Kandidat lain Cutra Andika SH (BCA) intens menjaring komunikasi ke partai yang membuka penjaringan. Di antaranya ke Nasdem, Demokrat, PDIP, PKS, dan Golkar. Kesiapan juga tampak dari sosok bacabup Afrizal yang akrab disapa Epi Sintong. Kader Golkar ini intensif mengalang komunikasi politik dan salah satu kepastian dukungan telah diperolehnya dari Partai Berkarya meskipun partai tersebut hanya memiliki satu kursi saja. Begitu juga dengan tokoh muda dari kalangan milenial M Maliki yang gencar mengikuti penjaringan. Tak kalah ketinggalan nama Jhony Charles BBA MBA hadir di tengah masyarakat saat ini. Dia juga mulai mengalang komunikasi politik dan mengikuti penjaringan sejumlah partai.
Pelalawan
Di Pelalawan, rasa petahana muncul pada Budi Artiful dan Adi Sukemi. Karena keduanya adalah putra HM Harris. Budi Artiful yang merupakan putra sulung Harris itu menyatakan diri siap maju. Wakil Bendahara DPD II Partai Golkar Pelalawan ini juga telah melakukan pengambilan dan pengembalian formulir pendaftaran kepada sejumlah parpol seperti Demokrat, Golkar, PKS, PKB dan Gerindra. Sementara Adi Sukemi juga memantapkan kesiapannya maju. Keputusannya sudah bulat menggantikan posisi ayahnya. Bahkan, Ketua DPD II Partai Golkar Pelalawan ini juga siap meninggalkan jabatan sebagai Ketua DPRD Pelalawan.
"In sya Allah saya siap maju di Pilkada. Apalagi tim terus bergerak dan masyarakat juga semakin bertambah memberikan dukungan untuk saya. Jika partai memerintahkan saya, jabatan Ketua DPRD juga siap saya tinggalkan," terang Adi Sukemi.
Sementara itu Husni Tamrin (HT)-Tengku Edy Sabli menjadi salah satu pasangan yang telah mendeklarasikan diri. Banyak hal yang disampaikan HT pada saat memperkenalkan diri sekaligus deklarasi penetapan pasangan di hadapan masyarakat Pelalawan beberapa waktu lalu di Pangkalankerinci.
Nama lainnya adalah Abu Mansur Matridi. Pengusaha muda dari Kuala Terusan Kecamatan Pangkalankerinci ini telah mendaftar kepada sejumlah parpol yang membuka penjaringan. Yakni PAN, Demokrat, PKS, Hanura, PKB dan Gerindra. Mantan Ketua DPRD Pelalawan periode 2014-2019 H Nasarudin SH MH juga menyatakan akan maju. Untuk menunjukkan keseriusannya, Nasaruddin telah mendaftar kepada sejumlah partai politik yakni PAN, Demokrat, PKS, Hanura, Golkar, PDIP dan Partai Gerindra. Berikutnya Zukri Misran. Sempat kalah melawan petahana pada 2016 lalu, Ketua DPD PDIP Riau itu menyatakan diri siap kembali maju. Politikus PDIP Riau itu telah mendaftar kepada sejumlah parpol. Yakni PDIP dan PKS.
Inhu
Di Inhu rasa petahana juga akan muncul karena belakangan beredar informasi, Bupati Inhu H Yopi Arianto SE menjagokan sang istri Rezita Meylani sebagai suksesornya. Hanya saja, sejauh ini belum ada pihak yang dapat dimintai keterangan pencalonan Ketua TP PKK Inhu itu. Sejumlah bakal calon yang akan bertarung juga bermunculan. Sejauh ini belum ada terbangun koalisi partai politik untuk mengusung bakal calon. Namun demikian, perkenalan melalui baliho oleh beberapa bakal calon sudah mulai bertebaran di daerah itu. Seperti notaris Dra Hj Siti Aisyah SH SpN yang balihonya sudah tersebar di berbagai sudut di 14 kecamatan. Bahkan, baliho yang terpasang itu sudah menyebutkan bakal calon bupati Inhu .
Selain Siti Aisyah, ada Raja Haryono. Di mana, di beberapa tempat juga sudah terpasang balihonya. Dari berbagai sumber, Raja Haryono akan berpasangan dengan H Khairizal SE Msi. Khairizal yang juga wakil bupati Inhu saat dikonfirmasi mengatakan, di beberapa partai yang membuka penjaringan calon, selalu bersama. "Sudah ada pembicaraan arah ke sana dan saya siap mendampingnya," sebut Khairizal.
Ketua DPD PAN Inhu Rudy Hartono ST IAI mengaku sudah mendapat rekomendasi dari DPP PAN. Bahkan dengan rekomendasi tersebut, kepadanya diperintahkan untuk mencari koalisi dan pasangan calon. Dengan modal surat rekomendasi itu, Rudy Hartono sudah melakukan komunikasi dengan Ketua DPD II Partai Golkar Inhu.
Dalam pada itu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), jauh-jauh hari sudah mendeklarasi diri mengusung kader sendiri. Dari deklarasi yang disampaikan langsung oleh Ketua DPW PKB Riau H Abdul Wahid beberapa waktu lalu menyatakan PKB akan mengusung Ade Agus Hartanto. Hanya saja, PKB yang memiliki empat kursi di DPRD Inhu harus berkoalisi dengan partai lainnya. Karena, untuk mengusung bakal calon itu sedikitnya perlu tujuh kursi keterwakilan di DPRD Inhu.
Bengkalis
Politikus Golkar Indra Gunawan Eet, juga sebagai Ketua DPRD Riau ini ternyata tidak main-main menyatakan maju dalam pilkada Bengkalis. Ia dengan tegas mengaku siap meninggalkan jabatanya sebagai ketua DPRD Riau saat pencalonan sebagai Bupati Bengkalis nantinya.
"Langkah saya maju calon bupati bengkalis serius, bukan main main," tegas Indra Gunawan Eet saat berbincang dengan awak media, Ahad (19/1).
Engah sapaan akrab Indra Gunawan Eet inipun mengaku mempunyai perhitungan matang untuk maju. Bahkan, ia juga sudah menyiapkan bakal calon wakil bupati yang akan mendampinginya. Yakni Samsu Dalimunte anggota DPRD Bengkalis dari Partai PKS.
Nama-nama lain yang bakal maju adalah Kasmarni SSos (calon bupati/istri Bupati Bengkalis Amril Mukminin), Muhammad (Wakil Bupati Bengkalis), Kaderismanto (Sekjen PDIP Riau/Wakil Ketua DPRD Bengkalis), Khairul Umam (Ketua DPRD Bengkalis), Masuri SH (Ketua Kadin Bengkalis), Bagus Santoso (mantan anggota DPRD Bengkalis), dan Ahmad Syah Harrofie (birokrat). Sementara untuk bakal calon wakil bupati di antaranya Syaukani Al Karim (Ketua DPD PAN Bengkalis) dan Abdul Fatah (mantan anggota DPRD).
Dumai
Di Dumai berdasarkan pantauan Riau Pos, ada beberapa bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang sudah mendeklarasikan diri. Berdasarkan pantauan Riau Pos para bakal calon yang memiliki kans kuat maju dalam pertarungan pesta demokrasi tersebutadalah Eko Suharjo (Wakil Wali Kota Dumai), Paisal (staf ahli wali kota Dumai), Hendri Sandra (Kepala DPMPTSP Kota Dumai), Syarudin Husin (Ketua LAMR Kota Dumai), Zainal Abidin (Politikus PAN), Uber Firdaus (Ketua PDIP Kota Dumai), Hanafi Atan (Birokrat), Benny Akbar (politikus), Taufan (birokrat dan dokter), Ahmad Martiliyus (tokoh Dumai). Sementara untuk calon Wakil Wali Kota adalah Suardi (Kadisdukcapil Kota Dumai), Syarifah (anggota DPRD Kota Dumai), Amris (tokoh masyarakat Minang Dumai), dan Delyuzar Syamsi (penggiat ekonomi syariah).
Salah satu bakal calon, Paisal bahkan sudah mendeklarasikan pasangan untuk maju. Mantan Kadiskes Kota Dumai itu memilih Amris untuk mendampinginya. Hendri Sandra juga memiliki kans kuat maju di pilkada. Ia memiliki elektabilitas cukup tinggi. Apalagi dia merupakan Ketua Ikatan Keluarga Rohil Kota Dumai. Hendri bahkan sudah mendaftarkan ke berapa partai seperti PDIP, Nasdem, Gerindra dan beberapa partai lainnya.
Nama Syarudin Husin juga menguat. Ia juga sudah mendaftarkan ke berbagai partai seperti PDIP, Demokrat, Gerindra, PKS dan beberapa partai lainnya. Begitu juga Eko Suharjo saat ini menjabat sebagai Wakil Wali Kota Dumai dan Ketua Demokrat Dumai. Kendati memiliki lima kursi di DPRD Kota Dumai dan menjadi partai pemenang pada pemilu serentak 2019, tidak membuat dirinya jemawa. Ia tetap mengikuti proses internal partai dan mengikuti proses pendaftaran bahkan dirinya masih menunggu keputusan DPP Demokrat. "Proses masih berjalan, jadi tunggu saja. Mudah-mudahan sesuai harapan," ujar Eko.
Begitu juga Zainal Abidin, kendati sudah mendapatkan rekomendasi dari DPP PAN, namun dirinya tidak bisa melangkah mulus, karena harus mencari koalisi. Tiga kursi yang dimiliki PAN Dumai di DPRD Dumai tidak cukup untuk mantan anggota DPRD Kota Dumai itu untuk maju dengan perahu PAN saja .
Kepulauan Meranti
Di Kepulauan Meranti bakal calon yang menyatakan diri maju di antaranya H Adil, T Nazlah, Edy Masyudi, Hafizoh, Hafizan Abbas, Zulfan Hery, Rony Samudra, T. Mustafa, Falzan, H. Asmar, Mahmuzin Taher, dan Nazaruddin Nasir. Selanjutnya dari birokrat yang menyatakan kesiapan ikut bertarung adalah Wakil Bupati Said Hasyim, Karo Kesra Setdaprov Riau Masrul Kasmy, Kabag Kesra Setda Meranti Heri Saputra, dan yang terakhir mantan Sekda Meranti Yulian Norwis yang baru saja lengser dari jabatannya.
Belum Ada Calon Menonjol
Geliat pelaksanaan pilkada serentak di sembilan kabupaten/kota di Riau pada tahun ini, belum begitu dirasakan masyarakat. Para calon juga masih terkesan malu-malu dalam menentukan sikap akan maju menjadi kontestan pilkada serentak.
Beberapa calon yang telah mendeklarasikan diri maju, juga masih belum banyak bermanuver untuk mencuri simpati masyarakat. Jikapun ada, masih sebatas curi-curi kesempatan pada momen-momen tertentu. Menurut pengamat politik Riau, Saiman Pakpahan, geliat pilkada serentak tahun ini, khususnya di Riau tidak akan semeriah pilkada sebelumnya. Karena masyarakat sudah akan menganggap pilkada serentak adalah sebuah peristiwa yang biasa.
"Karena masyarakat sudah menganggap pilkada serentak ini sebuah peristiwa politik yang biasa saja. Calon yang muncul juga biasa saja, belum ada calon yang menonjol dan di atas rata-rata," katanya.
Saiman memprediksi, justru yang akan berlangsung seru yakni pada bidang komunikasi massa. Di mana saat ini, bidang media elektronik akan banyak digunakan para calon untuk mengkampanyekan dirinya guna merebut simpati masyarakat, terutama generasi milenial. "Paling pada bidang itu yang berubah, selebihnya tidak ada yang berubah," sebutnya.
Saat disinggung terkait peluang petahana pada pilkada serentak tahun ini, menurut Saiman, petahana bisa berpeluang kembali terpilih jika selama ia memimpin populer di kalangan masyarakatnya. Karena popularitas bisa jadi pedoman masyarakat untuk memilihnya. "Jadi kalau dia populer maka dia akan lanjut, kalau tidak maka dia akan terjungkal," katanya.
Untuk pihak penyelenggara dan pengawas dalam hal ini KPU dan Bawaslu, Saiman mengingatkan agar bisa bekerja lebih ekstra lagi. Baik dalam pelayanan dan pengawasan. Khusus untuk pelayanan, KPU harus betul-betul teliti dan memahami aturan agar siap jika digugat.(jps/wik/epp/fad/hsb/kas/amn/wir/esi/sol/ted)
Laporan: TIM RIAU POS