Siapa yang tak kenal dengan lokasi wisata Kawasan Mandeh di Sumatera Barat. Tak hanya di tingkat nasional, keelokan obyek wisata laut, pulau dan pantai ini sudah menyedot perhatian wisatawan mancanegara. Kunjungan wisatawan yang turun sejak pandemi, kini mulai sedikit ramai sejak kasus Covid-19 melandai. Namun sayangnya, di lokasi ini kesadaran memakai masker mulai kendur.
Laporan: YOSE RIZAL, Pekanbaru
Pandemi Covid-19 tak hanya berimbas kepada sisi kesehatan dan ekonomi saja. Yang sangat terpukul adalah sektor pariwisata. Pembatasan kegiatan masyarakat membuat banyak lokasi wisata menjadi sepi. Namun untungnya, beberapa pekan belakangan ini, kasus Covid-19 turun drastis. Seiring dengan mulai dilonggarkannya pembatasan kegiatan nasyarakat, membuat obyek wisata kembali bergeliat.
Riau Pos pun mengunjungi kawasan wisata Mandeh pada akhir pekan di awal Oktober ini. Dari Pekanbaru memerlukan waktu 9 jam untuk sampai ke sana. Namun tak langsung ke lokasi, melainkan menginap dulu di Kota Bukittinggi. Dengan alasan, agar bisa puas menikmati wisata Mandeh keesokan harinya. Dan diakhir pekan itu, ternyata banyak warga Pekanbaru yang berwisata ke Sumbar. Bahkan ada klub mobil yang khusus datang berombongan ke kawasan Mandeh.
Banyaknya warga Riau berwisata akhir pekan ke Sumatera Barat selain karena alamnya yang indah, juga akibat kasus Covid-19 makin menurun di sana. Dari data resmi pemerintah, kasus Covid-19 makin landai di Sumatra Barat. Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal merilis, pertambahan positif pada Sabtu (2/10) lalu adalah 33 orang. Tingkat kesembuhan di seluruh Sumbar hampir 97 persen. Ditambah lagi tidak adanya penyekatan di pos-pos Satgas di perbatasan kota. Membuat arus wisatawan kembali membanjiri Sumbar.
Seperti di kawasan wisata Mandeh yang mulai bergeliat. Salah satu keunikan Mandeh adalah jalanan menuju ke lokasi yang ekstrem mengitari perbukitan di sepanjang pantai. Dari Pelabuhan Bungus Padang, wisatawan kini tak perlu lewat jalan ke Painan. Jalan akses ini baru selesai beberapa tahun ini. Kondisi jalan ini menjadi tantangan tersendiri bagi klub motor atau mobil sehingga jadi sering jadi tujuan turing.
Beberapa puncak bukit di jalan lintas jadi spot foto yang instagramable karena jalanan yang menurun curam seperti jatuh ke dalam laut. Salah satunya adalah Puncak Paku. Di sini para wisatawan memarkirkan kendaraan dan berfoto ria di jalanan yang berlatar lautan dengan pulau-pulau kecilnya yang indah.
Sayangnya, protokol kesehatan seperti memakai masker tidak banyak dilakukan baik oleh pengunjung maupun pengelola wisata seperti pedagang, juru parkir serta lainnya. Tidak ada petugas atau pihak yang menjaga dan mengawasi lokasi wisata tersebut. Ada juga yang memakai masker namun bisa dihitung dengan jari.
Demikian juga saat Riau Pos beranjak ke objek wisata pantai di Sungai Pinang. Objek wisata pantai yang sudah terkelola dengan baik tersebut di mana tersedia bungalow, kantin, pondok-pondok serta tempat pemandian ini. Di gerbang masuknya malah terbuka lebar tanpa imbauan untuk patuhi prokes dan tidak adanya tempat cuci tangan. Tidak terlihat adanya pengawasan yang berarati selain petugas parkir yang memungut uang kepada pengendara yang parkir.
Pengunjung bebas menikmati berenang di pantai, bermain di pasir pantai dan ayunan tanpa mengenakan masker. Demikian juga dengan pengelola di kantin yang santai melayani pembeli, juga tak mengenakan masker. Sebuah bus pariwisata ukurang sedang yang memasuki kawasan tersebut, para penumpangnya keluar tanpa mengenakan masker.
Seorang wisatawan dari Pekanbaru bernama Joni, saat dihampiri Riau Pos mengaku dirinya tak memakai karena melihat orang sekitarnya tak pakai masker. Ia yang baru pertama kali datang ke sana mengatakan bahwa saat ini dirinya tidak terlalu khawatir lagi Covid-19 seperti tahun lalu.
"Saya bukannya tak takut corona atau takabur. Dulu saya selalu cemas tapi sekarang sudah berkurang. Ditambah lagi, kita ke lokasi wisata ini untuk menikmati udara alam yang segar. Kalau berkunjung ke wisata tertutup seperti Lubang Japang atau museum, tentu saya akan pakai masker," ujar pria yang datang bersama teman-temannya dengan mengenakan motor dari Pekanbaru, Ahad (3/10).
Memang, Kawasan Wisata Mandeh merupakan wisata alam yang luas. Para pengunjung selain menikmati suasana pantai juga bisa berkeliling Kepulauan Mandeh dengan menggunakan perahu. Namun pandemi yang datang menyerang terlhat banyak perahu yang menganggur di sungai pinggiran pantai. Seorang agen perjalanan perahu tanpa mengenakan masker menawarkan jasa perahu kepada Riau Pos saat sampai di Puncak Mandeh. Ia pun memperlihatkan brosur dan foto-foto di layar handphone-nya.
Walaupun lokasi wisata ini sudah bergeliat, namun kondisinya masih tidak seramai sebelum datangnya pandemi. Beberapa warung di Puncak Mandeh terlihat masih banyak yang tutup. Kursi-kursi yang disediakan berikut tendanya di daerah tertinggi dengan pemandangan lautan luas itu masih saja sepi. Beberapa pengunjung terlihat duduk berpasangan masih tanpa mengenakan masker. Dan memang terlihat penerapan prokes masih kurang akibat tidak adanya Satgas Covid-19 yang mengawasi di lapangan.***