Bukan hal yang tiba-tiba, sebab kelahirannya memang direncanakan, tapi dengan kesepakatan dan kebersamaan, bahkan keinginan yang merdeka. Maka, Hari Teater Dunia (Hatedu) tahun 2022 menjadi momen sekaligus rahim, tempat awal lahirnya jaringan teater di Riau.
(RIAUPOS.CO) - SEBENARNYA Hatedu selalu dirayakan setiap tahun, meski dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda. Setiap tahun pula pertunjukan teater di Riau ini dilakukan oleh seniman teater bersama komunitas yang mereka besarkan. Tapi hampir setiap tahun itu pula tidak ada perubahan atau inovasi yang berarti bagi pertumbuhan teater di Riau.
Pandemi yang melanda sejak awal tahun 2020, membuat dunia perteateran di Riau, bahkan Indonesia, semakin lesu. Ruang-ruang latihan, ruang pertunjukan, tertutup habis. Kreativitas terhenti. Teater sebagai salah satu roda ekonomi kreatif bagi kaum seniman, tenggelam seketika. Perlu semangat dan kekuatan baru yang harus dimunculkan, khususnya ketika masyarakat sudah mulai berdamai dengan pandemi. Dan, Hatedu tahun ini menjadi momen yang paling baik diambil untuk kebangkitan bersama itu.
Adalah Marhalim Zaini, seniman muda Riau, Ketua Asosiasi Seniman Riau (Aseri), pendiri Suku Seni, menggagas atas pelaksanaan Hatedu di Riau 27 Maret tahun ini. Ia sibuk menghubungi rekan-rekan sesama seniman teater. Kadang sekadar sharing, berbagi dan bercerita, tapi kerap kali serius. Ia seperti mencari jawaban atas pertanyaan besar: bagaimana teater di Riau ini, hendak dibawa ke mana teater di Riau ini? Perayaan Hatedu, momen yang hanya setahun sekali, seolah menjadi jawaban benderang yang harus diwujudkan.
Kegelisahan besar itu kemudian disambut oleh rekan-rekan Marhalim dengan gembira. Awalnya hanya beberapa. Ada Kunni Masrohanti, ada Fedli Aziz, Pay Lembang, Rezza Akmal, Willy Hfi, Siti Salmah, Qori Islami, Syahfitra Harahap, Siti Salmah, Rian Harahap, Ekky Gurin dan lain-lainnya. Dari sinilah mereka saling bercerita dan diskusi sebisanya, membahas teater agar tetap menjadi ruang berkarya tanpa batas dengan kualitas dan sekaligus berharap ekosistem kesenian khususnya teater di Riau, bisa tumbuh dengan sehat.
Tidak hanya atas nama seniman secara pribadi, rencana tentang perayaan Hatedu juga disampaikan ke setiap pimpinan sanggar atau komunitas di Riau, terkhusus sanggar atau komunitas yang berdomisili di Pekanbaru. Antara lain Komunitas Seni Rumah Sunting, Selembayung, Suku Seni, Matan, RB Tengku Mahkota Jelaga, Panggung Tok Tan, dan masih banyak lainnya.
Pertemuan antarseniman teater yang bisa hadir, disepakati, bahwa hari teater tahun ini dirayakan bersama dengan melibatkan seluruh seniman teater di Riau. Maka, ditunjuklah Rian Harahap, aktor fenomenal dalam naskah "Jalang dan Sengketa Cinta" produksi komunitas Seni Rumah Sunting, sebagai ketua panitia.
‘’Alhamdulillah, atas kesepakatan dan semangat bersama, perayaan hari teater dilaksanakan bersama-sama dengan harapan menjadi momen kebangkitan bersama khususnya di dunia teater di Riau sebagai sebuah industri ekonomi kreatif. Kebersamaan yang lama dirindukan dengan mengajak seluruh seniman teater di Riau sampai ke tingkat kabupaten,’’ kata Marhalim.
Informasi perayaan hari teater dunia di Riau ini disebar secara luas dan terbuka. Mulai dari menghubungi secara langsung setiap pimpinan komunitas, sanggar dan lembaga hingga menyebar ajakan bergabung terkait rencana pelaksanaan tersebut di media sosial seperti Facebook, Instagram dan grup-grup WhatsApp. Mulai dari komunitas teater secara umum dan teater sekolah bahkan anak-anak.
Grup WhatsApp untuk memperlancar helat ini pun dibuat dengan melibatkan seniman teater yang menyatakam siap dan bersedia bergabung secara pribadi atau secara komunitas. Puluhan komunitas atau sanggar bergabung dan 30 komunitas menyatakan hadir dalam helat ini.