PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Riau menyelenggarakan rapat paripurna peringatan hari jadi Ke-61 Provinsi Riau, Kamis (9/8). Kegiatan itu dilaksanakan di Ruang Paripurna, Gedung DPRD, Jalan Sudirman, Kota Pekanbaru. Dalam kesempatan itu hadir sejumlah Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Termasuk Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Ketua DPRD Riau Septina Primawati, Wakil Ketua DPRD, jajaran Anggota DPRD Riau hingga Gubernur dan Wakil Gubernur Riau terpilih Syamsuar-Edy Natar.
Ada banyak hal tertuang dalam rapat paripurna tersebut. Termasuk pemberian penghargaan terhadap 12 orang tokoh pejuang, tokoh pendidikan hingga tokoh budayawan Provinsi Riau. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Pimpinan DPRD dan Gubernur secara bergantian.
Ketua DPRD Riau Septina Primawati dalam pidatonya, hari jadi Provinsi Riau ini diperingati dalam situasi sosial politik kenegaraan termasuk di Riau, terasa cukup dinamis sejak beberapa bulan terakhir ini. Di Riau sendiri, penyelenggaraan Pilkada, yakni Pemilihan Gubernur Riau dan Bupati Indragiri Hilir yang baru selesai dilaksanakan, telah berjalan sukses.
“Insya Allah, tahun depan, kita akan melangsungkan pesta demokrasi yang lebih besar, yakni Pemilihan Presiden 2019 dan Pemilihan Legislatif DPR, DPD dan DPRD Provinsi serta kabupaten/kota,” kata Septina.
Untuk itu, kata Septina, pihaknya mengimbau masyarakat seluruh rakyat Riau dan semua pihak yang berkepentingan agar tetap menjaga keamanan dan ketertiban, serta tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah rasa persatuan dan kesatuan.
Septina kemudian menerangkan terkait latar belakang terbentuknya Provinsi Riau. Dikatakannya, Riau terbentuk pada 9 Agustus 1957 berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno.
Penetapan Riau sebagai provinsi merupakan buah dari perjuangan, ikhtiar dan keringat para perjuangan dan tokoh-tokoh pendiri yang tak kenal lelah dan pamrih. Mereka, sebutnya, telah berkorban demi wujudnya Provinsi Riau tercinta, dimana sebagian besar telahberpulang ke rahmatullah dan hanya sebagian kecil saja yang masih ada dan berumur panjang.
Sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada para tokoh pendiri dan pejuang pendiri Provinsi Riau, sesuai Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor 551/VIII/2018 tanggal 6 Agustus 2018, maka para pejuang tersebut akan dianugerahkan penghargaan. Penghargaan itu akan diterima oleh para ahli warisnya yang turut hadir pada rapat paripurna tersebut.
Adapun para penerima anugerah penghargaan itu adalah, Hamid Yahya dari Pekanbaru, T Razali dari Kampar, T Ilyas dari Rokan Hulu, Datuk Zainal Abidin dari Rokan Hilir, dan Kolonel Pol Zalik Arials dari Bengkalis. Selanjutnya, T Said Nazir dari Pelalawan, T Masdulhak dari Dumai, Letkol A Muis dari Kuantan Singingi, Baharuddin Jusuf dari Indragiri Hilir, T Muhammad dari Indragiri Hulu, T Syarifah Fadlun dari Siak, dan HA Bakar Umar dari Kepulauan Meranti.
Terhadap ahli waris yang disebut di atas kemudian mengambil tempat di bagian depan ruang paripurna untuk menerima penghargaan yang disampaikan secara bergantian oleh Gubernur Riau, Ketua dan para Wakil Ketua DPRD Riau.
“Perjuangan itu laksana mata rantai yang tak boleh putus, yang diawali perjuangan pada masa penjajahan hingga masa merebut kemerdekaan, serta saat ini masa-masa mengisi pembangunan dengan karya yang penuh dinamika dan warna,” ujar Septina.
Dirinya juga turut menyampaikan apresiasi atas capaian nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Riau tahun 2017 tertinggi ke-6 se Indonesia, yakni sebesar 71,79 persen. Angka itu di atas IPM Indonesia sebesar 70,18 persen.
Selanjutnya, penghargaan cendikiawan ‘Kartini Riau’ terhadap keterwakilan perempuan legislatif terbanyak se Indonesia yang diberikan oleh DPR RI. Dimana Provinsi Riau salah satu provinsi yang perempuannya terbanyak terbanyak duduk sebagai anggota parlemen dengan 18 orang dari jumlah keseluruhan 65 orang.
“Kemudian capaian dan titik berat program pembangunan yang dicanangkan oleh Pemprov Riau, Insya Allah dapat kita wujudkan apabila didukung dengan semangat kekeluargaan, kebersamaan, rasa tanggung jawab untuk menjadikan Negeri Lancang Kuning ini lebih mandiri, maju dan sejahtera, sejalan dengan semangat dan cita-cita pejuang dan pendiri Provinsi Riau,” pungkasnya.
Adapun tema yang diusung pada peringatan hari jadi Provinsi Riau tahun ini adalah ‘Pendayagunaan Sumber Daya Perairan untuk Kemakmuran’. Menurut Septina, tema itu sangat tepat.
Dijelaskannya, Riau sejak dulu dianugerahi dengan kekayaan sumber daya alam yang liar biasa, yakni minyak dan gas bumi, serta potensi perkebunan. Namun, ada kekayaan sumber daya alam yang sudah lama ada, namun gaungnya kurang bergema, yakni sumber daya perairan, baik laut maupun air tawar.
“Sebagaimana tercatat dalam sejarah, Kota Bagansiapiapi dulunya pernah menjadi penghasil ikan terbesar kedua di dunia setelah Kota Bergen di Norwegia. Menurut surat kabar De Indische Mercuur pada tahun 1928, setiap tahunnya Bagansiapiapi menghasilkan ikan tangkapanmencapai 150.000 ton,” tambahnya.(adv)