Puisi Atah Roy kepada
Leman Lengkung
Man, jangan pernah kau panjat pokok hari!
Jangan, aku tak ingin petir pecah ke telingamu
Siapa yang akan mendengar sumpah serapahku?
Kau pelita dalam gelap yang mengelayut di pundakku
Man, perahu yang kau tambat di pelabuhan itu, kini hampir tembuk dimakan gelombang
Cepat berlayar, jangan kau tunggu aku melempar sauh marahku
Tinggalkanlah segala dendammu di tebing yang semakin meranggas
Lawan itu arus, kau harus jadi lanun di hatimu sendiri
Punggah segala cahaya sebelum meredup
Man, jangan kau tatap mataku dengan air mata
Terbanglah dengan sayap api yang baru aku beli
Mahal harganya, tapi kerelaan adalah busur cinta
Aku tak akan pernah menyesal demi pengorbanan
Man, sungai tempat kau menyemai mimpi
Telah menyempit tersebab kita terlena
Musim bermusim seperti pisau mengiris pelipis
Kebutaan juga menutup mata kita
Man, kemarau ini tidak akan pernah berhenti
Tanah kita merekah
Aku ingin kau jadi hujan sekaligus badai
Agar mereka tahu, kau anak melayu