ESAI SASTRA

Szomorú vasárnap dan Moderato Cantabile di Kedai Kopi Bandar Serai

Seni Budaya | Minggu, 06 Maret 2016 - 00:21 WIB

Tengah percakapan dengan mahasiswa itu, seorang dosen kawan saya, Hukmi, datang. Dan, saya bersyukur atas kedatangannya ke kedai kopi Bandar Serai itu, ketika terjadi dialog dengan seorang mahasiswa itu. Hukmi kemudian nimbrung ikut diskusi. Hukmi, yang seorang etnomusikolog dan lulusan progran magister S2 humaniora ini kemudian menjelaskan panjang-lebar tentang musik, peristiwa musikal, lirik, dan suasana zaman ketika sebuah lagu muncul, yang mungkin erat hubungannya dengan lagu yang mengakibatkan orang bunuh diri itu. Hukmi dan saya tidak mau membuat kesimpulan apakah lirik yang membuat orang bunuh diri, atau musik (irama), atau kedua-keduanya? Mahasiswa yang bertanya di kedai kopi Bandar Serai itu semakin bingung, dan ia pun meninggalkan kedai kopi itu.

Terlepas dari semua cerita itu, bagaimana kalau judul lagu puaka ini dibuat sebagai judul sebuah novel, atau tari, atau musik simphony, dalam bahasa aslinya Hongaria Szomorú vasárnap, maupun dalam bahasa Inggris Gloomy Sunday, atau dalam bahasa Indonesia Hari Minggu (Ahad) Kelabu, atau dalam bahasa Perancis, Sombre dimanche?  Terserah.***

Baca Juga :Zuarman:  Seniman Sangat Perlu Perhatian Pemerintah

Zuarman Ahmad, pemusik, komposer, arranger, pensyarah/ pengajar musik Akademi Kesenian melayu Riau (AKMR), penikmat sastra, penulis cerita-pendek, redaktur Majalah Budaya Sagang, penerima Anugerah Seniman Pemangku Tradisi Prestasi Seni/Musik 2005, Penerima Anugerah Sagang 2009.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook