BERI RUANG KEHIDUPAN BAGI ANAK CUCU KAMI

Impian Kesetaraan dari Siambul

Seni Budaya | Minggu, 24 Januari 2016 - 10:13 WIB

Impian Kesetaraan dari Siambul
SDN 005 Siambul yang ala kadarnya dengan kondisi bangunan dan fasilitas yang dimiliki serta tenaga pengajar. Jefri al Malay/Riau Pos

Terkait dengan keinginan untuk bersekolah tinggi di kampung Siambul, sebenarnya tidak kurang juga namun persoalannya adalah keberatan di bidang ekonomi. Oleh karenanya,, tentu dalam hal itu kata Rodang diperlukan bantuan dari pemerintah semisal bea siswa atau apalah bentuknya. Karena selama ini, bantuan berupa bea siswa itu lebih banyak dari pihak luar, dari negera luar seperti dari Korea ataupun Eropa.

“Menyikapi perubahan yang terjadi, memang sangat diperlukan untuk arah yang lebih baik,” jawab Rodang ketika ditanyai Riau Pos masalah perubahan-perubahan yang terjadi di desa Siambul. Dia yang sejak muda sudah merantau di beberapa kota di Indonesia ini, melihat segala bentuk pola kehidupan. Belajar dari banyak hal dan pengalaman sehingga akhirnya, dia bertekad untuk mempersunting perempuan dari Medan sebagai istri.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kemudian, Rodang dengan waktu yang telah ditargetnya, pulang kembali ke desanya. Pertama yang hendak dirubahnya adalah tata cara berpakaian. Itu memang sudah menjadi niatnya. Karena dulu, masyarakatnya kebanyakan tidak mengunakan pakaian sebagaimana mestinya. Para lelaki jarang sekali menggunakan baju dan perempuan hanya berkemban kain bagian pinggang ke bawah.

Secara perlahan-lahan, Rodang dan istrinya mempertunjukan bagaimana cara berpakaian yang layak. Bahkan, tak jarang melakukan “kampanye” di tengah-tengah masyarakat. Hal itu secara perlahan-lahan pula dapat diterima oleh masyarakat Siambul.

Yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana membangkitkan kesadaran di tengah-tengah masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan karena dulu, pola hidup masyarakat di Siambul menurut Rodang sangat tidak memperdulikan kesehatan. Bahkan di suatu ketika, pernah terjadi 80 orang meninggal dunia dalam satu bulan. “Macam terjadi musibah di kampung ini tetapi tentu saja semua itu diakibatkan pola hidup yang tidak peduli dengan kebersihan dan kesehatan,” jelasnya.

Yang terpenting lagi, lanjut Rodang adalah bagaimana seharusnya menyikapi pola hidup masyarakat Talang Mamak di Siambul. Perubahan ke arah kebaikan yang diharapkan tidak bisa hanya disampaikan tetapi harus ditunjukan dengan sikap atau langsung dicontohkan dan dipraktekkan. Dengan demikian, perlahan-lahan perubahan itu akan diterima dengan sendirinya. “Tetapi hari ini, perrubahan itu dengan cepat dapat diterima karena adanya interaksi dengan para pendatang seperti dari Medan dan juga dari Jawa,” ujarnya.

Kemudian sangat disayangkan oleh Rodang adalah, perubahan yang terjadi yang mengakibatkan terkikisnya identitas yang dimiliki oleh masyarakat Talang Mamak. Identitas yang dimaksud adalah identitas yang seharusnya dipertahankan oleh masyarakat di desa Siambul. Dimisalkan Rodang, adalah bentuk bangunan rumah, adat tradisi dan seni budaya yang memang sudah ada sejak dari dulu.

“Hal ini yang tidak terlihat saat ini. Pengaruh perubahan yang terjadi, sampai-sampai mengikis identitas kami di kampung ini sebagai suku Talang Mamak. Saya khawatir, suatu saat suku kami hanya tinggal nama saja, identitasnya sudah tidak ada terlihat. Kan ini sebenarnya pekerjaan bersama-sama antara pemerintahan desa dan pemerintahan kabupaten beserta masyarakat. Penggalian akan semuanya ini tentu dibutuhkan pendidikan terutama bagi anak-anak suku Talang Mamak. Tidak mungkin selama-lama kami berharap dari orang luar,” terangnya panjang lebar.

Persoalan yang berikutnya adalah di sektor ekonomi. Kata Rodang, sektor ekonomi ini pun tentu saja sangat mempengaruhi banyak hal. Apalagi untuk hari ini, ekonomi masyarakat sangat berat dengan kondisi harga karet yang jauh menurun. Sedangan untuk mengharapkan segala sesuatunya yang tersedia dari alam, tentu tidak bisa berharap banyak lagi. “Sebenarnya harapan kami tidaklah banyak tetapi tolong beri raung kehidupan bagi anak cucu kami,” ucap Rodang tegas.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook