SIAK (RIAUPOS.CO) - Ketua DPRD Siak Indra Gunawan mangaku prihatin masih tingginya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap perempuan dan anak (KTPA) di Kabupaten Siak.
Hal ini mesti dicari benang merahnya, sehingga menjadi terang benderang apa yang mendasari terjadinya KDRT maupun KTPA yang mencapai angka 170 sampai September lalu.
Sebagai Kota Layak Anak Kategori Utama, dan disebut sebut standar penilaian itu bukan pada tingginya KDRT dan KTPA serta anak narkoba. Ada indikator lain yang menjadikan Kabupaten Siak tercinta ini menjadi Kota Layak Anak.
Sebagai Ketua DPRD Siak, Indra Gunawan tentu berusaha memaklumi atas hal itu. Namun, Indra Gunawan tidak bisa memaklumi kalau ada anak dan perempuan menjadi korban kekerasan, baik fisik maupun psikis.
Hal ini akan membahayakan masa depan sang anak. Sebab anak akan mengalami trauma, bahkan sampai trauma berat. Dan hal itu akan menghambat tumbuh kembang anak, terutama dalam bersosialisasi terhadap orang lain.
“Saya ingin ada titik aman, di mana tidak ada lagi kekerasan terhadap perempuan dan anak di Siak,” kata Indra Gunawan.
Mencegah akan lebih baik dari pada mengatasi. Sebab jika mengatasi, hal itu sudah terjadi dan akan berdampak buruk terhadap psikis perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
Bagaimana menyikapinya, bagaimana solusinya, semua pihak diharapkan berperan, sampai ke lingkungan terkecil yaitu keluarga.
KDRT, tidak selamanya istri korbannya, bisa saja suami menjadi korban, anak tentu sangat berpotensi menjadi korban KDRT.
Demikian juga dengan KTPA, suami yang mesti diingatkan, disadarkan bahaya melakukan KTPA.
Benang merah penyebab terjadinya KDRT maupun KTPA adalah media sosial, faktor ekonomi, sosial budaya, ketidakadilan jender, kualitas hidup yang rendah, pola asuh yang salah, juga gangguan kejiwaan.
“Ketika seseorang tidak bisa memfilter apa yang dilihat di media sosial, akan berdampak buruk pada individu tersebut, dan berimbas pada lingkungannya,” kata Indra Gunawan.
Pendekatan spiritual menjadi salah satu jawaban atas persoalan tersebut, di samping membuka lapangan pekerjaan dengan memberikan keterampilan, sehingga ekonomi membaik.
Kesadaran sesama tetangga untuk saling mengingatkan, terutama RT adan RK, serta perangkat kamlung dan kecamatan yang diharapkan menjadi suri teladan, sehingga dicontoh karena menginspirasi baik perkataan maupun tingkah laku.
“Bagaimana kita membangun lingkungan yang sehat, aman bagi kita semua, sehingga semua terbebas dari kekerasan, baik itu KDRT maupun KTPA,” ucap Indra Gunawan.
Mereka yang menjadi korban KDRT maupun KTPA, mesti diselamatkan, dilakukan pemulihan secara fisik maupun psikis.
“Ketika kita saling peduli, KDRT maupun KTPA dapat dicegah,” kata Ketua Indra Gunawan.
KDRT dan KTPA ini, sebenarnya tifak bisa disandingkan dengan penyalahgunaan narkoba. Tapi efek penyalahgunaan narkoba bisa sampai pada KDRT dan KTPA.
“Kita bentuk tim terpadu, dan siapapun dapat ikut ambil bagian untuk Siak terbabas dari KDRT dan KTPA,” sebut Indra Gunawan.
Indra Gunawan akan terus mengingatkan semua masyarakat untuk berperilaku sehat, dengan tetap bekerja keras, penuh kreativitas.
Penyelamatan mesti dilakukan untuk Kabupaten Siak lebih baik, dengan masyarakat yang aman terbebas dari rasa cemas dan kekerasan.(adv)