PASIRPENGARAIAN ( RIAUPOS.CO) - Muhammad Arifin (17), Salah seorang siswa SLTA di Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu tewas gantung diri di dalam rumah, Ahad (10/11) pukul 18:15 WIB.
Diduga korban yang merupakan warga Lingkungan Kuba, Kelurahan Tambusai Tengah itu, nekat mengakhiri hidupnya karena kesal tidak diberi uang untuk membeli handphone oleh ibu kandungnya.
Kapolres Rokan Hulu AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito melalui Paur Humas Polres Rohul AIPDA Mardiono Pasda SH kepada RiauPos.co, Senin (11/11) menyebutkan, kejadian seorang siswa SLTA di Kecamatan Tambusai tewas gantung diri.
Berawal, Ahad (10/11) sekira pukul 17:30 WIB, korban Muhammad Arifin (20) dan ibu kandungnya Kondoriah (50) sedang berada di depan rumah kediamannya.
Lalu ketika itu, korban meminta uang sebesar Rp5.000.000 kepada orang tuanya guna untuk membeli handphone namun pada saat itu orang tua korban tidak memberikan uang tersebut kepada korban.
Dikarenakan baru satu minggu lalu telah diberikan uang untuk membeli handphone. Namun handphone tersebut telah dijual kembali oleh korban.
Akhirnya korban memaksa orang tuanya untuk memberikan uang, sambil menarik narik orang tuanya. Ketika itu orang tua korban mengatakan tidak ada mempunyai uang, lalu korban mengancam kepada orang tuanya "Jangan Nanti Mamak Nyesal Ya"
Dengan merasa kesal, korban berjalan masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan orang tua korban pergi ke rumah tetangga sebelah dan bercerita dengan tetangganya.
Sekira pukul 18.15 WIB orang tua korban pulang ke rumah guna menunaikan ibadah salat Magrib dan langsung berjalan mengarah kamar mandi untuk mengambil air wudhu.
Ketika itu, kakak korban yang bernama Susi Lestari (22) keluar dari dalam kamar tidur untuk mengambil air wudhu untuk persiapan salat Magrib.
"Pada saat kakak korban hendak menuju ke dapur dan melewati kamar korban dan membuka gorden pintu kamar, melihat korban telah tergantung di dekat pintu kamarnya," ujarnya
Melihat kejadian tersebut, secara spontan kakak korban langsung berteriak dan memanggil orang tuanya dan spontan langsung memotong tali tambang yang telah mengikat di leher korban.
Kemudian langsung mengangkat dan menurunkan korban dan membawa ke ruang tamu sambil berterik minta tolong sehingga tetangga datang ke rumah tersebut.
Mardiono menjelaskan, mendapatkan informasi tersebut, Kapolsek Tambusai bersama anggota piket jaga dan Kanit Reskrim Polsek Tambusai langsung berangkat menuju ke TKP bersama dengan pihak Medis Puskesmas Tambusai I dan sesampainya di TKP personil Polsek Tambusai langsung melakukan olah tempat kejadian (TKP).
Selanjutnya melakukan visum luar terhadap korban Muhammad Arifin yang disaksikan oleh pihak keluarga dan aparat desa setempat.
Ketika itu terdapat adanya luka memar berbekas tali tambang melingkar di leher korban dan tidak ditemukannya tanda tanda adanya kekerasan atau pun hal-hal yang mencurigakan.
"Motif dalam peristiwa gantung diri ini, diduga korban Muhammad Arifin merasa kesal kepada orang tuanya, dikarenakan tidak diberi uang untuk membeli handphone," tegasnya.
Diakuinya, Kapolsek Tambusai berkoordinasi dan menyarankan kepada pihak keluarga untuk dilakukan otopsi guna proses hukum, namun pihak keluarga menolak untuk dilakukan terhadap korban dan hanya dilakukan visum luar.
"Pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas atas kematian korban Muhammad Arifin, lalu pihak keluarga membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan otopsi. Selanjutnya Polsek Tambusai menyerahkan korban kepada keluarga untuk proses sebagai mana mestinya.
Laporan: Engki Prima Putra (Pasirpangaraian)
Editor: E Sulaiman