BATAM (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berupaya membangun jembatan penghubung Kota Batam dan Kabupaten Bintan. Rencana tersebut mendapat restu dari pemerintah pusat.
Kepastian terbangunnya jembatan tersebut karena dinilai menjadi kebutuhan untuk mendukungan pengembangan ekonomi di Kepri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan, ia sudah menerima detail rencana pembangunan jembatan ini dari Gubernur Kepri, Nurdin Basirun. Ia juga sudah mendapat penjelasan dari pihak terkait bagaimana nantinya peran jembatan Batam-Bintan (Babin), dalam mendukung mobilisasi industri di kedua daerah.
“Saya tanya soal jembatan ini (Babin) kepada BP (Badan Pengusahaan) Batam, ternyata dibutuhkan. Sudah dilaporkan Presiden. Pada tatanan kebijakan, akan kita bangun,” kata Basuki dalam kunjungan kerjanya di Batam, ditemui di Aston Hotel, Batam pada Kamis (25/10).
Terkait pelaksanaan pembangunannya sendiri, Basuki menjelaskan bahwa lebih dulu akan melakukan studi guna memastikan titik terbaik berdirinya jembatan ini. Proses studinya sendiri akan mulai dilakukan pada 2019 mendatang. Sehingga pembangunan jembatan ini diharapkan bisa segera terealisasi.
Proses penelitian diakui Basuki memang dibutuhkan secara detail, untuk rencana kontruksi jembatan ke depan. Karena ukuran dan panjang jembatan, serta lintasan laut yang dilewati terbilang cukup besar.
“Ini jembatan besar, jadi penelitian harus detail,” kata Basuki lagi.
Terkait dengan pembangunan, rencananya akan dilakukan melalui konsorsium perusahaan, mulai dari Pelindo, Panbil Group, China Communication Construction Company (CCCC) Limited yang berasal Cina.
Sebelumnya, Anggota II Deputi Bidang Pengembangan BP Batam, Yusmar Anggadinata mengatakan, studi ini akan memakan waktu lebih banyak, karena harus melakukan studi kondisi kedalaman laut.(jpg)
dan struktur tanahnya, untuk membuat DED.
Pada prosesnya sendiri, jembatan ini harus bisa mengakomodir tidak hanya sebatas konektivitas transportasi massa, lebih dari itu harus ada jalur khusus untuk pergerakan barang, dan khusus untuk pergerakan sistem lainnya. Dimana di dalamnnya juga ada utilitas untuk saluran gas, air, listrik, telepon dan sebagainya.
Lebih jauh, Yusmar menjelaskan perlu dipertimbangkan konsep pembangunan Batam dan Bintan kedepan. Dimana saat ini Batam berbenah sebagai pusat logistik, dengan dukungan pelabuhan, bandara dan ekonomi digitalnya. Maka Bintan bisa menjadi kawasan produksi produk-produk industri.(bbi/jpg)