JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Gerhana Matahari Cincin akan terjadi malam ini, Sabtu (14/10). Durasi Gerhana Matahari Cincin ini berbeda-beda tiap zona dan negara, dimulai kurang lebih 3 menit hingga 3 jam. Titik puncak Gerhana Matahari ini akan terjadi pada dini hari nanti untuk wilayah Indonesia, tepatnya pukul 1.01 WIB.
Namun sayangnya, karena Matahari sudah tenggelam, maka Gerhana Matahari Cincin ini tidak bisa disaksikan langsung dari wilayah Indonesia.
Kabar baiknya, bagi para pecinta astronomi dan masyarakat umum di Indonesia, NASA akan meliput secara live fenomena gerhana matahari cincin ini melalui akun media sosial mereka.
Live streaming bisa disaksikan melalui Youtube @NASA atau melalui link berikut disini. Selain di Youtube, Nasa jug akan menyiarkan melalui X dan Facebook.
Gerhana Matahari tidak tampak dari Indonesia ditegaskan oleh Ahli Falak Kiai Sirril Wafa, bahwa seluruh masyarakat yang tinggal di berbagai wilayah Indonesia tidak akan bisa melihat langsung gerhana ini.
“Seluruh Indonesia diperhitungkan tidak akan mempunyai kesempatan untuk menyaksikan Gerhana Matahari ini, karena gerhana terjadi manakala waktu di Indonesia sudah malam hari dan Matahari sudah lama terbenam,” tuturnya pada Sabtu (14/10).
Wilayah Gerhana Matahari Cincin ini terbagi menjadi dua zona, yaitu Zona bayangan sangat gelap dan Zona bayangan lebih terang.
Zona bayangan sangat gelap meliputi Meksiko, Kolombia, Brasil, Kosta Rika, Panama, Nicaragua, Guatemala, dan Amerika Serikat (negara bagian Nevada, Texas, New Mexico, Arizona, Utah, dan Oregon), di mana durasi gerhananya 3 jam 30 menit.
Sedangkan zona bayangan lebih terang meliputi Sahara Barat, Senegal, Gambia, Guinea-Bissau, Sierra Leone, Guinea, dan sebagian besar benua Amerika kecuali sebagian Argentina dan Cili, di mana durasinya bervariasi dari hanya beberapa menit hingga lebih 3 jam
Sementara Indonesia tidak termasuk ke dalam dua zona itu, sehingga Gerhana Matahari Cincin tidak akan terlihat dari Indonesia.
Penyebab Gerhana Matahari Cincin
Gerhana Matahari Cincin bisa terjadi karena cahaya Matahari yang menuju Bumi terhalang oleh Bulan, dengan posisi Matahari-Bulan-Bumi.
“Dalan khazanah Ilmu Falak, gerhana matahari terjadi bersamaan dengan konjungsi Bulan-Matahari dengan Bulan menempati salah satu di antara dua titik nodalnya,” kata Kiai Sirril, Ahli Falak dari UIN Jakarta.
Dalam kasus Gerhana Matahari Cincin, ukuran Bulan dari Bumi lebih kecil dari Matahari, sehingga sinar Matahari tidak diblokir total oleh Bulan, dan menyisakan sinar Matahari yang berbentuk cincin.
Ukuran Bulan dari Bumi bisa lebih kecil lantaran jarak Bulan ke Bumi menempati kedudukan terjauhnya, kia-kira 388.899 km pada kasus gerhana Matahari kali ini.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwae Yaman