PERNYATAANNYA DIANGGAP MELECEHKAN

Effendi Simbolon Didesak untuk Minta Maaf

Seni Budaya | Kamis, 11 Februari 2016 - 20:19 WIB

Effendi Simbolon Didesak untuk Minta Maaf
Effendi Simbolon

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Masyarakat Melayu merasa kesal atas pernyataan Effendi Simbolon yang mengaitkan sikap tiga partai politik asal Koalisi Merah Putih (KMP) yang berubah haluan mendukung pemerintahan Jokowi-JK dengan budaya Melayu.

Sebab dalam pernyataannya itu, tersirat makna bahwa demokrasi ala Melayu berkonotasi negatif.

Baca Juga :KSAD Pastikan TNI AD sudah Kondusif

Budayawan Kepulauan Riau, Husnizar Hood menganggap pernyataan Effendi sebagai sebuah pelecehan tak mendasar. Analogi yang digunakan juga tidak mencerminkan realitas sebenarnya.

"Ini sangat melukai kami. Karena itu, Effendi harus datang ke Penyengat dan meminta maaf pada orang Melayu. Kenapa harus ke Penyengat, itu adalah titik temu orang Melayu," ujar adik kandung tokoh pembentukan Provinsi Kepri, Huzrin Hood itu, seperti diberitakan batampos.co.id.

Sebelumnya, Effendi secara blak-blakan menyebut bergabungnya tiga partai politik asal Koalisi Merah Putih (KMP) ke kabinet Presiden Joko Widodo merupakan bentuk politik ala Melayu yang tidak punya idealisme. Sebab, PAN, PPP dan Golkar sebelumnya memang menjadi pendukung Prabowo Subianto di pemilu presiden 2014 lalu.

"Mungkin demokrasi ala Melayu begitu ya. Enggak punya idealisme. Kan beda kalau zaman dulu ada ideologi. Kalau sekarang pragmatisme, transaksional semua," kata Effendi, Senin (8/2/2016).

Husnizar mengatakan, penyebutan Melayu sebagai bangsa yang pragmatis dan mengedepankan unsur transaksional semata itu juga bukan analogi yang tepat. Husnizar pun menyarankan Effendi belajar budaya Melayu.

"Jangan rendahkan Melayu. Bercakap biar beradab. Bertutur biar teratur," ucap pria yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Kesenian Provinsi Kepulauan Riau ini. (BP/sam)

Sumber: JPNN

Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook