Penanganan Bencana Terkendala Anggaran

Sumatera | Kamis, 18 Oktober 2018 - 13:27 WIB

PASAMAN BARAT (RIAUPOS.CO) - Pascaputusnya jembatan di Jorong Tanjungpangkal, Nagari Lingkuangaur, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) akibat banjir, warga termasuk pelajar di daerah itu terpaksa menggunakan jasa perahu motor untuk menyeberangi sungai Batang Saman. 

Sedikitnya, 400 kepala keluarga (KK) memanfaatkan jasa perahu motor tersebut.  Pantauan JPG di lapangan, banjir telah menyebabkan jembatan penghubung Tanjungpangkal , Kecamatan Pasaman ambruk. Jembatan Lubuk Gobing Ranah Batahan, dan sejumlah ruas jalan Talu-Panti juga rusak.  

“Mereka yang pasti memanfaatkan jembatan itu ada sekitar 400 kepala keluarga yang berdomisili di permukiman PT Gersindo dan Tanjungpangkal. Selain itu ada pelajar di Kapar, Kecamatan Luhak Nan Duo dan Simpangempat, Kecamatan Pasaman,” jelas Wakil Bupati Pasaman Barat Yulianto didampingi Camat Pasaman, Andre Affandi dan Kepala Bagian Humas, Yosmar Difia saat meninjau jembatan putus, Selasa (16/10).
Baca Juga :Dirikan Tenda Tanggap Darurat di Wilayah Banjir

Wabup meminta perbaikan jembatan Tanjungpangkal disegerakan karena sifatnya mendesak. Apalagi jembatan itu sangat penting untuk jalur transportasi masyarakat. “Ada jalan lain, tapi butuh waktu satu jam menuju Simpangempat,” ucapnya.

Wabup meminta masyarakat tetap waspada bencana banjir, karena intensitas hujan di Pasaman Barat masih tinggi. “Begitu juga warga di sekitar perbukitan diminta waspada karena rawan bencana longsor,” imbaunya.

Camat Pasaman, Andre Affandi mengatakan selain menyebabkan jembatan putus, banjir Batang Saman juga merendam puluhan rumah warga di sekitar sungai itu. Sekitar 25 rumah di pingggir sungai terancam ambruk. Sejumlah bantuan kebutuhan pokok dan peralatan sudah disalurkan. “Namun ada di sejumlah titik yang masih dalam tahap penyaluran karena terkendala akses transportasi,” tuturnya.

Ia mengharapkan adanya pembangunan bronjong untuk meminimalisir pengikisan dinding sungai. “Kondisi saat ini, warga yang tinggal di tepi sungai sudah banyak mengungsi ke rumah sanak famili sambil menunggu air Batang Saman surut,” ucapnya.

Penanganan Banjir Pasaman

Terpisah, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman, Masfet Kenedi mengaku kesulitan mencari sumber pendanaan untuk pembiayaan kegiatan penanganan bencana dengan cepat. 

“Ketidaktersediaan dana penanggulangan bencana membuat kinerja kami (BPBD) selalu dipertanyakan warga yang terkena dampak bencana alam. Kami menjadi bahan omongan warga karena kami dicap tidak becus menangani bencana di Pasaman,” ungkap Masfet.

Ia mengatakan, pihaknya sudah pernah meminta agar dana on call tersedia pada BPBD. Namun, usulan dana itu dicoret oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD. “Sudah pernah mengajukan anggaran. Tapi tidak ada tanggapan. Malah dicoret oleh anggota dewan. Dianggap dana on call pada BPBD ini belum prioritas,” ungkapnya.

Menurut Masfet, Pasaman dilintasi sejumlah sungai besar, sehingga rawan bencana banjir dan tanah longsor. (roy/cr15/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook