Untuk itu, dalam musyarawah kemarin disepakati bahwa penyediaan meja dan kursi tersebut tidak ditanggung pihak sekolah. Pihak RT dan RW bersama orangtua pelajar dipersilakan untuk membeli secara pribadi meja dan kursi untuk anak-anak mereka. Pihak sekolah tidak ikut campur dalam urusan pembelian. Jumlah yang diperlukan adalah 60 kursi dan 30 meja belajar.
“Sebelumnya, ruang UKS itu memang ruangan kelas juga. Jadi, ruang UKS akan pindah ke ruang OSIS. Saya mengimbau RT dan RW untuk dapat menginformasikan hasil keputusan ini kepada orang tua pelajar serta mengelola bagaimana cara membeli meja dan kursinya. Silakan membeli meja dan kursi. Cari harga yang tidak memberatkan orang tua,” ujar Asmar.
Dikatakannya, Senin (16/7), para pelajar tersebut sudah dapat memulai kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, diharapkan kepada RT dan RW dapat segera bersama orangtua mempersiapkan fasilitas untuk belajar para pelajar.
“Karena ini masalah uang, jadi sekolah tidak mau ikut campur. Kami, tenaga laki-laki di sekolah ini juga sedikit. Silakan kelola bersama orang tua, RT dan RW. Jadi, nantinya tinggal antar saja ke sekolah untuk bangku dan kursinya,” ucap Asmar.
Lurah Sidomulyo Timur Syamsurizal menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang masih memberikan prioritas kepada anak tempatan untuk bisa bersekolah di SMPN 21.
“Kami ucapkan terima kasih dan kami beri apresiasi karena telah memberikan prioritas kepada anak tempatan kami di lingkungan Sidomulyo Timur ini. Dari hasil rapat Ahad lalu sampai akhir saat ini, alhamdulillah kami bisa mendengar ucapan diterima. Walaupun nantinya belum mendapat maksimal untuk meja dan kursi. Karena dana pemerintah daerah saat ini belum ada, jadi inilah cara kami agar anak dapat bersekolah. Yang penting anak bisa bersekolah dulu secepatnya. Kami di sini sebagai pihak lurah tidak bisa mencampuri, karena ini hubungan ke wali murid. Jadi, silakan kepala sekolah memberikan masukan ke RT dan RW bagaimana lebih baik. Adanya komunikasi seperti ini lah yang menjadi ujung tombak kami,” katanya.
Ia minta RT dan RW nantinya akan berkoordinasi dengan warga untuk terlebih dahulu melakukan survei harga mencari perbandingan dalam waktu secepatnya. Guna mencari harga yang tidak memberatkan orang tua.
Ketua RW 02 Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai, Abu Bakar Nasutionjuga bersyukur masalah ini bisa terselesaikan. “Kami sampaikan terima kasih atas inisiatif dan kebijakan dari dinas pendidikan. Alhamdulillah tuntas. Terima kasih atas kebijakan kepala sekolah juga. Kami di sini menjamin keamanan sekolah dan lainnya. Karena kami tahu tentu sekolah takut ada asumsi lain, adanya jual beli kursi atau lainnya. Kami paham dan kami siap membela sekolah ini jika ada hal-hal tersebut. Di sini, kami akan segera mempersiapkan meja dan kursi tersebut,” ucap Abu Bakar Nasution.(cr8/yls)