Hot Spot Berkurang, Tetap Waspada

Riau | Senin, 30 September 2019 - 10:55 WIB

Hot Spot Berkurang, Tetap Waspada
Mulyono R. Prabowo(Deputi Bidang Meteorologi BMKG)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di berbagai daerah terus berkurang. Hujan yang terus turun mengurangi titik panas (hot spot). Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya penurunan signifikan jumlah titik panas di wilayah Indonesia. Menurut pantauan satelit Modis (Terra Aqua), Suomi NPP, dan NOAA-20 selama 3 hari terakhir, yakni 26-28 September 2019, ada penurunan sebesar 78 persen dibandingkan seminggu sebelumnya, yakni pada periode 22-28 September 2019.

"Jumlah hot spot di wilayah Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Timur fluktuatif. Sedangkan di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan fluktuatif cenderung menurun sampai 28 September 2019," jelas Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R. Prabowo.


Dia mengatakan, kecenderungan penurunan jumlah titik panas di Indonesia dan negara Asia Tenggara secara tidak langsung dapat menurunkan sebaran asap.  Namun, masyarakat masih harus mewaspadai terjadinya karhutla. Sebab, potensi hujan belum signifikan di beberapa daerah tertentu. Sementara itu, di Jambi, dalam sembilan hari terakhir ada penurunan hot spot yang sangat signifikan. Pada 21 September, jumlah hot spot mencapai 799 titik. Namun, kemarin tinggal 30 titik api. Demikian pula dengan Riau. Berdasarkan pantauan satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hingga pukul 19.55, hanya ada satu titik api dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen. Hal tersebut membuat jarak pandang lambat laun pulih.

"Sekitar 7 hingga 10 km," ujar Koordinator Lapangan BBTMC-BPPT Posko TMC Pekanbaru Samba Wirahma.

Sementara itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali menambah jumlah segel pada lahan perusahaan yang terbakar. Pada 25 September, Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) LHK telah menyegel 56 lahan yang terbakar milik perusahaan. Selanjutnya, pada 28 September, jumlahnya bertambah menjadi 62 lahan.(tau/han/oni/jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook