PASIRPENGARAIAN (RIAUPOS.CO) - Banjir yang menggenangi sejumlah titik ruas jalan provinsi di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) belum surut, Jumat (27/10) malam. Ketinggiannya justru bertambah sehingga merendam beberapa bagian jalan menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.
Banjir yang berasal dari guyuran air hujan ditambah meluapnya aliran air Sungai Rokan tersebut mulai meluas merendam sejumlah sekolah, perkarangan rumah warga dan fasilitas umum (fasum) di dua desa Kecamatan Bonai Darussalam. Yakni Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal.
Naiknya ketinggian air mengakibatkan kendaraan bermotor, baik roda empat, roda enam maupun roda dua kembali tidak bisa lewati ruas jalan provinsi di Kecamatan Bonai Darussalam tersebut. Baik itu, dari arah Desa Sontang menuju Batas Duri, maupun sebaliknya arah Duri menuju Desa Sontang hingga ke Pasirpengaraian.
Apalagi, ada satu titik ruas jalan provinsi yang terparah terendam banjir, tepatnya di Dusun I Air Hitam Desa Sontang atau 1,5 kilometer (km) jaraknya dari Kantor Camat Bonai Darussalam. Ketinggian air lebih kurang 50 sentimeter hingga 1 meter. Diperparah kondisi jalan provinsi yang terendam banjir itu hancur dan berubah menjadi jalan tanah hingga lubang yang dalam.
Camat Bonai Darussalam Elfitren melalui Sekcam Bonai Darussalam Suratman SAp pun mengingatkan pengendara untuk tidak melewati jalan ini. ‘’Kita sarankan untuk sementara waktu para pengendara baik mobil pribadi roda empat, truk roda enam dan roda dua agar mencari jalan alternatif lain. Air cukup dalam akibat kondisi jalan tanah dan berlubang di ruas jalan provinsi Dusun I Desa Sontang itu,’’ ujarnya.
Namun, ruas jalan provinsi di Dusun II Delapan Tali Desa Sontang dengan kondisi jalan rigid beton masih bisa dilewati. ‘’Kalau truk pengangkut sawit dan CPO masih bisa melintasi genangan banjir yang merendam sejumlah titik ruas jalan provinsi di Dusun I dan Dusun II Desa Sontang menuju batas Duri. Tapi kendaraan roda empat disarankan sementara waktu jangan dulu melintas ruas jalan ini,’’ tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Sontang Hamidun saat dikonfirmasi membenarkan ruas jalan provinsi Sontang Batas Duri yang terendam banjir tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan bermotor roda empat dan roda dua, kecuali truk pengangkut sawit dan CPO.
‘’Ya, mobil pribadi dan sepeda motor tidak bisa melintasi ruas jalan provinsi Sontang Batas Duri maupun arah sebaliknya. Karena titik banjir yang merendam ruas jalan di Dusun I Desa Sontang cukup dalam, kalau di Dusun II Delapan Tali bisa dilewati karena jalanya rigid beton,’’ sambungya.
Selain ruas jalan provinsi, lanjut Hamidun, banjir juga merendam halaman Sekolah Dasar 005 Kecamatan Bonai Darussalam dan fasilitas umum di Desa Sontang. Namun pihak sekolah masih tetap melakukan aktivitas belajar mengajar di sekolah.
Tak hanya itu, sejumlah rumah warga di Desa Sontang yang sebelumnya hanya digenangi air di perkarangan rumah, petang kemarin banjir sudah mulai masuk ke dalam rumah warga yang secara umum berbentuk panggung.
Fasum juga ikut terendam banjir adalah Masjid Darussalam Desa Sontang, Air sudah masuk ke dalam masjid sehingga warga tidak bisa melaksanakan aktivitas salat berjemaah.
‘’Saat ini, kita belum bisa pastikan berapa jumlah rumah warga yang terendam banjir. Karena baru petang ini (kemarin, red) air mulai naik ke rumah warga. Namun warga masih bertahan dalam rumah dan belum ada yang mengungsi. Masyarakat sudah biasa menghadapi banjir yang rutin terjadi di Desa Sontang,’’ katanya.
Sekda mengaku telah melaporkan kondisi yang terjadi termasuk fasum yang terdampak banjir di Desa Sontang ke Pemerintah Kecamatan Bonai Darussalam. ‘’Kami akan secepatnya mengajukan permohonan permintaan tenda darurat untuk warga yang ingin mengungsi dan speed boat dari BPBD Rohul sebagai transportasi dan mengevakuasi warga yang rumahnya terendam banjir,’’ tuturnya.
Sementara itu, Kepala SDN 003 Kecamatan Bonai Darussalam Desa Kasang Mungkal, Jamil SPd saat dikonfirmasi Riau Pos, Jumat (27/10), mengaku telah meliburkan siswa terhitung, Jumat (27/10) hingga Sabtu (28/10).
Pasalnya, jalan menuju ke sekolah tersebut terendam banjir, meski belum masuk ke dalam ruang belajar dan majelis guru. ‘’Jika banjir telah surut, in sya Allah Senin (30/10) siswa SDN 003 Bonai Darussalam kembali melaksanakan aktifitas belajar mengajar seperti biasa,’’ katanya.
BPBD Riau Minta Kabupaten/Kota Siaga
Curah hujan yang mulai meningkat di Riau dalam beberapa hari terakhir menyebabkan banjir seperti di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul). Terkait hal tersebut, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap bencana banjir.
Kepala Pelaksana BPBD Riau M Edy Afrizal mengatakan, pihaknya juga sudah memetakan lokasi-lokasi yang rawan terjadi banjir. Dimana, daerah yang rawan terjadi banjir di Riau masih didominasi daerah yang berada ditepi sungai besar di Riau.
"Daerah yang masih potensi terjadi banjir yakni yang berada di pinggiran sungai besar. Kalau di Rohul itu Sungai Rokan, biasanya kalau sudah di Rohul banjir maka akan berdampak juga di Rokan Hilir. Karena itu kami minta masyarakat waspada," ujarnya.
Selain itu, demikian M Edy, daerah pinggiran sungai lainnya yang juga rawan banjir yakni di sekitar Sungai Kampar hingga ke Kabupaten Pelalawan. Kemudian di Kabupaten Kuantan Singingi hingga ke Indragiri Hulu.
"Biasanya daerah yang rawan banjir itu di sekitar aliran sungai besar tersebut," katanya.
Namun demikian, hingga saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota terkait kondisi kebencanaan utamanya banjir. Jika nantinya terjadi banjir, dan daerah memerlukan bantuan provinsi, maka akan langsung diberikan bantuan.
"Jika sudah banyak daerah yang terjadi banjir, maka bisa saja ditetapkan status siaga banjir tingkat provinsi Riau. Namun perlu dibahas melalui mekanisme rapat terlebih dahulu," sebutnya.
Sementara itu, terkait status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Riau. Disebutkan M Edy sudah ditetapkan hingga akhir November mendatang, namun jika kondisi cuaca di Riau sudah memasuki musim hujan, maka status tersebut bisa dicabut lebih awal.
"Kami akan berkoordinasi dengan BMKG terkait kondisi cuaca di Riau, kalau sudah memasuki musim hujan, status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan bisa dicabut lebih cepat dibanding waktu yang telah ditentukan sebelumnya," ujarnya.(epp/sol)