Memaknai Hari Jadi ke-24 Kabupaten Siak, seberapa penting semangat hari jadi itu digelorakan ke hati dan sanubari. Secinta apa para pemimpin dan masyarakat terhadap kabupaten ini.
Bukankah ini merupakan warisan dari para pendiri Kabupaten Siak ini, dan selanjutnya dijaga lalu diwariskan kepada generasi berikutnya.
Ketua DPRD Siak Indra Gunawan mengajak sejenak merenungkan hal ini, mengingat tahun depan Kabupaten Siak berusia 25 tahun, disematkan ulang tahun perak pada perayaannya.
Indra Gunawan yang akrab disapa Ngah Ige melihat kesibukan yang dilakukan menjelang Sidang Paripurna Istimewa yang akan digelar di ruang Rapat Paripurna Putri Kaca Mayang, Gedung DPRD Siak.
Undangan sudah disebar, para tokoh pendiri, pejuang, dan pengisi perjuangan diharapkan hadir, demikian juga pucuk pimpinan, ambil bagian dalam helat itu.
“Kami tuan rumah dalam kegiatan itu, kami berharap semua tamu undangan hadir, sehingga acara dapat berjalan khidmat dan lancar,” kata Indra Gunawan.
Ada kegelisahan yang mendalam, dia melihat dengan matanya sendiri bagaimana generasi muda saat ini larut dengan permainan game di ponselnya masing-masing.
Bahkan sebagian besar, berani meninggalkan pekerjaannya, demi melayani minat dan saking asyik dan serunya.
“Duduk berkelompok di warung, lalu begitu bersemangat bermain, sampai lupa dengan orang di sekitar,” kata Ngah Ige.
Itu hanya satu persoalan yang sejatinya itu tidak menjadi persoalan jika semua sama sama menyadari skala prioritas dan posisi diri dalam menjalani hidup ini.
Meski game ada ivennya, bisa dilombakan, namun waktu terbuang percuma, sementara tanggung jawab sebagai individu, sebagai anak, sebagai kepala keluarga diabaikan.
Ini belum sampai bagaimana narkoba merusak tak hanya generasi muda, tapi sudah masuk pada semua lini, bahkan ke pelajar.
Tak ada yang boleh menutup mata atas hal ini. Menjadi tugas bersama memberantasnya dengan mengatakan tidak pada narkoba.
Orangtua, guru, lingkungan dan teman sebaya, berperan penting dalam melakukan penyelamatan.
Penegak hukum, terlihat begitu gencar menggelar curhat setiap pekannya. Hal itu tentu agar terbangun ikatan emosional dan masyarakat tak sungkan lagi untuk bercerita segala persoalan.
Tapi tolong jika masyarakat bersalah, dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan, kecuali yang mengangkut penyalahgunaan narkoba, tentu perlu proses sebelum ada keputusan untuk dibina dalam bingkai rehabilitasi.
Degradasi moral tak hanya pengaruh media sosial di ponsel, tapi juga hiburan berupa musik yang mempertontonkan aurat sebaiknya dibatasi dan menjadi perhatian bersama.
Moral dan mental dipertaruhkan, mengingat sejumlah orang yang menonton dalam keadaan mabuk. “Melihat fenomena itu, saya berpikir apakah ini masih Kabupaten Siak,” ucap Ngah Ige dengan suara parau.
Realita itu jangan dibiarkan berlarut larut. Lagi lagi Ngah Ige mengajak semua pihak dan semua elemen berperan menolak hal yang berkaitan dengan perbuatan mesum dan kebebasan yang membawa menjadi kebablasan baik mental maupun moral.
Beberapa waktu lalu hal ini sudah menjadi pembahasan di dalam rapat Forkopimda, ketika ada seorang remaja putri digilir di kos-kosan, seusai pelaku menonton musik tersebut.
Dan setelah beberapa lama vakum, kini bangkit lagi, ada lagi dan menjadi tontonan lagi. Bahkan di sudut manapun tampil, tetap banyak yang datang.
“Kita menutup mata dengan penjualan minuman beralkohol yang efeknya membuat vatal,” kata Indra Gunawan.
Pada pementasan musik organ itu, ada oknum yang menjual minuman beralkohol secara sembunyi tapi terang terangan. Bahkan yang semakin membuat bergidik, mereka membawa perempuan muda untuk menemani pembeli menikmati minuman, sebelum pembeli bergerak ke bawah panggung untuk berjoget.
“Kita tidak bisa melihat sesuatu hanya daei bungkusnya, hanya dari luarnya, semua bisa dipoles,” sebut Indra Gunawan.
Indra Gunawan mengatakan, setelah pandemi Covid-19 berlalu, masyarakat sedang berusaha bangkit, sementara lainnya masih dalam keadaan sakit.
Indra Gunawan, mengajak lembaga zakat, OPD terkait, untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat, peran RT dan RK, untuk mendata dan memastikan kondisi warga terkini.
Lihatlah mereka sebagai manusia, lihatlah mereka sebagai masyarakat Siak yang memiliki hak dan peluang sama dengan lainnya. Berikan kesempatan mereka bangkit, memiliki keterampilan untuk bekal dalam menata dan menjalani kehidupannya.
Sebagai anak jati Siak, yang dipilih masyarakat menjadi wakil mereka di legislatif, Indra Gunawan ingin selalu ada untuk masyarakat.
“Saya ingin terus menjaga ikatan emosional, saya ingin selalu ada untuk masyarakat,” kata Indra Gunawan.
Makanya Indra Gunawan membicarakan persoalan yang semestinya sebaiknya segera diakhiri, dan berganti dengan semangat membangun, semangat berubah menjadi lebih baik lagi, semangat maju bersama untuk Siak berkemajuan.(adv)