PADANG (RIAUPOS.CO) - Bencana longsor kembali terjadi di Sumbar setelah hujan deras mengguyur Kabupaten Solok dan Solok Selatan (Solsel), Selasa (9/2/2016). Longsor terjadi di KM 94, Jorong Pisauilang, Nagari Lolosurian, Kecamatan Pantaicermin, Kabupaten Solok.
Beruntung, dalam kejadian itu tidak ditemukan korban jiwa. Namun, bencana yang terjadi pada pukul 22.30 itu menyebabkan akses jalan lintas Kabupaten Solok menuju Solsel lumpuh total.
Dilansir Padang Ekspres, kemarin (10/2), material longsor tebing bukit menimbun badan jalan lebih dari 500 meter dengan ketinggian mencapai lima meter.
Sebuah gardu listrik PLN dilaporkan terseret sehingga terjadi pemadaman listrik Rabu (10/2) sore. Tiga mobil travel menuju Solsel juga nyaris tertimbun longsoran tersebut.
"Ada tiga mobil travel dari arah Padang menuju Solsel nyaris tertimbun longsoran bukit di samping Rumah Makan Mitra. Mujur sopir cepat menginjak rem," ujar Malin, 36, salah seorang sopir travel terjebak longsor Bukit Pisauhilang, Rabu (10/2).
Akibat longsor itu, ratusan kendaraan terjebak dan tidak bisa melintasi kawasan itu dari kedua arah. Termasuk, mobil pengantar koran Padang Ekspres, Haluan, Singgalang ke Solsel kemarin.
"Kami terjebak longsor. Koran tak masuk hari ini (kemarin, red) ke Solsel. Hingga sore kemarin material longsor masih menggunung di badan jalan nasional," ungkap Zul, sopir Padang Ekspres yang terjebak macet.
Begitu juga rombongan relawan yang hendak mengantar bantuan korban galodo ke Solsel. Tim Balai Sungai dan Balai Bina Marga yang rencananya meninjau jalan terban sepanjang 500 meter di Liki, Kecamatan Sangir, Solsel, juga terjebak.
Bahkan, mobil ambulans yang membawa pasien kritis dari RSUD Solsel harus memutar ke Padangaro-Kerinci-Tapan, Pessel dan Padang. Jarak tempuh mencapai 290 km.
Wali Nagari Lolosurian, Nofriadi saat dihubungi Padang Ekspres, kemarin, mengatakan malam itu juga sudah melapor ke BPBD Kabupaten Solok. Namun, tidak ada respons.
"Mungkin waktu saya nelepon, Pak Manan sedang tidur. Jadi, ndak jelas suaranya," kata Wali Nagari. Kendati demikian, pihaknya bersama camat, anggota DPRD Azwirman sejak malam kejadian hingga subuh sekitar pukul 04.30, tetap bertahan di lokasi kejadian untuk memantau longsor.
Paginya, lanjut Nofriadi, sekitar pukul 09.30, datang bantuan dua unit alat berat Pemprov Sumbar. Namun, hanya satu yang dapat beroperasi. Satunya lagi rusak. Sampai kemarin sore, jalan lintas Solok-Solsel belum dapat dilewati kendaraan karena material longsor belum dibersihkan.
Kepala BPBD Kabupaten Solok, Abdul Manan saat dihubungi sekitar pukul 14.00, kemarin (10/2), mengaku belum mengetahui lokasi pasti kejadian longsor.
Dia mengaku baru meluncur ke Surian siang itu bersama Pemprov Sumbar. “Itu jalan provinsi, sifatnya kita membantu,” jawab Abdul Manan singkat.
Garabakdata Terisolasi
Selain di Lolosurian, Selasa malam (9/2), masyarakat Nagari Garabakdata, Kecamatan Tigolurah, juga terisolasi karena jalan tertimbun longsor setinggi 30 meter. Kemarin (10/2) sore, akses jalan hanya bisa dilewati sepeda motor.
"Diperkirakan longsor terjadi Selasa malam, namun masyarakat baru tahu paginya," sebut Wali Nagari Garabakdata, Pardinal. Tak hanya Nagari Garabakdata yang terisolasi, nagari lain di Kecamatan Tigolurah, seperti Nagari Simanau, Rangkiangluluih, Batubajanjang, juga mengalami nasib sama.
Camat Tigolurah, Romi Hendrawan menyebut ada 12 titik longsor di Tigolurah. Di antaranya di Bukit Rasam di Nagari Sirukam, Kecamatan Payungsekaki hingga Kecamatan Tigolurah. Beruntung, tidak ada rumah ataupun warga yang terkena dampak longsor.
"Sepeda motor sudah bisa jalan sore ini (kemarin, red)," kata Romi. (*)
Sumber: Padek
Editor: Hary B Koriun