BEIJING (RIAUPOS.CO) – Xiaomi dikabarkan telah menuntut uang sebesar CNY 1 juta atau sebesar Rp2,2 milar lebih dari Beijing Moulding Technology Co. Ltd. Tuntutan ini dikatakan sebagai kompensasi dan penalti karena mitra vendor tersebut membocorkan desain mobil listrik Xiaomi yang belum diluncurkan.
Pada tanggal 22 Januari, Beijing Moulding Technology secara tidak sengaja membocorkan desain bumper depan dan belakang dari mobil listrik Xiaomi yang lagi dikembangkan. Bernama Xiaomi MS11, mobil tersebut bahkan belum dirilis.
Perusahaan mengatakan bahwa draf tersebut dibocorkan oleh sub-vendor dan tidak bertanggung jawab langsung atas insiden tersebut. Namun, menurut perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani antara Beijing Moulding Technology dan Xiaomi Auto, yang pertama akan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Beijing Moulding Technology harus membayar denda besar seperti sudah dijelaskan di atas kepada Xiaomi karena pelanggaran kontrak dan memperketat langkah-langkah keamanan dengan operasi hilirnya. Demikian dilansir via ITHome.
CEO Lei Jun mengatakan bahwa Xiaomi tidak mentolerir kebocoran dan berharap semua mitra dan pemasok akan mematuhi perjanjian kerahasiaan yang telah disepakati. Menurutnya, denda yang besar adalah pelajaran bagi semua mitra bahwa Xiaomi tidak akan menerima atau mengizinkan insiden semacam itu dan akan menangani secara ketat orang yang mangkir.
Selain denda, Xiaomi juga dikabarkan telah meminta Beijing Moulding Technology untuk juga menyerahkan rencana perbaikan terperinci yang dapat meningkatkan dan meningkatkan langkah-langkah keamanan yang ada.
Diketahui, sebelumnya di media sosial khususnya Weibo sebagai jejaring sosial Cina dihebohkan dengan bocoran terkait Electric Vehicle atau EV mendatang Xiaomi yang bocor. Bocoran tersebut memperlihatkan citra ramping dan canggih dari sedan sporty yang diberi nama MS11 itu.
EV tersebut juga telah terlihat beberapa kali di Cina dengan CEO Lei Jun berada di belakang kemudi menguji coba mobil tersebut. Namun, semua test drive dilakukan secara diam-diam dengan sangat rahasia.
Pada Maret 2021 lalu, Xiaomi memang mengumumkan akan bergabung dengan sektor EV dan siap berinvestasi besar untuk mewujudkan hal tersebut. Pada Agustus 2021, ia mengakuisisi Deepmotions, perusahaan penggerak otonom, seharga USD 77 juta atau berkisar Rp1,1 triliun lebih.
Tahun lalu CEO Lei Jun mengatakan bahwa mengemudi secara otonom adalah masa depan kendaraan listrik dan Xiaomi berencana untuk mengembangkan teknologi self-driving miliknya sendiri. Perusahaan memperluas tim R&D pada tahun 2022 dan siap untuk memproduksi mobil secara massal pada tahun 2024.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman