Gunakan Drone untuk Deteksi Harimau di Siak

Siak | Selasa, 09 Mei 2023 - 11:10 WIB

Gunakan Drone untuk Deteksi Harimau di Siak
Ilustrasi (INTERNET)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Tim Gabungan Mitigasi Konflik Harimau Sumatera di Kecamatan Siak dibuat bekerja ekstra. Jangankan menangkap, mendeteksi binatang buas yang dilindungi itu saja tim yang dimotori Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau ini kesulitan.

Ini tergambar dari hasil pemasangan dua perangkap dan dua camera trap di titik-titik yang dicurigai tempat melintas harimau di kawasan pusat pemerintahan Kabupaten Siak itu. Empat alat itu masih belum membuahkan apa-apa.


Kepala BKSDA Riau Genman S Hasibuan menyebutkan, pihaknya menggunakan drone untuk mendeteksi hewan buas tersebut. ‘’Begitu dapat kabar warga, tim bersama dengan BPBD, TNI dan Polri melakukan penyisiran di sekitar lokasi dan menggunakan drone, namun tidak ditemukan keberadaan satwa tersebut. Memang di lokasi ditemukan jejak yang menyerupai jejak harimau sumatera dengan ukuran 13 cm,  jaraknya 1,22 km dari lokasi box trap,’’ kata Genman, Senin (8/5).

Usai menemukan jejak harimau itu, lanjut Genman, tim bersama dengan TNI langsung melakukan pengecekan box trap dan camera trap. Namun keberadaan harimau juga masih belum bisa dideteksi. ‘’Tim akan terus melakukan pemantauan dan menindaklanjuti setiap informasi yang berkembang di masyarakat. Apabila ada kemunculan atau tanda-tanda baru keberadaannya, kami harap segera laporkan,’’ kata Genman.

Sementara itu, BBKSDA Riau menurut Genman akan terus melakukan mitigasi interaksi negatif manusia dan hewan buas ini. Masyarakat juga terus diberikan imbauan agar lebih berhati-hati dalam beraktivitas, terutama pada jam-jam harimau aktif beraktivitas, yaitu dari sore sampai pagi hari.

Seperti diberitakan sebelumnya seekor harimau diduga memangsa warga Siak bernama Andi Sukerman saat berada di kebun karet pada 24 April lalu. Sementara itu, ayah korban bernama Husin (57) mengaku trauma. Tak berani keluar rumah ketika malam hari. Rumah yang dihuni bersama istri bernama Lindawati (53), serta adik korban, ternyata memiliki kamar mandi dan toilet di luar rumah.

Jadi ketika hendak ke kamar mandi, mereka selalu bertiga. Tak berani keluar sendiri sendiri. “Selalu merasa diintai. Kami takut harimau berada di sekitar rumah. Hal ini tentu saja sangat menyiksa,” kata Husin.

Selanjutnya Husin menceritakan bagaimana awalnya istrinya Lindawati dan korban Andi Sukerman (33) mesti ke kebun, padahal Idulfitri tinggal dua hari lagi.  ‘’Pada Rabu (19/4) malam, pengurus masjid mengantar zakat fitrah warga, berupa sembako dan uang Rp290 ribu. Hanya itu yang kami punya, sementara Idulfitri semakin dekat. Kami tidak bisa membayar fitrah,” kata Husin.

Selanjutnya dia, istri dan dua anaknya berembuk. Keesokan paginya korban dan istrinya pergi ke kebun untuk menyadap karet. “Saya menderita sesak napas, jadi tidak bisa bekerja berat. Andi yang menjadi tulang punggung keluarga,” terang Husin.

Disebutkannya, Kamis (20/4) pagi ternyata hujan, jadi Andi dan ibunya baru berangkat ke kebun pada pukul 10.00 WIB, setelah ibunya membuat sarapan, dan mereka makan bersama. “Saya tidak ada firasat apa-apa,” sebut Husin.

Sekitar pukul 14.00 WIB, disebutkan Husin, istrinya pulang sambil menangis, lalu menceritakan Andi putra mereka hilang dan banyak darah di kebun. Saat itu juga dia pergi ke kebun bersama istrinya. Karena ada warga yang melihat, warga ikut membantu mencari Andi.

“Kami mendapati peralatan memanen Andi sudah berserakan dan banyak darah. Saya melihat seperti ada berkas bergumulan, dan saya yakin Andi diserang harimau,” ungkap Husni.
Dia bersama warga yang menemaninya langsung keluar dari lokasi di mana Andi menghilang karena khawatir diserang harimau. Lalu bersama warga yang lebih banyak jumlahnya, TNI adan Polri melakukan penelusuran untuk mencari keberadaan Andi.

“Kaki saya sudah penuh dengan darah sebab di lokasi memang sangat banyak darah. Kami telusuri jejak darah Andi, hingga akhirnya kami temukan jasadnya dengan kepala terpisah,” sebut Husin.

Saat melihat tubuh putranya yang terpisah dari kepala, Husin mengaku sangat sedih. Namun, dia lega isi perut putranya belum dijamah hewan buas itu.  “Harimau menyeret putra saya melintasi belukar, mungkin kepalanya terpisah dari badan dan pakaiannya terlepas karena tersangkut akar dan kayu,” terang Husin.

Puluhan tahun mengelola kebun, dan setiap hari bersama warga berada di kebun, tidak pernah ada warga diserang harimau. Kini, dia mendapati putranya terbujur kaku tak bernyawa dengan kepala terpisah dari badannya. Dia sangat terpukul, dia bertanya-tanya, kenapa hewan dilindungi Undang-Undang itu memangsa putranya yang menjadi tulang punggung keluarga.

Sementara itu, Bupati Siak Alfedri ketika melayat ke rumah korban, mengatakan harimau keluar karena rantai makanannya sudah terputus. Dan akan dicarikan solusinya. Pada kesempatan itu, Bupati Alfedri ada memberikan sedikit bantuan. Sepekan setelah itu, pada Kamis (27/4), Bupati Alfedri mendatangkan Syafi’i (75), warga Minas asal Pelalawan yang enggan disebut pawang atau bomo.

Dia datang ke lokasi di mana korban ditemukan tewas didampingi putranya dan satu orang kepercayaannya bersama warga dan pihak BPBD, BBKSDA, Lurah Kampung Rempak, TNI dan Polri, melakukan semah. Syafi’i mengatakan Bupati Alfedri mengundangnya pada Rabu (26/4), makanya Kamis dia datang. Melihat foto tubuh korban yang tanpa busana dan ditemukan dalam posisi telentang, harimau biasanya meminta korban lagi.

Biasanya ketika harimau memangsa manusia, harimau akan memperlihatkan diri. Tapi dia belum melihat tanda tanda itu. Sampai Senin (1/5), sebelum pulang, Syafi’i belum melihat tanda tanda harimau akan keluar, tapi dia yakin harimau masih berada di dalam hutan.

Ketua Animal Rescue yang juga Kabid BPBD Siak Irwan Priatna mengatakan, pihaknya mematuhi apa yang diminta. Syafi’i meminta kerangkeng diganti lebih besar karena milik BBKSDA hanya sepanjang 2 meter, sementara harimau 2 meter lebih. Pihaknya merealisasikan.

Umpan diganti dari kambing ke anjing liar, pihaknya berusaha memenuhi semuanya. Sebab intinya, Irwan dan timnya ingin harimau segera masuk ke kerangkeng. Bahkan setiap ada yang melihat harimau muncul dan kerangkeng mesti dipindah, dia bersama warga dan timnya memindahkan kerangkeng. “Kami ingin konflik manusia dengan harimau segera berakhir,” katanya.(end/mng)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook