PADANG (RIAUPOS.CO) - Pergerakan pesawat dan penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Sumatera Barat (Sumbar) masih sepi. Hal ini terjadi sejak airlines yang hampir seluruhnya memberlakukan tarif batas atas tiket pesawat. Kondisi ini juga diperparah menyusul pemberlakuan bagasi berbayar oleh maskapai Lion Air.
Executive General Manager PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang BIM, Dwi Ananda Wicaksana mengatakan, sejak 1-21 Januari, BIM membatalkan sebanyak 467 penerbangan (datang dan berangkat). “Dibandingkan tahun lalu, pergerakan pesawat turun 20 persen. Sedangkan pergerakan penumpang turun sampai 25-30 persen,” kata Dwi Ananda Wicaksana, Selasa (29/1).
Menurut Dwi, pemberlakuan tarif dasar atas pesawat dan bagasi berbayar Lion Air tidak saja dirasakan penumpang. Namun, juga berdampak terhadap pengelola bandara. Terutama dari segi pendapatan aero maupun nonaero. “Kondisinya juga dirasakan perusahaan moda transportasi darat di BIM yang penumpangnya juga menurun,” katanya.
Humas PT Angkasa Pura II Cabang BIM, Fendrick Sondra menambahkan, sampai hari ini, pergerakan penumpang dan pesawat di BIM masih terbilang landai. Dalam sehari, pengunjung BIM berkisar di angka 7 ribu penumpang. “Sebelum Januari, di angka 11 ribu sampai 12 ribu (penumpang sehari), malahan saat puncaknya bisa tembus 15 ribu,” kata Fendrick.
Di sisi lain, PT Angkasa Pura II (Persero) melalui BOD, Kantor Pusat, Divisi dan Kantor Cabang juga terus melakukan perbaikan menyeluruh. Secara internal, pihaknya melakukan evaluasi menyeluruh, lalu dilanjutkan penetapan strategi dan program yang di antaranya kajian untuk optimalisasi slot. Strategi pemasaran rute baru atau upaya penambahan rute eksisting.(jpg)