PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Perayaan Imlek sangat dinantikan oleh setiap warga Tionghoa di seluruh dunia. Tak terkecuali di Provinsi Riau. Dalam sistem penanggalan Cina, Imlek 2022 atau 2573 di Era Konfusius (Kongfuzi/Konghuchu) akan jadi tahun macan air yang jatuh pada hari ini (1/2).
Menurut Ketua PSMTI Riau Stephen Sanjaya kepada Riau Pos, Senin (24/1), macan air merupakan salah satu shio yang melambangkan kekuatan, keberanian, percaya diri, dan memerangi kejahatan. Di mana, macan dinilai sebagai raja dari semua binatang. Namun, shio macan air memiliki kepribadian dengan rasa harga diri yang tinggi dan kemampuan belajar yang sungguh-sungguh. Tahun macan air dianggap banyak hal positif akan tercapai, namun tak semua kesempatan atau hal positif bisa menjadi pencapaian yang diinginkan. Seseorang harus tetap mewaspadai segala risiko yang akan terjadi.
"Ya, di tahun ini sangat luar biasa. Bisa jadi peluang yang ada menjadi titik pencapaian yang tinggi. tetapi tetap akan ada risiko yang harus diwaspadai. Dan ini yang harus diperhatikan dalam setiap keputusan yang akan diambil, " ucapnya.
Dilanjutkan Sthepen karena di tahun ini merupakan shio macan, di mana identik dengan hewan buas. Sehingga di tahun ini harus ada yang menetralisir seperti menggunakan pakaian yang lebih lembut.
"Untuk usaha jangan terlalu terpaku dengan bisnis online, namun lebih fokus kepada bisnis yang lebih tahan banting seperti bisnis furnitur dan offline lainnya, " kata dia.
Dirinya berharap di tahun macam ini pandemi segera berakhir. Sehingga aktivitas bisa berjalan normal lagi dan virus varian baru tidak bermunculan lagi.
"Kami mengimbau warga Tionghoa untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan tidak terlalu merasa terbuai dengan keleluasaan yang diberikan pemerintah. Dan semoga tahun macan ini jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya," harapnya.
Sementara itu Ketua Dewan Pembina PSMTI Riau Peng Suyoto mengatakan, menurut perhitungan kalender Tionghoa, Tahun Baru Imlek 2573 jatuh pada Selasa 1 Februari 2022. Di mana setelah tahun lalu menjadi tahun transisi bagi seluruh sektoral sehingga tahun 2022 ini harus menjadi tahun kebangkitan untuk semua sektor dan selalu berhati-hati dalam setiap langkah.
Apalagi secara tradisi Tionghoa, setiap shio memiliki keterkaitan satu sama lain dengan cabang bumi. Hal itu berdasarkan urutan dan sifatnya seperti kayu, api, bumi, logam, dan air sebagai bagian dari lima elemen alam. Bahkan, terdapat 12 shio yang memiliki keistimewaannya masing-masing. Di antaranya tikus, kerbau, macan, kelinci, naga. Selain itu ada ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Namun di tahun 2022 ini terdapat sejumlah shio yang akan mengalami chiong atau kesialan berdasarkan ramalan feng shui di antaranya; shio babi, shio macan, shio monyet, dan shio ular.
Shio babi akan mengalami chiong di tahun 2022. Keadaan tidak akan berjalan lancar seperti biasanya. Sehingga Anda tidak bisa mengelola situasi. Itu sebabnya shio babi diharapkan untuk bersikap terbuka dan turunkan ekspetasi. Jalankan banyak ide dengan menjaga jarak aman. Mereka juga diprediksi akan mengalami kegagalan usaha. Sehingga, menjadikan mereka rugi.
Shio paling sial yang pertama di tahun macan air 2022 adalah shio macan. Untuk orang-orang yang termasuk shio ini, mereka akan kesulitan untuk menabung lantaran banyaknya pengeluaran tidak terduga. Maka dari itu, bila Anda adalah pemilik shio macan dianjurkan untuk membuat perencanaan pengeluaran jauh-jauh hari. Sementara itu, untuk hubungan asmara, shio macan juga akan makin memanas lantaran adanya amarah yang sulit untuk dikendalikan. Bahkan, masalah tentang kesehatan pun diramalkan kurang, terutama yang berkaitan dengan penyakit dalam.
Tahun macan Air 2022 tampaknya kurang berpihak pada shio monyet. Bukan hanya akan ada penurunan finansial yang cukup drastis, tapi juga akan mendapat gangguan dari orang lain. Kesialan yang akan didapatkan oleh shio monyet tidak hanya berhenti di sana, karena masih banyak kesialan yang lain.
Sama seperti macan, shio ular juga akan mengalami kesialan atau chiong di tahun 2022. Di mana shio ular akan menghadapi banyak kejadian aneh sehingga akan membuat shio ular stres. Daripada mengasihani diri sendiri, shio ular disarankan untuk secara aktif menyibukkan diri. Di antaranya, menekuni hobi dan berkebun.
"Di tahun macan ini menjadi tahun yang sangat keras. Seperti di tahun ini banyak komoditi yang laku keras, tapi juga ada sektor yang terjun payung. Itulah mengapa orang Tionghoa percaya di tahun macan ini tergantung pada besar dan kecilnya macan yang ada. Jika besar, maka besar juga kesempatan dan peluang usaha yang mereka dapatkan dan sebaliknya," kata dia.
Di tempat yang sama, Humas PSMTI Riau Ketjing menjelaskan, kegiatan satu hari menjelang pergantian tahun baru bagi warga Tionghoa yang masih mengikuti tradisi budaya adalah melaksanakan sembahyang kepada para leluhur atau orang tuanya yang telah wafat di altar rumah masing-masing.
Hal tersebut sesuai pepatah Tionghoa, ketika minum air ingatlah sumbernya. Maksudnya kita ada di dunia ini karena adanya budi orang tua dan leluhur kita. Umumnya semua masyarakat sibuk mempersiapkan akhir menyambut tahun baru Imlek (Hokkian : sincia), seperti memasang pernak-pernik Imlek, menyiapkan kue-kue dan minuman untuk kerabat dan tamu yang akan berkunjung masak makanan utk makan malam bersama keluarga tapi di kota-kota besar umumnya makan di restoran atau hotel.
Setelah itu, malam chuxi ini yaitu sebelum pergantian tahun, melaksanakan ritual dan syukuran tahun yang berlalu dan berdoa menyongsong tahun baru dengan harapan-harapan yang baik. Kemudian, ritual tersebut dapat digelar di rumah masing-masing atau dialek Hokkian: pai thikong, sujud sembah (puja) kepada Tuhan YME ) maupun ke tempat ibadah sesuai keyakinan masing-masing.
Masyarakat Tionghoa menganggap hari pertama di Tahun Baru Imlek merupakan awal mulanya nasib dan keberuntungan pada tahun yang bersangkutan. Sehingga banyak sekali larangan dan pantangan dalam merayakan Imlek.
"Semua larangan atau pantangan ini boleh dipercaya atau tidak, tergantung pada pribadi masing-masing. Tapi sebagian masih dipercayai masyarakat Tionghoa. Namun sebagian lagi sudah tidak terlalu ditaati karena perkembangan zaman dan era globalisasi. Terutama bagi generasi muda, seperti berpakaian warna hitam dan putih dan potong kuku," kata dia.