JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Teknologi QR (quick response) code atau QR payment makin seksi. Belakangan ini, tak sedikit perusahaan yang telah menyediakan layanan sistem pembayaran dengan teknologi tersebut. Mulai perusahaan teknologi start-up, operator, hingga perbankan yang tak mau ketinggalan.
Apa transaksinya aman bagi para pengguna maupun perusahaan? Pengguna teknologi QR payment, Aji (33) mengaku, dia merasa dalam melakukan pembayaran menggunakan QR payment aman. Menurutnya, meski memudahkan, perlu diperhatikan perusahaan yang berkompeten.
Ini untuk meminimalisiasi kebohongan dalam melakukan transaksi. “Ya kalau perusahaannya sudah terkenal kan aman transaksi. Harus memperhatikan aspek keselamatan juga lah. Dari pada duit ilang barang nggak sampe,” ujar karyawan swasta itu.
Managing Director Go-Pay Budi Gandasoebrata menuturkan bahwa sebagai alat pembayaran digital yang merupakan bagian dari ekosistem aplikasi Gojek, Go-Pay memanfaatkan teknologi QR code karena membantu memberikan solusi pembayaran nontunai yang mudah, cepat, dan sederhana. “Apalagi sekarang ini, kebanyakan masyarakat Indonesia telah memiliki smartphone berkamera, sehingga QR code dapat dipindai dengan mudah,” ujar dia pada JPG, Senin (3/12) siang.
Pembayaran nontunai, sambung Budi, lebih nyaman, aman dan efisien. Baik bagi pengguna maupun bagi rekan usaha. Dari sisi pengguna, pembayaran nontunai sekarang dapat dinikmati berbagai lapisan masyarakat. Bahkan tidak punya rekening bank sekalipun sudah dapat bertransaksi nontunai melalui scan kode QR.
“Untuk rekan usaha, tentunya dapat menguntungkan karena menerima pembayaran nontunai memiliki pembukuan lebih rapi, dan keamanan juga terjaga. Ini sangat penting terutama bagi sektor mikro,” katanya. Pihaknya percaya pembayaran nontunai tersebut bisa menjadi langkah pertama transformasi perekonomian di bidang mikro.
Dari segi keamanan, pihaknya memiliki tim yang bekerja keras memastikan keandalan dan keamanan sistem. ’’Kami juga memberlakukan kebijakan internal yang sangat ketat untuk access control terhadap data pengguna,’’ tegasnya.
Selain itu, sambung Budi, pihaknya juga melakukan tindakan preventif untuk meningkatkan keamanan dari segi pengguna, seperti penggunaan OTP (one time password), PIN, dan kebijakan batas maksimal transaksi dan saldo yang hanya berlaku bagi pengguna yang sudah terverifikasi.
“Perlu juga saya tambahkan bahwa sistem kami telah mendapat restu dari BI dari segi keandalan dan keamanan. Yang tak kalah penting adalah sistem customer care kami sangat sigap dalam menanggapi keluhan pengguna,” klaimnya.(ibl/jpg)