RIAU (RIAUPOS.CO) -- CURAH hujan sejatinya menjadi berkah dan rahmat. Namun, saat ini malah menjadi momok di tengah masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai dan daerah rawan banjir. Bagaimana tidak, curah hujan yang hanya turun dengan intensitas waktu yang tidak lama sudah menyebabkan adanya genangan air dan meresahkan warga.
Bahkan di beberapa daerah di Riau, banjir mulai membayangi dan memasuki pemukiman warga hingga akses penting masyarakat. Seperti akses transportasi, fasilitas umum dan beberapa sarana penting lainnya. Ibarat kata pepatah sudah jatuh tertimpa tangga. Hujan yang sejatinya menjadi berkah malah menjadi bencana. Kondisi ini jika dibiarkan berlarut-larut bisa membuat lumpuh pelayanan dan aspek kehidupan bermasyarakat. Bukan tidak mungkin ekonomi lumpuh, penyakit bermunculan dan imbas negatif lainnya.
Kalau sudah seperti ini siapa yang bisa disalahkan? Mungkin bukan waktu yang tepat untuk saling menyalahkan dan mencari kambing hitam. Tapi bagaimana mencarikan solusi dan melakukan langkah cepat untuk membantu dan mengantisipasi datangnya banjir kembali.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Rokan Hulu baru-baru ini. Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Rokan Hulu dalam sepekan terakhir. Dampaknya ribuan rumah penduduk di sejumlah desa dan kelurahan yang tersebar di lima kecamatan terendam banjir.
Luapan air berasal dari luapan sungai besar dan kecil yang ada di negeri seribu suluk itu. Sebagian desa kondisi banjir berangsur surut, tapi masih ada juga rumah warga yang tergenang banjir.
Berdasarkan data yang dirangkum dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rohul, banjir merendam ribuan rumah penduduk dan ruas jalan terjadi di lima kecamatan. Yakni Rambah, Rambah Hilir, Bonai Darussalam, Rokan IV Koto, dan Kunto Darussalam.
Situasi ini mengakibatkan ruas jalan provinsi dan perkarangan rumah warga di lima desa di Kecamatan Bonai Darussalam terendam banjir. Sedikitnya terdata 500 rumah penduduk di sana yang telah tergenang bencana alam tersebut.
Kondisi yang tidak jauh berbeda juga dirasakan di Kota Dumai. Hujan dengan durasi tidak terlalu lama itu membuat beberapa ruas jalan tergenang dengan ketinggian mencapai 30 centimeter. Kondisi ini membuat akses transportasi masyarakat terganggu dan membahayakan pengendara yang melintas.
Belajar dari pengalaman tahun ke tahun, hal ini sejatinya dapat diantisipasi. Dimulai dengan aksi kepedulian lingkungan, mempersiapkan daerah resapan air hingga langkah-langkah inovatif lainnya perlu mendapat perhatian bersama.
Apalagi Badan Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya peningkatan tekanan udara di wilayah Siberia dan Asia Timur dalam beberapa hari terakhir. Jangan sampai kondisi ini terus berlarut-larut dan kegalauan akan datangnya musim hujan terus membayangi masyarakat. Saatnya kita lebih peka dan peduli lingkungan dimulai dari sekarang, sebelumnya semuanya terlambat.***