BUKITINGGI (RIAUPOS.CO) - Acara ramah-tamah sastra bertajuk "Malam Puisi Rose" bersama penyair Rida K Liamsi berlangsung hangat di Hotel Rocky, Bukittinggi, Sumbar, Selasa malam (10/12).
Puluhan sastrawan, penyair, cerpenis, novelis, seniman dan budayawan Sumbar, hadir dalam ramah-tamah yang dikemas sebagai apresiasi terhadap terbitnya buku kumpulan puisi dwi bahasa karya Rida K Liamsi tersebut.
Mengawali ramah-tamah, Rida K Liamsi menyampaikan terimakasih kepada para penyair dan sastrawan Sumbar yang telah mengapresiasi kehadiran Rose, buku kumpulan puisi keempatnya, setelah ODE-X, Tempuling dan Perjalanan Kelekatu.
Rida juga mengaku iri terhadap para penyair dan sastrawan asal Sumbar yang terus berkarya, tanpa perlu dorongan. "Saya iri dengan yang setiap bulan memenuhi halaman sastra Kompas, Tempo, ataupun Jawa Pos," ucap penyair yang juga Chairman Riau Pos Grup ini.
Penyair kelahiran Dabo Singkep, Kepulauan Riau, itu juga menyampaikan komitmennya untuk terus memberi ruang bagi pertumbuhan sastra di Tanah Air.
"Saya sangat berusaha, apa yang diperoleh Riau Pos Grup akan terus didedikasikan untuk perkembangan puisi dan sastra pada," ucapnya.
Rida bercerita, ketika dipercaya sebaga Dirut Harian Indo Pos (anak perusahaan Jawa Pos Group) yang terbit di Jakarta, ia tersentak melihat koran tersebut tidak punya ruang untuk puisi.
"Saat itu, saya minta redaksi Indo Pos, memberi ruang halaman puisi. Dan kini sudah hampir satu tahun terbit, setiap Sabtu. Sekarang, rubrik ini dijaga Sutarji Calzoum Bachri," cerita Rida.
Selepas Rida menyampaikan pengantar, panitia ramah-tamah sastra dari Harian Pagi Padang Ekspres (Riau Pos Grup), menayangkan video yang menggambarkan sepak-terjang Rida K Liamsi, dari seorang penyair, wartawan, sampai pengusaha media.
Setelah video itu ditayangkan, penyair dan sastrawan dari Sumbar secara bergantian, membacakan puisi-puisi Rida K Liamsi.
Sementara, Komunitas Seni Intro dari Payakumbuh menampilkan musikalisasi 2 puisi Rida.
Pembacaan puisi karya-karya Rida K Liamsi diawali oleh sastrawan Darman Moenir. Pemegang Hadiah Utama Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980 itu membacakan dua puisi Rida dalam versi Bahasa Inggris.
Sebelum membacakan puisi di atas kursi roda, Darman Moenir yang merupakan pemenang Hadiah Sastra dari Pemerintah Republik Indonesia 1992, mengapresiasi puisi-puisi Rida K Liamsi.
"Saya, sudah membaca selintas, puisi-puisi Pak Rida dalam Rose. Ternyata, ada hal baru yang ditulis. Dengan pengucapan-pengucapan dan khas Melayu. Dengan unsur-unsur pembaruan," kata Darman Moenir.
Usai Darman tampil, giliran penyair Rusli Marzuki Saria (76), yang naik ke atas pentas. Papa dari para penyair Sumbar ini, membacakan tiga puisi Rida.
Dua di antaranya berjudul "Suatu Pagi di Sebuah Beranda" dan "Rembang Petang".
Setelah itu tampil Sastri, Gus Tf Sakai, Upita Agustin, Adri Sandra, Harris Efendi Thahar, Sastri Yunizarti Bakry dan Esha Tegar Putra.(rpg)