Imlek 2573, Tahun Kebangkitan

Riau | Selasa, 01 Februari 2022 - 10:32 WIB

Imlek 2573, Tahun Kebangkitan
GRAFIS: AIDIL ADRI (DOK RIAUPOS.CO)

Selain itu, larangan dan pantangan dalam merayakan Imlek di antaranya, minum obat pada hari pertama di tahun baru sangat dilarang karena itu artinya seseorang akan sakit sepanjang tahun. Bahkan, memakan bubur untuk sarapan dianggap sebagai makanan orang miskin. Oleh karena itulah bubur dilarang dimakan sebagai sarapan pada hari pertama tahun baru agar orang tidak memulai tahun baru ini sebagai orang miskin. Lalu, tidak mencuci pakaian bagi orang Tionghoa pada hari pertama dan kedua tahun baru. Mengapa demikian? Karena dua hari pertama di tahun baru merupakan perayaan lahirnya Shuishen (Dewa Air). Bahkan, mencuci pakaian juga dianggap menghilangkan keberuntungan yang sudah mereka dapatkan sepanjang tahun yang sudah lewat.

Mencuci rambut dilarang untuk dicuci pada hari pertama tahun baru. Dalam bahasa orang Tionghoa, kata yang berarti "rambut" memiliki pengucapan dan karakter yang mirip ‘fa’ dalam facai yang berarti "menjadi makmur". Oleh karena itu mencuci rambut dianggap akan "menghilangkan keberuntungan" pada awal tahun baru, menggunakan benda tajam seperti pisau dan gunting yang juga dilarang untuk digunakan agar menghindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan adalah tanda sial bagi orang Tionghoa. Kecelakaan pada awal tahun bisa menjadi pertanda ketidakberuntungan di sepanjang tahun yang baru.


Bagi masyarakat Tionghoa, seorang wanita sebaiknya tidak meninggalkan rumahnya. Jika melanggar, dia akan tertimpa nasib buruk sepanjang tahun. Seorang anak perempuan yang sudah menikah tidak diperbolehkan mengunjungi rumah orang tuanya karena hal itu dipercaya bisa membawa nasib buruk bagi kedua orang tuanya. Orang Tionghoa tidak akan menyapu rumahnya pada awal tahun baru. Membersihkan rumah menggunakan sapu dipercaya akan menyapu rezeki sepanjang tahun. Oleh karena itulah mereka tidak akan menyapu pada hari pertama tahun baru.

Selain itu, orang Tionghoa juga menganggap tangis bayi akan membawa nasib buruk bagi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itulah, pada hari pertama tahun baru ini mereka berusaha sebisa mungkin agar bayi dalam keluarga itu tidak akan menangis sedetik pun. Membeli buku dan sepatu juga dilarang di hari-hari pertama festival karena lafal kedua kata itu secara bunyi mirip dengan kata "kalah" dan "jahat" dalam bahasa Mandarin dan Kanton.

Orang Tionghoa juga tidak akan memberikan pinjaman uang pada hari pertama tahun baru. Dan semua utang seharusnya sudah dibayar menjelang perayaan tahun baru. Jika seseorang meminjam uang kepada orang lain di tahun lalu, jangan pergi ke rumahnya untuk menagih utang. Orang yang menagih utang pada hari pertama tahun baru akan mendapat celaka sepanjang tahun. Kotak tempat penyimpanan beras juga tidak boleh dibiarkan kosong pada hari pertama tahun baru. Kotak beras yang kosong akan membuat pemiliknya cemas karena dianggap sebagai pertanda buruk untuk tahun yang baru.

Bukan itu saja, terdapat larangan bagi mereka yang sedang sakit. Bagi mereka yang sedang sakit harus tetap menerima tamu di ruang keluarga. Membunuh binatang, atau darahnya dianggap sebagai pertanda buruk yang akan membawa nasib buruk. Oleh karena itu orang Tionghoa tidak akan membunuh binatang pada tahun baru. Pisau dan gunting yang bisa menyebabkan luka pun harus disingkirkan untuk menghindari terjadinya kecelakaan.

Menggunakan baju hitam putih dilarang dipakai. Dua warna itu secara tradisional dianggap sebagai pertanda duka. Orang Tionghoa akan menggunakan pakaian warna-warni pada hari pertama di tahun baru untuk menunjukkan keceriaan. Bahkan, orang Tionghoa dilarang memberikan hadiah berupa jam, gunting, atau buah pir. Semua benda itu dipercaya mempunyai arti yang buruk dalam kebudayaan Tionghoa, serta larangan menceritakan hal yang buruk, setiap orang yang merayakan Imlek sebaiknya jangan bercerita tentang kesedihan dan kematian, karena itu akan dianggap bermakna buruk dan sial.

Bukan hanya itu, bagi etnis tionghoa setiap menu yang disajikan spesial untuk merayakan Imlek dipercaya sebagai simbol harapan dan doa agar seluruh anggota keluarga dilimpahi kesehatan dan keberuntungan di tahun yang baru. Seperti, kue keranjang yang hanya dibuat pada saat menjelang Imlek ini juga disebut dengan nian gao (kue tahun baru). Bentuknya yang bulat melambangkan harapan kerukunan dan persatuan dalam keluarga. Selain itu, teksturnya yang lengket menandakan keakraban antar-anggota keluarga. Sajian ikan bandeng kerap hadir di perayaan Imlek karena dianggap melambangkan kelimpahan rezeki dan kemakmuran. Ikan bandeng biasanya diolah menjadi otak-otak dan dihidangkan secara utuh dari kepala hingga ekor dengan berat minimal tiga kilogram agar dapat disantap oleh seluruh anggota keluarga. Setiap perayaan Imlek, jeruk memang tidak pernah ketinggalan untuk disajikan, baik jeruk mandarin, tangerine, maupun jeruk bali (pomelo).

Siu mie merupakan makanan yang memiliki peranan penting di setiap acara adat Cina, termasuk Imlek. Mi ini memiliki arti khusus bagi masyarakat Tionghoa, yaitu simbol dari umur panjang, kebahagiaan, dan rezeki yang berlimpah. Ayam atau bebek adalah kuliner khas Imlek selanjutnya adalah ayam atau bebek. Sama seperti ikan, ayam atau bebek disajikan secara utuh. Makanan ini dianggap menggambarkan keutuhan keluarga dan bahagia. Selain itu, ayam atau bebek menjadi simbol udara yang memiliki arti kesetiaan dan ketaatan. Manisan merupakan salah satu makanan ringan yang selalu ada saat Imlek. Cemilan ini biasanya disuguhkan di kotak segi delapan yang dikenal sebagai tray of togetherness atau prosperity box.

Manisan segi delapan mengandung makna pada masing-masing kotak. Seperti kacang tanah yang melambangkan panjang umur dan semangka merah yang melambangkan kebahagiaan dan kejujuran. Kue Mangkuk juga menjadi kue yang sering hadir pada saat perayaan Imlek adalah kue mangkuk. Kue mangkuk yang berwarna merah dan berbentuk mekar ini melambangkan rezeki yang akan terus berkembang sepanjang tahun. Dan Yu sheng merupakan makanan berupa salad yang berisikan aneka sayuran seperti wortel, lobak, dengan potongan ikan tuna atau salmon mentah segar yang sebelumnya direndam dalam campuran minyak wijen, minyak goreng, dan merica.









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook