ANTISIPASI CORONA

Pemeriksaan di Batas Riau-Sumbar Lebih Ketat

Sumatera | Rabu, 01 April 2020 - 13:54 WIB

Pemeriksaan di Batas Riau-Sumbar Lebih Ketat
Petugas melakukan pemeriksaan orang di perbatasan Sumbar-Riau, Selasa (31/3/2020). (PADANG EKSPRES/RPG)

LIMAPULUH KOTA (RIAUPOS.CO) -- Pemeriksaan kesehatan di perbatasan Riau dengan Sumatera Barat (Sumbar) tepatnya di kawasan Rimbodata, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota pada Selasa (31/3) siang, terpantau lebih ketat dari biasanya. Petugas gabungan yang melakukan pemeriksaan itu dari Dinas Kesehatan, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, dan Dishub, juga sudah dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD).

"Sebelumnya, petugas gabu­ngan yang melakukan pemeriksaan kesehatan di perbatasan Sumbar dengan Riau ini masih kekurangan APD. Seperti masker, sarung tangan, sepatu, baju, dan cairan pembersih tangan. Alhamdulillah sekarang semua APD itu sudah tersedia. Bantuan dari Pemprov Sumbar," kata  Kepala BPBD Limapuluh Kota Joni Amir kepada Padang Ekspres (RPG), Selasa (31/3).


Joni Amir menyebut, ketatnya pemeriksaan kesehatan di perbatasan Sumbar dengan Riau merupakan tindak lanjut dari kebijakan Pemprov Sumbar yang menetapkan pembatasan selektif di sembilan perbatasan darat. Ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona. Di mana dalam kebijakan pembatasan selektif ini, Pemprov Sumbar bekerja sama dengan tujuh pemerintah kabupaten. Yakni, Limapuluh Kota, Dharmasraya, Pessel, Solsel, Sijunjung, Pasaman, dan Pasaman Barat.

"Dalam penerapan pembatasan selektif di perbatasan Limapuluh Kota dengan Riau, Pemprov Sumbar membantu APD buat petugas gabungan. Sedangkan petugas gabungan berasal dari kabupaten yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, dan Dinas Perhubungan," kata Joni Amir.

Mantan Kabag Humas dan Protokoler ini menyebut, dalam sehari ada 54 petugas yang dikerahkan untuk melakukan pemeriksaan dan pendataan, terhadap warga atau pengemudi yang masuk Sumbar dari arah Limapuluh Kota.

"Ke-54 petugas ini terbagi dalam 3 shift. Artinya, setiap shift ada 18 orang. Mereka bekerja bergantian selama 24 jam," kata Joni Amir.

Para petugas ini secara bergantian menyetop kendaraan yang datang dari arah Riau. Setiap pengemudi dan penumpang di dalam kendaraan tersebut  kemudian diperiksa kesehatan mereka. Terutama suhu tubuh.

"Pemeriksaan suhu tubuh ini menggunakan thermal scanner. Bila ada warga yang suhu tubuhnya melebihi 38 derajat celcius, itu langsung didata dan diberi kartu khusus," kata Joni Amir.

Sampai petugas melakukan pergantian shift kedua dengan ketiga pada Selasa malam (31/3), jumlah warga yang masuk Sumbar dari arah Riau tercatat sudah 800-an orang. Dengan tujuan, tidak hanya Payakumbuh dan Limapuluh kota, tapi juga kabupaten/kota lain di Sumbar.

Dia juga menyebut, saat petugas melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap warga atau pengemudi yang masuk Sumbar dari arah Limapuluh Kota, partisipasi masyarakat cukup tinggi. Bahkan, masyarakat di kawasan Rimbodata, Pangkalan, menyediakan ruko untuk penginapan petugas yang berbagi shift.

"Artinya, masyarakat sadar bahwa korona adalah musuh bersama. Dan kita berharap, petugas di perbatasan Sumbar-Riau ini, terutama tenaga medis dan petugas wanita, tidak dijahili atau dilecehkan," ujar Joni Amir.(frv/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook