Selain Kepala Desa Padang Sawah Ali Lubis, juga ada Kepala Desa Sungai Liti Zulfan Taufik. Meski dua desa tapi mereka memiliki satu ninik mamak, kepemudaan yang satu dan pelaksanaan berbagai acara adat menjadi satu. Secara adat mereka tidak terpisah. Hanya secara administrasi saja sesuai dengan aturan negara.
Kesederhanaan begitu terasa saat prosesi semah rantau dilaksanakan. Para datuk dan tokoh masyarakat yang ada di dua desa tersebut menggunakan pakaian adat. Seadanya. Tidak mewah, tapi sederhana dan sangat berkelas. Terlihat tulus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan. Keinginan mereka adalah bagaimana agar kampung mereka tetap aman. Tidak ada warga yang mendapatkan musibah saat di darat maupun di sungai. Dengan demikian, bakal bertemu kembali di tahun depan.
Semah Rantau yang dilaksanakan di Desa Padanag Sawah, tidak jauh berbeda dengan desa-desa lainnya. Namanya juga sama, niatnya sama, tetapi tetap saja ada yang berbeda. Perbedaan itu sulit diungkapkan karena lain lubuk lain ilalang. Yang pasti adalah, helat ini dilaksanakan setiap tahun sebagai wujud syukur dan komitmen kepada alam sekitar.
Jika tidak ada aral melintang, tahun depan, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan dengan sederhana karena yang penting adalah niatnya. Sedangkan bentuk dan proses sejak awal hingga akhir adalah bagian-bagian yang memang tidak boleh ditinggalkan. Ada doa, ada cara dan ada nazar. ‘’Selagi kampung akmi aman, masyarakat bebas dari musibah darat dan laut, semah rantau ini tetap akan kami laksanakan. Tapi jika ada musibah, kami tidak melaksanakan,’’ ungkap Datuk Sotieh lagi.(fed)