BUDI DAYA GABUS, HASILKAN ALBUMIN

Alam Lestari Terbebas dari Karhutla

Siak | Senin, 27 Juni 2022 - 12:11 WIB

Alam Lestari Terbebas dari Karhutla
Bupati Siak Alfedri membicarakan perihal penanganan karhutla dan Siak Hijau yang bermuara pada pemanfaatan kanal dan embung sebagai lokasi pembenihan ikan gabus yang ekstraknya menjadi albumin di Gedung Raja Indra Pahlawan, akhir pekan lalu. (DISKOMINFO UNTUK RIAU POS)

PEMKAB Siak saat ini sedang menggalakkan budidaya ikan gabus di sejumlah kampung. Kampung-kampung yang diharapkan dapat membudidayakan ikan gabus tersebut adalah kampung rawan karhutla.

Sebab di sana ada kanal dan embung. Kanal dan embung diharapkan dapat menjadi lokasi budi daya ikan gabus yang memang menjadi habitatnya.


Demikian dikatakan Bupati Siak Alfedri, belum lama ini. Pengelolaan kanal dan embung dengan baik, dapat membangkitkan perekonomian masyarakat.

Sebab, saat ini ada perusahaan di Kabupaten Siak yang bergerak di bidang pengolahan ekstrak ikan gabus dalam menghasilkan albumin. Perusahaan itu bernama PT Alam Siak Lestari (ASL) yang berada di Jalan Satpa Taruna Siak.

Saat ini, ikan gabus memiliki nilai jual yang cukup baik. Seiring tingginya permintaan dan masyarakat tahu harus memasarkan ke mana. PT ASL akan menjadi penampung ikan-ikan warga.

"Karhutla nihil, alam pun lestari, warga terbebas dari penyakit akibat asap, menjadi tujuan bersama," ungkap Bupati.

Kawasan gambut ini, patut mendapatkan perhatian dan konsentrasi tepat, demi memaksimalkan potensi yang ada.

Pada sisi pengembangbiakan, ASL berfokus pada budidaya ikan gabus di lahan konservasi gambut dan area sekat kanal dan embung yang awalnya hanya dirancang untuk mencegah kebakaran gambut.

Riset awal membuktikan bahwa kualitas ekosistem gambut yang terjaga membuat perkembangan spesies ikan gabus yang lebih sehat dengan tingkat protein yang tinggi.

Untuk sampai ke titik ini, kolaborasi lintas sektoral dalam mengantisipasi atau melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), membuahkan hasil. Pada 2022 ini, hanya ada 17 hektare yang terbakar. Ke depan diharapkan menjadi nihil atau zero.

Kabupaten Siak memiliki 14 kecamatan, 9 kelurahan dan 122 desa atau kampung. Ada pun luas wilayah 8.275.18 persegi.

Ada titik titik rawan, karena 57 persen wilayah merupakan gambut, di sanalah menjadi fokus pencegahan.

"Kami menyiapkan  67 kampung dengan masyarakat peduli api (MPA). MPA ini kami harapkan dapat menjadi bagian dari kelompok budidaya ikan gabus," kata Bupati.

Sementara Wabup Husni Merza mengatakan Pemkab Siak sangat berbangga hati pada inovasi dan inisiatif kaum muda di Siak untuk mengembangkan hilirisasi produk bernilai tambah yang berbasis kelestarian.

"Anak muda berani mengembangkan produk turunan dari komoditas ramah gambut ini merupakan suatu terobosan," kata Wabup Husni.

Semoga hal ini menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk mengembangkan bisnis yang berpotensi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat sekaligus menjaga lingkungan.

Pemerintah Kabupaten Siak sebagai salah satu pendiri dan anggota dari lingkar temu kabupaten lestari mengapresiasi PT Alam Siak Lestari (ASL) yang meraih penghargaan pada kompetisi internasional MIT Solve Challenge 2021 pada pertengahan September 2021 lalu.

Dalam ajang yang diselenggarakan oleh universitas asal Amerika Serikat, Massachusetts Institute of Technology (MIT) tersebut, ASL mendapat dua penghargaan yakni MIT Solver Team kategori Resilient Ecosystems (Ekosistem Tangguh) dan GM Prize Award dari General Motor.

ASL berhasil meraih penghargaan setelah sebelumnya dinominasikan menjadi salah satu dari 88 finalis dari 1.800 pendaftar di 128 negara. ASL juga merupakan satu-satunya perwakilan Indonesia pada MIT Solve tahun ini.

MIT Solve adalah kompetisi internasional tahunan untuk mencari organisasi/perusahaan berbasis teknologi terbaik di dunia untuk memberikan solusi terhadap tantangan global.

ASL mengajukan solusi berjudul "Healthy Ecosystem and Alternative Livelihood (HEAL) Fisheries. HEAL Fisheries merupakan inovasi pertama ASL untuk menjaga lahan gambut dengan industri bernilai tambah untuk komoditas ramah gambut dari sektor perikanan.

"PT ASL mengembangkan teknologi pengembangbiakan dan produksi ikan gabus di kawasan gambut yang setelah diproduksi menjadi ekstrak albumin," kata Wabup Husni.

Albumin merupakan protein dalam ikan yang memiliki berbagai khasiat bagi kesehatan mulai dari percepatan regenerasi sel hingga penyembuhan luka.

Hal itu terinspirasi dari tradisi masyarakat Siak yang mengukus ikan gabus sebagai obat penyembuh luka seperti persalinan maupun sunat.

ASL menggunakan teknologi distilasi uap suhu rendah untuk mengekstrak albumin dari ikan gabus ke dalam bentuk cair.

Perusahaan ini sengaja menggunakan teknologi sederhana agar masyarakat dapat terlibat dan menggunakan dengan mudah.

Sejalan dengan pendekatan tersebut, ASL juga dibentuk sebagai perusahaan berbasis masyarakat di mana kepemilikan saham juga terbuka langsung bagi masyarakat.

Saat ini, Badan Usaha Kampung (BumKam) Dayun telah menjadi salah satu pemegang saham ASL. Konsistensi inilah yang membuat mitra seperti Agrapana Bio untuk berkolaborasi dengan ASL di Kabupaten Siak.(ifr)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook